Bab 40 - Menjemput Ineu

22.2K 1.6K 114
                                    

Vote nya kakaaa...

Aku mau tanya, gimana sih menurut kalian cerita ini? Boring enggak?

Btw kemarin rank 1 di salah satu tagar, makasih banyak ya untuk support dari kalian😭❤

---Happy Reading---

Hari ini kami pulang ke rumah Mas Althaf. Aku mengeluarkan koper dari dalam mobil. Bi Um sudah menyambut kami di depan pintu. Bahkan sesekali tersenyum ke arah Mas Althaf, senyum bahagia.

Bi Um memeluk aku di depan pintu sedangkan Mas Althaf sudah masuk duluan menyeret koper.

"Selamat ya Mbak, bahagia sama Bapak. Bibi ikut seneng, ayo masuk, Bibi udah nyiapin makanan di dapur ... " ucap Bi Um lalu mengajak aku masuk ke dalam.

"Iya bi makasih, Uni masuk dulu bi. Mau mandi, lengket."

Aku masuk ke dalam kamar menyimpan tas dengan sembarangan. Lalu pergi membuka lemari, mengambil handuk baru, tapi tunggu semuanya kosong bahkan semua bajuku entah pergi kemana.

Aku panik, kemana perginya baju - baju ku serta dalaman aku?

Kebetulan Bi Um baru saja muncul di balik pintu.

"Eh, bibi ..." baru saja aku akan menanyakan. Bi Um sudah angkat bicara terlebih dahulu.

"Mbak, bibi udah mindahin baju ke kamar Bapak. Bapak yang nyuruh, kemarin Bapak telfon."

Aku hanya mengangguk, "Oh. Iya bi." jawab ku.

Bi Um sudah berlalu pergi. Aku bangkit menuju kamar sebelah. Aku lupa, kita sudah resmi jadi pasutri. Lagian Mas Althaf nggak bilang mau mindahin baju-bajuku.

"Eh ... Mas?" ucap ku refleks kaget saat melihat Mas Althaf dalam kondisi hanya memakai celana dalam bolak - balik di depan lemari, seperti mencari sesuatu. Entah sudah mandi atau belum, yang jelas Mas Althaf hanya menggunakan celana dalam berwarna hitam. Untung aku nggak liat burung Mas Althaf, karena posisi Mas Althaf memunggungiku. Tapi, ya tetap saja, aku jadi panas dingin. Ketar - ketir melihat penampilan Mas Althaf yang hampir naked itu.

"Tutup pintu kamar nya, Uni tolong carikan celana dalam saya sama handuk. Saya mau mandi." perintah nya dengan santai. Enggak ada perasaan malu sama sekali. Mas Althaf malah enteng berjalan di depan aku, persis mirip seperti tuyul raksasa.

"Loh? Masa barang sendiri nggak tahu si mas." omel ku.

Mas Althaf sepertinya terusik mendengar ucapan ku, bahkan hanya melemparkan tatapan kesal nya.

"Biar saya cari sendiri." jawab Mas Althaf kembali, lihat Mas Althaf sensitif banget kan?

"Kamu mandi aja duluan mas, aku cari nanti, handuk sama emm ... nanti nyusul."

"Kemarin saya suruh bibi masukin baju kamu ke lemari saya. Saya cari nggak ada, saya mau tanya bibi udah tanggung telanjang gini." jelas Mas Althaf sambil menghadap aku.

Aku merona, "Yaudah sana masuk ih." ucap ku sambil  membuka lemari.

Aku menatap ke belakang, Mas Althaf sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Baju mas Althaf tertata rapih, aku membuka laci di sebelah nya. Ternyata barang milik Mas Althaf bersembunyi di sini, bersama dengan underware milik ku.

"Mas buka. Ini handuk nya." teriak ku sambil mengetuk pintu kamar mandi.

Cklek. Mas Althaf membuka pintu kamar mandi, bahkan busa shampo nya masih bersarang di kepala. Bahkan kalau aku nakal lihat ke bawah aset Mas Althaf pasti kelihatan, tidak tertutupi apapun.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang