Kita cuma bisa berdiri paling kuat di atas kaki sendiri
Selama melangkah di jalan yang sama
Takkan ada kesulitan yang lebih besar dibandingkan seorang diri
Mentari pagi tampak cerah hari ini. Vyno, Ryana dan anak-anak lainnya sudah bangun dari mimpi-mimpi yang melengkapi tidur mereka semalam.
Setelah menikmati dan menyantap makanan yang dihidangkan pagi ini, semua anak diajak untuk membersihkan halaman dan mengerjakan pekerjaan lainnya sebagai rutinitas yang berlaku setiap hari di Panti Asuhan Kasih.
Vyno menarik Ryana yang menggendong adiknya Allvaro yang saat ini sudah bangun dan diam di pelukan kakaknya Ryana. Dia merasa mendapatkan pelukan hangat seperti milik ibunya.
"Ryana kita harus pergi secepatnya." ucap Vyno dengan suara yang pelan.
"Iya kak, aku sudah menyiapkan tas kita sejak tadi." sahut Ryana.
Dia sudah bangun sebelum ufuk timur menghadirkan matahari. Dengan sangat pelan ia menyiapkan tas mereka dan menyimpan barang yang semalam sempat keluar dari tas itu.
"Caranya bagaimana? Apa kamu punya ide?" tanya Vyno sembari membersihkan halaman dengan sapu lidi ditangannya.
Ryana diam dan tampak sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba suara klakson mobil berbunyi membuat semua anak yang ada di halaman bergeser ke tepi untuk mempersilahkan mobil tersebut masuk ke dalam.
"Ahaa! Aku punya ide kak, bagaimana kalau kita naik ke mobil ini" ucap Ryana kepada Vyno yang juga sedang memikirkan cara mereka pergi dari panti asuhan Kasih.
"Kamu yakin?" tanya Vyno sembari melihat mobil tersebut.
Mobil yang mengantarkan begitu banyak jenis sayuran di dalamnya yang baru saja tiba. Mobil ini datang setiap seminggu sekali untuk mengantarkan sayur segar untuk Panti Asuhan ini.
"Yakin! Sekarang kakak ambil tas kita diam-diam" perintah Ryana kepada saudara laki-lakinya.
Ketika semua orang sibuk menurunkan barang yang ada di dalam, saat itulah Vyno mengambil tas mereka di dalam ruangan yang mereka tempati untuk beristirahat semalam.
Ketika semua pesanan sudah diturunkan, mobil itu melaju dan diparkirkan di bawah pohon rindang yang tidak jauh dari gedung panti itu.
Pemilik mobil tersebut balik kembali dan masuk kedalam gedung Panti Asuhan Kasih untuk beristirahat sejenak. Dan menikmati minuman dan cemilan yang selalu dihidangkan setiap kali dia berkunjung untuk mengantarkan sayuran.
Dengan langkah kaki yang cepat namun berhati-hati Vyno dan Ryana serta Alvaro yang ada di gendongan Ryana bergerak meninggalkan Panti Asuhan Kasih.
Vyno melemparkan tas mereka ke dalam bak mobil dan menarik pelan Alvaro dari gendongan Ryana. Kemudian membantu saudara perempuannya itu naik ke atas mobil tersebut.
Di dalam bak mobil tersebut tersisa beberapa kotak kosong dan berbagai macam potongan daun sayur yang berhamburan tidak teratur.
Dengan cepat Vyno membersihan sedikit tempat untuk membuat mereka nyaman duduk di dalam. Lalu membungkus diri mereka dengan sebuah tenda biru yang sebelumnya digunakan untuk menutup barang yang dibawa.
Tidak lama kemudian sang supir datang dan mulai menghidupkan mobilnya untuk melanjutkan perjalanan. Tanpa menyadari kehadiran Vyno dan kedua adiknya yang sudah berada di belakang mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL ALIVE
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Kisah 3 anak kecil yang melanjutkan hidup tanpa orangtua di dalam Hutan Belantara. "Vyno anak mama yang kuat, tolong jaga Ryana dan Allvaro sebaik mungkin sebagai lelaki yang bertanggung jawab ya" ucapnya sambil mengelu...