Malam menyampaikan apa yang tak tertuliskan oleh terang
Banyak ciptaan yang takut akan kehadiran malam
Mengapa harus takut?
Jika banyak hal indah yang bisa dilihat sewaktu gelap
Karena gelap pun adalah bagian dari hidup
Langit tampak berubah menjadi gelap. Matahari mengucapkan selamat datang kepada malam yang dengan perlahan menunjukkan ciri khasnya. Vyno meredupkan nyala api yang sudah menghangatkan tubuh mereka dengan mencipratkan air, sedikit demi sedikit hingga padam. Lalu menuangkan air yang masih hangat kedalam botol minum yang sudah kosong dan membawanya ke dalam tenda.Ryana tampak menepuk-nepuk paha Allvaro di dalam tenda. Vyno dengan segera menyalakan lampu senter saat matahari sudah terbenam. Dan dengan cepat menutup tenda tersebut dengan jemarinya dan merebahkan tubuhnya yang kelelahan setelah seharian menyusuri hutan tersebut.
Vyno menyelimuti kedua adiknya yang saat ini sudah tertidur di sampingnya. Matanya kini mulai terasa berat, mulutnya pun berkali-kali menguap tanda kantuknya sudah sangat mendesak untuk tidur. Ketiga makhluk kecil ini telah tertidur dan mulai berkelana di alam mimpi. Tenda tersebut tampak sedikit bercahaya dari luar dengan lampu senter yang menerangi tidur mereka.
"Kak Vyno! Bangun." bisik Ryana. Namun, Vyno tetap tertidur pulas dan tidak mendengar saudara perempuannya memanggil.
"Kak Vyno, bangun!" teriaknya lagi dengan suara yang kecil sembari mengguncang tubuh Vyno dengan tangannya. Dan akhirnya menyadarkan saudara sulungnya itu.
"Ada apa Ryana? Kamu menganggu tidurku," gerutunya sembari membalikkan badan dari hadapan Ryana.
"Aku mau pipis kak Vyno." jawab Ryana.
"Besok aja Ryana," perintah Vyno yang terdengar dari balik punggungnya.
"Aku tidak bisa menahannya," desak Ryana dan mengguncang kembali tubuh kakak sulungnya itu.
"Di luar gelap sekali, aku takut!" tolak Vyno sembari duduk dan melihat Ryana yang berhasil menganggu tidurnya.
"Ada aku bersamamu, ayok kak Vyno," ajak Ryana dan membuka kancing tenda itu dengan perlahan agar tidak menganggu Allvaro dari tidurnya.
"Ryana ini gelap sekali" komentar Vyno sembari meremas baju adiknya Ryana.
"Tenang saja anak cengeng, ada aku disini" ketus Ryana yang sudah tidak tahan lagi dengan desakan pipisnya.
Akhirnya Vyno dengan berat menuruti keinginan adik perempuannya. Mereka berjalan pelan di tengah kegelapan. Tubuh Vyno bergetar dan meremas baju Ryana.
"Ryana ini gelap sekali" komentar Vyno sembari meremas baju adiknya Ryana.
"Tenang saja anak cengeng, ada aku disini" ketus Ryana yang sudah tidak tahan lagi dengan desakan pipisnya.
Akhirnya Vyno dengan berat menuruti keinginan adik perempuannya. Mereka berjalan pelan di tengah kegelapan. Tubuh Vyno bergetar dan meremas baju Ryana.
"Cepat Ryana!" perintah Vyno dengan tubuh yang gemetaran sembari mengikuti Ryana berjalan.
"Lepaskan dulu tangan kak Vyno dari bajuku," teriak Ryana dan menarik bajunya yang di remas Vyno.
"Berbaliklah!" perintah Ryana kepada saudaranya. "Anak laki-laki tapi penakut." Gumamnya dalam hati.
Vyno membalikkan badannya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Akhirnya setelah desakan tersebut selesai di keluarkan, Ryana merasa lega dan menarik lengan Vyno yang ketakutan.
"Ayo kak Vyno! aku udah selesai," kata Ryana sembari menuntun Vyno berjalan menuju tenda dengan kedua tangan yang masih menutup wajahnya itu.
Sesampainya di dalam tenda Vyno baru berani berbicara kepada Ryana, "Besok jangan minum air yang banyak di malam hari," ujar Vyno sembari menutup kembali tenda itu.
"Dasar penakut" decak Ryana kepada saudara laki-lakinya yang kini sudah menggulung tubuhnya itu. Ryana menyelimuti kedua saudaranya dan kembali tidur untuk menyambut mimpi indahnya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL ALIVE
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Kisah 3 anak kecil yang melanjutkan hidup tanpa orangtua di dalam Hutan Belantara. "Vyno anak mama yang kuat, tolong jaga Ryana dan Allvaro sebaik mungkin sebagai lelaki yang bertanggung jawab ya" ucapnya sambil mengelu...