Bab 20 - Its hurt

20.8K 1.7K 99
                                    

Playlist : Finneas - Break my hearts again

Jangan lupa klik bintang di pojok kiri, terimakasih 🙏🏻

---Happy Reading---

Seruni masih di tempat yang sama. Sudah 2 kali ia memesan minuman dengan varian rasa yang berbeda. Sambil sesekali memikirkan perkataan Radit beberapa jam yang lalu.

Ia melihat pesan yang sudah lama tak pernah ia hapus di aplikasi chatting nya. Semuanya terasa terlambat menurut nya. Semuanya sudah selesai, ia juga harus bahagia. Persetan dengan Radit yang  mencintainya nya sekarang. Dirinya sudah tidak peduli lagi.

Permintaan maaf dari Mas Radit bukan menjadi obat penyembuh luka, ia sudah memaafkan tapi rasa sakit nya masih membekas dan tak ada obat yang lebih mujarab selain mengikhlaskan.

Baru saja ia berpikir dengan tenang, perempuan berambut sedikit pirang dengan menggunakan pakaian dinas nya masuk ke tempat yang sama dengan Seruni. Lalu duduk di depan Seruni dengan gaya amat terlihat santai, tentu saja Seruni kaget.

"Mbak Siena?" ucapnya dengan raut terkejut.

"Ternyata saya salah menilai kamu ya" jawab nya  dengan sinis.

"Maksud kamu apa ya Mbak?" seruni tak mau terpancing

"Dari dulu saya sudah mewanti-wanti agar Radit tidak dekat dengan kamu, akhirnya kekhawatiran saya benar kan. Kamu menyukai Radit?"

Seruni tertawa, tentu saja mengundang tatapan pengunjung yang lain.

"Sejauh mana kamu mendengar percakapan tadi mbak? Cemburu mbak lucu juga ya sampai membohongi Mas Radit" tanya nya sambil menatap wajah Siena yang sudah terlihat kilat marah nya. Seruni tahu ada Siena yang diam-diam menguping saat mereka berdua ada di kafe bersama Radit. Radit di bohongi, Seruni sudah yakin ini akan terjadi. Siena tak sebaik yang Seruni pikir.

"Jauhi Radit, dia sudah milik saya. Kamu nggak lihat jari manis ini melingkar. 3 bulan lagi kami akan menikah" sambil menujukan cincin yang seruni pilih dulu.

Seruni menertawai dokter spesialis anak itu, Bahkan perutnya sedikit keram karena terlalu keras tertawa. Bahkan cincin itu gue yang milih sialan!

"Mbak cantik, mbak juga seorang dokter. Apa rasanya ini saya tidak salah mendengar ucapan mbak barusan?" tanya nya lagi.

"Kamu nggak mau saya sebut pelakor kan?" tanya nya dengan mengabaikan pertanyaan Seruni. Siena menggebrak meja sontak membuat pengunjung yang lain melihat ke arah mereka.

Wah Siena mengibarkan bendera peperangan. Baik, ternyata perempuan itu menyukai pilihan yang mudah, Ingin bermain kasar. Pikir seruni sambil tersenyum simpul.

"Tolong siapkan kuping mbak dengan baik. Atau jika masih ada yang kurang jelas saat saya menjelaskan setelah ini, alat ini bisa di gunakan nanti" sambil menyodorkan Cotton buds. Tak sia- sia ia selalu membawa barang kecil itu di dalam tas kerjanya. Berguna untuk dokter yang ada di depan nya ini.

"Saya dan mas Radit dekat sebelum mbak mengenal dia, mungkin mbak juga tahu cerita kami. Kami dekat dari kecil. Mbak nggak ada apa-apanya dengan saya, saya bahkan sampai hafal kebiasaan Mas Radit. Harusnya saya yang protes begini, tapi saya tidak begitu. Saya menyukai mas Radit sudah 2 tahun itupun semenjak kalian belum kenal, dan saya sudah melupakan Mas Radit semenjak kalian tunangan dan jauh jauh sebelum kalian tunangan saya sudah mengubur nya dalam-dalam. Dan saya mendukung kalian, Maaf telah menyukai mas Radit dan saya menyesali sekarang. Dia hanya menganggap saya adik, sampai kalian lamaran pun tetap tidak berubah. Mbak spesial, Mas Radit memilih mencintai mbak Siena. Bukan saya" tungkas nya dengan nada sehalus mungkin agar Siena juga mengerti.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang