Bab 31 - Bertemu

20.6K 1.5K 58
                                    

Ada yang rindu work ini? 🤭 Maaf, aku baru update lagi. Semoga kalian masih baca work ini ya. Kalau suka boleh kasih vote, komen dan share juga boleh❤🤩

---Happy Reading---

Sudah satu minggu berlalu, hubungan mereka semakin dekat. Untungnya kemarin lukanya tidak terlalu parah. Hanya kulit kepala nya yang sobek, dan mendapat beberapa jaitan disana. Pekerjaan Seruni terbengkalai, sudah seminggu ini tidak masuk kantor.

Menjadi kekasih Mas Althaf tidak mudah. Banyak sekali haters, padahal dirinya seorang duda. Tapi tetap saja kharisma lelaki itu kuat, seluruh kantor mendadak ramai. Apalagi setelah pasca penyerangan Alice seminggu yang lalu, membuat semuanya heboh. Entah sekarang bagaimana kabar Alice, yang ia tahu dua hari yang lalu Alice sedang jalan-jalan di Bali, memang perempuan itu, tidak tahu diri.

Seminggu ini Mas Althaf mendadak menjadi baik sekali, setiap pagi selalu masuk ke kamar dan selalu membawa sarapan. Terkadang Mas Althaf mendadak menjadi seorang calon suami siaga, mengingatkan Seruni untuk selalu minum obat tepat waktu. Keuwuan yang baru Seruni rasakan, tak henti-henti nya Seruni tersenyum. Ah ... Sungguh, manis sekali.

Seruni menetralkan kembali raut wajah nya, saat lelaki yang sedang ia bayangkan datang, membawa semangkuk bubur dan air putih di nampan.

"Sudah bangun?" sapa nya dengan suara yang berat, apalagi sekarang Mas Althaf sudah rapi sekali.

"Sana keluar. Aku masih jelek, kamu udah rapih banget." jawab Seruni dengan malu. Dirinya masih menggunakan piyama, sedangkan lelaki ini sudah rapih sekali.

"Kamu usir saya? Saya ada rapat hari ini sama staff di kantor." sambil mendaratkan bokong nya di ranjang.

"Ketemu Irene dong? nanti kamu di modusin lagi sama dia!" Gerutu Seruni sambil menyingkap selimutnya.

"Kamu mau kemana sih? Cepat sini, sarapan dulu. Saya suapin ... Habis itu saya ke kantor." timpal nya lagi dengan wajah biasa saja.
Mas Althaf selalu saja begitu, memasang wajah datar, enggak ada beban banget wajah nya.

Sesekali Seruni bingung membedakan wajah Mas Althaf yang kelewat biasa aja, antara marah dan enggak tetap sama. Tapi tetap gagah, apalagi liat bibir nya. Astagfirullah sadar! ini masih pagi sekali.

"Ya udah kamu berangkat aja. Ketemu lagi sama Irene, apalagi nggak ada aku di kantor. Kebayang semakin gencar si nenek lampir deketin kamu." jawab Seruni dengan ketus.

"Masih pagi, kamu udah cemburu aja, negatif terus pikiran kamu ... Irene kan sudah resign kemarin, sekarang rapat dengan manager baru."

Seruni membulatkan matanya, apa benar? Kenapa teman-teman nya tidak memberitahukan nya? Atau mungkin mereka juga tidak tahu.

"Oh, bilang dong dari tadi Mas nya. Yaudah suapin ... Aaa " ucap Seruni dengan senyum nya.

Ah kalau kayak gini kan, dirinya jadi malu sendiri.

Mas Althaf mengambil mangkok bubur nya. Sedangkan Seruni masih memakai piyama berwarna putih, dengan bentuk v neck, menampilkan belahan dadanya yang putih mulus.

Althaf masih terlihat tenang saat melihat penampilan Seruni yang boleh di bilang, sexy. Padahal ini masih pagi, buru-buru Althaf memalingkan wajah nya. Sedangkan tangan kanan nya menyuapkan bubur ke mulut perempuan itu. Tapi, salah sasaran.

"Mas kamu niat nggak, kamu ngasih aku sambel nya." gerutu Seruni dengan sebal.

"Saya nggak bisa lama-lama kalau penampilan kamu tiap pagi seperti ini. Ada yang sakit ... Cepet sini ngunyah nya, lama kamu!" Timpal Althaf mendadak ketus, padahal tadi masih baik-baik aja.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang