Bab 50

14.3K 1.2K 197
                                    

Yuhu ... Ena balik lagi. Vote dan komentar nya kakak🎉🎊

Aku menyambut kedatangan mereka dengan senyum terbaik. Aku baru selesai mandi, dan seharian tadi aku hanya rebahan lalu setelahnya lanjut memasak. Rutinitas baru, lebih enak jadi Nyonya rumah tangga ya, di pikir-pikir. 

Apa aku resign saja?

"Loh anak aku dan suamiku udah pulang?" tanyaku sambil melihat jam besar di dinding. Pukul 12.30 wib. 

"Udah mama di jemput papa, papa tadi nunggu dekat gerbang sekolah. Terus ketemu ibu guru." jelasnya dengan cerewet sambil menarik pergelangan tangan papanya—agar cepat untuk membukakan ice cream yang Mas Altaf bawa.

Aku hanya membulatkan bibirku. Lalu mengambil tas sekolah Ineu yang berada di pundak Mas Althaf.

"Kenapa di tekuk gitu wajahnya mas? Manyun terus. Belum puas memangnya—waktu semalam?" kataku sambil mengedikan bahu dengan cuek.

Wajah Mas Althaf terlihat salting, lalu membuang wajahnya ke arah lain.

Cup! Aku mengecup bibirnya dengan singkat. Lihat wajahnya merah, seperti kebakaran.

"Seruni! Mulai nakal ya kamu!"

"Masa?" godaku lagi.

"Sebel saya sama kamu." Ucapnya dengan pelan lalu mencium keningku, seperti biasa.

Aku tersipu dengan malu, buru-buru aku menetralkan kembali wajahku. "Kalian cuci muka, ganti baju, mama siapkan makan siang dulu oke." kataku dengan cepat.

"Ok. Oke mama." Jawab mereka dengan kompak, seperti upin dan ipin.

Aku mulai menyiapkan makanan, masih hangat hanya tinggal menyiapkan air putih saja. "Selesai." ucapku dengan semangat.

Hari ini aku memasak makanan kesukaan Mas Althaf, pasti dia senang, aku sudah tidak sabar. Buru-buru aku memanggil mereka.

"Mas. Ineu. Yuhu ... Makanan sudah siap." panggil ku dengan setengah teriak. Karena jarak antara dapur dan kamar lumayan jauh.

Tak ada sahutan apapun. Pikirku mungkin Mas Althaf masih mengganti pakaian nya. 

Aku menunggu mereka di meja makan dengan semangat, bahkan masih sempatnya aku menonton drama oppa-oppa korea. 

Selagi Mas Althaf belum datang nggak akan jadi masalah. 

Mas Althaf kadang suka julid kalau liat aku nonton drama, mulutnya pedes banget ngalahin mulut emak-emak nyinyir saat beli sayuran di depan. 

"Saya pasang Wifi di rumah bukan buat nonton begituan! Siapa sih yang kamu tonton?" kesalnya dengan raut wajah menyebalkan. 

"Lelaki kok  mirip seperti perempuan. Ga suka saya!"

"Nonton drama terus nyonya. Suami pulang sampai nggak sadar!"

"Bagus lanjutkan!! Anak mama sama saja. Kalian buat kepala saya pusing." nyinyirnya saat melihat aku dan Ineu malah asik tik-tokan dance K-pop.

Bahkan aku sampai hafal nyinyiran dia. Kadang kalau kelewat pedes aku suka diam di pojokan. Dan mendiamkannya sampai dia bertanya duluan. 

Astaga ...  Aku malah keasyikan nonton, tanpa aku sadari sudah habis 1 episode.

Mereka kemana? Mungkin makanan juga sudah dingin.

Tidur?

Masa iya.

Tidak mungkin Mas Althaf melewatkan makan siang nya. Pagi tadi dia sudah berpesan, jam istirahat dia akan pulang. Aku mulai melangkahkan kakiku, yang pertama aku buka adalah kamar Ineu di sebelah.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang