Bab 39 - Underware kamu masih banyak kan?

24.9K 1.5K 100
                                    

Judul part terpanjangggg wkwk.

Hai ada yang rindu work ini? cung
Vote dan komentarnya kaka.......

---Happy Reading---

Aku menguap lalu menutup mulut ku, ini sudah pukul setengah 2 pagi. Jangan harap ada adegan Mas Althaf membalas pijatan ku dengan ciuman panas nya, selesai minta di pijat Mas Althaf malah tertidur dengan pulas.

Mungkin kecapean atau memang pijatan plus-plus dari ku yang terlanjur keenakan.

Aku ikut merebahkan diri di samping Mas Althaf yang sudah terlanjur tertidur dengan posisi tengkurap, mengecup pipi nya dengan lembut, lalu menyelimuti tubuh Mas Althaf. Jujur aku benar - benar tidak bisa tidur. Harus nya bisa, karena kemarin aku hanya tidur 3 jam dan di tambah hari ini, menyita seluruh energi ku, tapi sialnya mataku sulit sekali terpejam.

Alasan nya karena ...

Sumpah aku deg - degan! rasanya panik, berbeda sekali dengan Mas Althaf yang sudah tertidur dengan pulas nya.

Menatap langit - langit kamar, aku melirik ke samping Mas Althaf yang belum terusik. Beruntung nya aku memiliki suami yang saat tidur, enggak mendengkur sama sekali. Aku bebas mengakses setiap wajah lelap nya, bahkan aku lihat, bibir nya tipis dan sexy. Oh ... Aku membayangkan betapa hawt nya bibir Mas Althaf kalau lagi cipokan.

***
Sinar matahari menebus tirai jendela. Memaksa aku untuk segera membuka mata, aku membuka lamat - lamat.

Nggak ada istilah morning kiss atau elusan manja untuk membangunkan aku, yang ada Mas Althaf berpikir bahwa aku pingsan.

"Uni. Hey bangun ...! Sudah mau dzuhur, kamu pingsan apa bagaimana?" ucap Mas Althaf terdengar di telingaku, sambil mengguncangkan paksa tubuh ku untuk bangun. Sesekali menepuk pantat.

"Eungh ... Mas? Sudah subuh ya?" ucap ku sambil menutup mata kembali karena terganggu dengan sinar matahari, seperti nya Mas Althaf sengaja membuka jendela kamar. Aku bersembunyi di balik bantal, lalu memeluk bantal di samping.

"Hampir mendekati dzuhur, bahkan saya udah ke sana kemari. Kamu belum juga bangun." decak nya sambil memegang kedua pinggang nya.

"Maaf mas harusnya aku bangun pagi. Kamu udah sarapan?" tanyaku basa-basi. Sambil melirik jam di ponsel di samping nakas.

Sudah jam 12 pas.

Aku malu sekali, ini sudah masuk waktu jam makan siang. Pantas saja Mas Althaf mengira aku pingsan, aku bangun kelewat siang.

"Belum." jawab nya singkat.

"Aku masakin ya?"

"Kita sedang ada di hotel, sayang ..."

Ah ... Aku menahan malu dan senang juga. Akhirnya Mas Althaf bilang sayang juga. Kan sweet banget kedengeran nya.

"kita check out kapan?" tanyaku saat membuka selimut.

"Besok."

"Aku mandi dulu, makan di luar aja ya?" tawarku.

"Hemm ..." jawab nya singkat lalu merapihkan tempat tidur.

"Idaman banget sih, suami aku. Besok-besok, aku janji bangun pagi. Pagi tadi, aku ngga bisa tidur mas. Aku tidur jam 4."

"Besok-besok jangan lagi. Nggak subur, eh maksud saya nggak sehat untuk tubuh kamu." jawab nya lagi sambil melipat selimut.

Ah... subur terus yang Papa Ineu bahas. Eh sehat ya, maksudnya?

Aku terkekeh geli, aku paham kemana arah maksud nya.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang