24

5.4K 260 1
                                    

"kenapa pake masker?" tanya edward ketika dirinya melihat dea memakai masker kain, kini mereka sedang berada di salah satu gedung perusahaan salah satu rekan bisnis arnold dan sang ayah.

"aku lagi batuk pilek pah" jawab dea.

"gak biasa sama udara dingin ya?" tanya edward lagi

"iya" jawab dea.

arnold melirik dea sekilas, arnold tak mengerti mengapa dea tidak mengatakan yang sebenarnya.

"aku kesana dulu ya" ucap arnold kepada dea, istrinya itu hanya mengangguk, kemudian arnold bangkit dari kursi dan melangkah menuju para rekan bisnisnya.

"maafin arnold ya" ucap edward tiba-tiba ketika arnold sudah menjauh.

"kenapa papa ngomong kaya gitu?" tanya dea heran.

"dia itu gak bisa mengendalikan emosinya, jadi saya yakin kamu selalu jadi korban amarahnya" ucap edward.

dea tersenyum tipis mendengar nya.

"dia laki-laki yang baik pah" ucap dea.

"syukurlah" balas edward.

lagi, dea hanya bisa memendam.

"sikap arnold itu ada alasan nya" ucap edward lagi.

"kalo boleh tau, apa pah?" tanya dea penasaran.

"dia itu korban broken home" jawab edward.

dea terkejut mendengar nya.

"maksudnya pah?" tanya dea lagi.

"dulu saya dan mama nya sering bertengkar di hadapan nya, teriakkan, tamparan sering dia liat" ucap edward.

"kenapa papa sama mama berantem?" tanya dea lagi dan lagi.

"saya lebih banyak di luar, saya juga bukan suami yang baik bagi melati" jawab edward.

"maksudnya bukan suami yang baik itu apa?" tanya dea ke sekian kali.

"saya pernah mengkhianati melati" jawab edward pelan.

dea sangat terkejut mendengar itu.

"aku gak tau mau respon gimana" ucap dea.

"jadi alasan dia selalu marah sama kesalahan kecil itu karna dia mau meluapkan rasa sakitnya dulu" ucap edward.

"kak arnold gak pernah cerita sama aku" ucap dea.

"karna dia gak mau keliatan lemah di mata siapapun" balas edward.

"jadi papa sama mama selalu mempertontonkan adegan kekerasan pada kak arnold sejak kecil?" tanya dea.

"bisa di bilang begitu" jawab edward.

"pantesan" ucap dea pelan, namun masih bisa di dengar oleh edward.

"pantesan apa?" tanya edward.

"sikapnya tempramental" jawab dea.

"apa dia benar-benar gak pernah berbuat kasar sama kamu?, gimana pun juga buah gak jatuh jauh dari pohon nya" ucap edward.

"gak pah, kak arnold laki-laki yang baik buat aku" ucap dea.

"jiwa laki-laki sok kuat itu terluka dea, dia butuh pelampiasan rasa sakitnya, mangkanya dia suka berbuat seenaknya" ucap edward.

"iya pah aku ngerti" balas dea.

"tolong jaga putra saya ya, akhir-akhir ini sikap nya berubah, dia sedikit lebih lembut, hidupnya lebih santai, dan saya yakin itu karna kamu" ucap edward.

"iya pah, do'ain aja semoga aku bisa" balas dea tersenyum.

"terima kasih" ucap edward ikut tersenyum.

touch heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang