Dengan tangan kecilnya Ryana menggoyang-goyangkan dodot itu agar menghangat supaya mulut Allvaro sanggup meneguknya. Berulang kali Ryana mencoba menggoyang-goyangkan dodot itu dan saat mulutnya mencicipi susu tersebut dan merasa sudah menghangat, tangannya dengan cepat menyodorkannya kedalam mulut Allvaro.
Sepersekian detik setelah dodot mendarat di mulutnya, Allvaro kini bungkam dan hanya terdengar gumamannya saat menyedot air susu tersebut ke dalam perutnya lewat tenggorokan.
"Kamu haus sekali ya?" tanya Ryana sambil mengelus kepala Alvaro yang hanya diam tanpa balasan. Allvaro hanya menatap mata Ryana seperti mengucapkan terimakasih telah melepas dahaganya.
Sembari Ryana masih fokus menjaga adiknya itu. Vyno kini sibuk dengan rebusan singkongnya yang tampak sudah setengah matang.
"Ryana kamu ada bawa garam?" tanya Vyno.
"Nih! Aku menemukan sebungkus garam tadi di dalam tenda" kata Ryana.
Kemudian Vyno bergegas mengambil garam tersebut untuk mencampurkannya ke dalam air rebusan singkong. Berhasil menemukannya di dalam tenda, Vyno bergegas menaruhnya ke dalam mangkuk besi berisi singkong secukupnya.
Dia mengingat kata neneknya rebusan singkong harus diberi sedikit garam agar menambah rasa yang enak pada singkong.
Beberapa menit kemudian rebusan singkong sudah terlihat matang. Vyno mengetahui itu dengan melihat daging putih tersebut sudah retak. Dengan perlahan kedua tangannya mengangkat mangkuk itu dan meletakkannya di atas tanah sembari membiarkan api tetap menyala agar mereka tetap merasa hangat kala matahari sudah mulai turun dan akan segera terbenam.
Vyno berjalan menyusuri beberapa pohon di sekitar tenda dan tampak sedang mencari-cari sesuatu.
"Kak Vyno lagi nyari apa?" tanya Ryana yang selalu ingin tahu dan mempunyai rasa penasaran yang tinggi.
"Diam aja disana," ucap Vyno sembari terus mencari sesuatu yang di inginkan olehnya.
"Aha, akhirnya aku menemukanmu," gumam Vyno sembari mengangkat batu tersebut dan membawanya sembari meletakkannya di samping tenda yang sudah terlihat bersih dari rumput liar.
Ryana sengaja membersihkannya saat Vyno pergi tadi siang. Vyno bergerak lagi ke tempat dia menemukan batu itu dan mengambil batu lainnya. Kemudian batu tersebut di susun rapi di sebelah kiri dan kanan serta memberikan jarak di antara kedua batu tersebut.
"Untuk apa kak Vyno?" tanya Ryana dengan tingkat penasarannya yang sudah naik level.
"Diam aja nanti juga kamu tau Ryana" jawab Vyno lalu pergi lagi ke perapian. Tangannya mengangkat rebusan singkong dan menaruhnya di atas piring besi yang sudah di bersihkan dengan air yang dibawanya dari sungai.
Piring yang berisi singkong di letakkannya di antara kedua batu yang ada di samping tenda beserta dua cangkir besi yang kini sudah berisi air hangat. Kemudian langkah kakinya mendekati Ryana.
"Allvaro sudah tidur?" tanyanya sambil mengintip adik kecilnya yang bersembunyi di dalam kain gendong.
"Sudah kak Vyno, susunya juga udah habis," jawab Ryana menunjukkan dodot Allvaro yang sudah habis sampai tetes terakhir.
"Sekarang tidurkan Allvaro di dalam tenda supaya kita makan malam," suruh Vyno mengarahkan adik perempuannya.
Tanpa menjawab Vyno, Ryana berderap masuk ke tenda dan meletakkan Allvaro di dalam sembari menepuk-nepuk pahanya yang sedikit terganggu akibat merasa kehilangan kehangatan dari pelukan Ryana.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL ALIVE
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Kisah 3 anak kecil yang melanjutkan hidup tanpa orangtua di dalam Hutan Belantara. "Vyno anak mama yang kuat, tolong jaga Ryana dan Allvaro sebaik mungkin sebagai lelaki yang bertanggung jawab ya" ucapnya sambil mengelu...