Bab 19 - Again.

19.6K 1.6K 24
                                    

Vote dulu di pojok kiri bawah ya, thank you ❤


---Happy Reading---

Seruni pulang dengan Taxi, jalanan di ibukota yang sering sekali macet apalagi di jam orang-orang kantor pulang. Sambil mendengarkan Playlist di handpone canggih nya. Ia masih berperang dengan pikiran nya sendiri, tak disadari mobil yang di tumpangi sudah sampai di perumahan. Segera ia membayar taxi itu, lalu membuka pintu. Tak di sangka ia melihat Ineu yang sudah menangis di sofa, sedangkan Bi Um sibuk mengobati Ineu yang terus menangis kesakitan. Ada luka di lutut kaki nya.

"Loh, ineu kenapa Bi?"

Ineu yang harusnya senang melihat Seruni pulang lebih awal. Tapi anak itu dengan senang hati menangis lebih keras saat Seruni datang. Kan anak itu keliatan ingin di sayang banget.

"Jatuh mama di depan" jawab nya sambil terus menangis.

"Sini mama obatin ya, jangan nangis. Nggak malu di liatin sama temen-temen nya di akurium tuh" ucapnya sambil menghibur anak kecil itu.

"Sakit mama, aku pusing" Seruni khawatir, memang benar anak ini demam sepertinya. Setelah lukanya dibersihkan ia menggendong Ineu ke atas ke kamar miliknya.

Mungkin karena terlalu capek akibat menangis anak itu terlelap, Seruni sedih Ineu memang sangat aktif. Lihat saja meleng sedikit saja dari Bi Um anak ini tak terkontrol jatuh saat bermain sepeda di halaman depan. Untung ketauan sama Pa supri. Ia khawatir lukanya akan infeksi itu saja.

Sedangkan Papa nya sudah 2 hari pergi sesuai dengan yang di ucapkan hari itu. Mungkin malam ini pulang, Seruni sedikit lega lelaki itu tak ada di rumah setidaknya ia nggak akan Merasa canggung berada di rumah lelaki ini. Tapi sepertinya malam ini Mas Althaf pulang.

Ia melihat jam sudah mulai magrib, Ineu masih nyenyak tidur. Kalau tidur terus anak itu tengah malam akan bangun dan akan lebih rewel lagi. Ia sengaja membangunkan nya dengan panggilan selembut mungkin agar Ineu juga mengerti perut nya juga perlu diisi makanan. Demam nya sudah turun.

"Bangun yuk. Sini di gendong aja ya, masih pusing?" tanya Seruni dengan lembut.

"Sedikit Mama, " ujarnya dengan tak semangat dan amat pelan. Biasanya anak ini semangat banget kalau di ajak makan apalagi kalau udah di masakin oleh Seruni, tapi berbeda sekarang anak ini sedang sakit. Tentu lebih manja lagi.

Seruni menyuapi Ineu di depan TV sambil menayangkan koleksi film kesukaan terbaru nya. Sengaja seruni cari, agar anak itu mau makan dan tentu saja berhasil meskipun sesekali merengek mengatakan bahwa lutut nya perih kalau di ajak berjalan atau bergerak.

"Mama tidur nya mau sama mama aja, mama izin nggak mandi ya. masih perih" ucapnya lagi.

"Iya sini deketan, besok-besok main nya hati-hati. Jangan main dulu ya"

"Iya mama maaf" dan saat itu pula lelaki itu muncul dengan menenteng beberapa plastik dan sebuah koper kecil. Terlihat seperti nya lelaki itu baru sampai. Lelaki itu menghampiri mereka berdua.

Althaf melihat luka putrinya. Ia menatap Seruni seolah bertanya kenapa putrinya seperti ini.

"Papa aku jatuh, perih" ucapnya seperti akan menangis lagi.

"Nggak apa-apa nanti sembuh, udah di obatin kan? Ini papa bawain makanan buat Steven, sama makanan buat putri papa. Jangan nangis" ucapnya sambil mengelus puncak kepala putrinya lalu duduk di samping putri kecilnya.

Ineu menatap Papanya dengan riang, saat mengatakan bahwa dirinya membawa makanan untuk peliharaan nya. Dirinya tidak jadi menangis. Kalau tahu cara bujuk Ineu, dari tadi pun Seruni membelikan makanan Si Ikan kecil, pikirnya.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang