touch heart

23

"kebetulan banget ya kita ketemu disini" ucap leon, ia meminum minuman soda di tangan nya.

"iya" balas dea yang duduk di sisi kirinya.

"di izinin sama suami kamu?" tanya leon.

"iya" jawab dea.

"kok kamu nikahnya buru-buru banget?" tanya leon lagi.

"jodohnya dateng kecepetan" jawab dea tersenyum.

leon tertawa kecil.

"sayang banget" balas leon.

dea berdehem kecil untuk menghilangkan kecanggungan yang tiba-tiba hadir.

"rena udah cerita" ucap dea.

"cerita apa?" tanya leon lagi dan lagi.

"tentang apa yang abang rasain" jawab dea.

leon berdecak mendengar nya.

"bener-bener tuh bocah" ucap leon.

"gapapa kali" ucap dea tersenyum.

"aku emang pengecut" ucap leon.

"jangan bilang begitu, mengungkapkan perasaan bukan hal gampang" ucap dea.

"iya kamu bener" balas leon.

dea tidak merespon, ia memakan es krim yang ia pegang.

"kamu bahagia kan?" tanya leon tiba-tiba.

"insyaallah" jawab dea.

"kok bilang nya begitu?" tanya leon lagi dengan heran.

"aku bahagia" ucap dea.

leon tersenyum tipis mendengar nya, dirinya pun menghadap ke arah dea.

"aku tau ini bukan waktu yang tepat, tapi aku mau tanya sesuatu sama kamu" ucap leon.

"tanya apa?" tanya dea.

"kamu udah tau apa yang aku rasain sama kamu kan?" tanya leon balik.

"iya udah" jawab dea.

mendengar itu leon menatap wajah dea dalam.

"sewaktu belum nikah apa kamu pernah punya rasa yang sama padaku?" tanya leon.

"kenapa tanya begitu?" tanya dea balik.

"please jawab aja" balas leon.

"kita ini dari keluarga yang jauh beda, aku sadar diri" ucap dea.

"tapi kamu bisa sayang sama cowok yang jauh lebih kaya dari aku, bahkan kalian bisa nikah" ucap leon.

"kalo udah jodoh mau lari sejauh apa juga tetep aja bisa bersama" balas dea.

"pasti dia lebih berani mengungkapkan dan memperjuangkan" ucap leon.

ingin sekali dea mengatakan apa yang dirinya alami tetapi ia tidak bisa mengatakan itu karena hal tersebut adalah rahasia rumah tangga nya.

"perjalanan kisahku sama kak arnold begitu mudah sampe ke jenjang pernikahan, semesta begitu mendukung hubungan kami" ucap dea.

"kamu emang perempuan baik, jadi keluarga mana pun bisa nerima kamu" ucap leon.

"gak juga" balas leon.

"udahlah ya" ucap leon.

"dulu waktu pertama kali aku ketemu abang, aku sempet suka sama abang" jujur dea.

"serius?" tanya leon.

"iya begitulah" jawab dea.

"sayang banget aku gak sadar waktu itu, hatiku butuh proses buat ngizinin kamu masuk ke hidupku" ucap leon.