Di pagi yang cerah, di temani merdunya suara burung, ketiga makhluk kecil yang sudah tumbuh dewasa terbangun saat sayup-sayup kicauan burung menjadi alarm alami bagi mereka.
Matahari telah menunjukkan jati dirinya. Terlihat kegelapan telah berganti menjadi cahaya. Sinar mentari dengan hangat dan penuh kelembutan meresap dalam tubuh. Menikmati belaian hangat sang mentari yang menjalar di seluruh tubuh mereka.
Dering telepon Vyno berirama di atas sebuah meja kecil yang berada tidak jauh darinya. Sebuah nomor tanpa nama terlihat di layar androidnya. Vyno melesatkan jari jempolnya pada sebuah lingkaran berwarna hijau seraya menempelkan telepon genggam tersebut ke telinga kanannya.
"Halo selamat pagi, dengan siapa?" ujar Vyno penasaran dengan nomor tanpa nama tersebut.
"Perkenalkan saya adalah Hardi Dermawan, saya adalah Sekretaris Kementerian Pendidikan" balasnya memperkenalkan diri dengan sangat santun.
"Halo pak Hardi, ada yang bisa saya bantu?" ucap Vyno penasaran karena untuk pertama kalinya pejabat negara menelponnya.
"Saya mendapat informasi bahwa saudara perempuan kamu yang bernama Staryana sudah menjadi guru yang sangat menginspirasi saat ini" jawabnya seraya tersenyum.
"Oh benar pak, Staryana adalah adik perempuan saya. Dia juga seorang guru yang mendirikan sanggar belajar di desa ini" balas Vyno semangat.
"Kami sudah mengetahui semuanya, beberapa tim sempat datang ke desa dan mengintip aktivitas yang di lakukan saudari Ryana selama seminggu" jelas Hardi Dermawan sang Sekretaris Kementerian Pendidikan di negeri ini.
"Kalau saya boleh tahu, siapa ya pak yang sudah menceritakan tentang saudari perempuan saya ini?" tanya Vyno penasaran.
"Seseorang telah mengirim beberapa foto tentang saudari kamu, dan berhasil membuat kami takjub dan bangga memiliki seorang guru yang teladan seperti Ryana.
Oleh sebab itu, saya mengundang saudari Ryana untuk datang ke Jakarta ke Istana Presiden untuk menerima penghargaan khusus" jelasnya mengundang Ryana untuk datang besok pagi ke istana presiden.
"Baik pak, saya dan saudari saya Ryana akan datang ke Istana Presiden besok pagi" balas Vyno tersenyum sumringah seraya mengucapkan terimakasih dan menutup telepon.
RYANAA RYANAAA
Teriakan Vyno membuat gendang telinga Ryana dan Allvaro hampir saja rusak dibuatnya. Mereka tengah memasak di dapur untuk membuat sarapan pagi ini.
"Ada apa kak Vyno, kenapa teriak-teriak?" tanya Ryana tanpa menghiraukan kicauan saudara sulungnya.
"Iya, kak Vyno kenapa teriak?" sahut Allvaro melirik Vyno penasaran karena melihat wajahnya penuh kebahagiaan.
"Ryana, hari ini kamu ikut kami ke Jakarta ya" ajak Vyno.
"Ngapain kak Vyno, aku disini aja. Aku tidak suka ke kota" balas Ryana menolak permintaan Vyno.
"Kamu harus ke Jakarta" tegas Vyno.
"Ada apa kak Vyno? Kenapa kak Ryana harus ke Jakarta ?" tanya Allvaro curiga.
"Kamu diundang ke Istana Negara Ryana" kata Vyno semangat.
"Haa!? Ke Istana Negara?" tanya Ryana tidak percaya dengan kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Vyno.
"Iya Ryana, kamu di undang ke Istana Presiden besok pagi, jadi hari ini kamu ikut kami pulang ke Jakarta. Setelah itu kamu bisa kembali lagi ke desa" jelas Vyno.
"Buat apa aku di undang kesana?" tanya Ryana penasaran.
"Kak Vyno serius? Kakak Ryana beneran di undang ke istana negara? Untuk apa?" sambar Allvaro dengan semangat menggebu-gebu.
"Iya Allvaro, Ryana diundang ke Istana Presiden. Kalian tahu kenapa?" tanya Vyno menambah rasa penasaran mereka naik level.
"Ceritakan kenapa dan buat apa?" tanya mereka hampir bersamaan.
"Ryana kamu akan menerima penghargaan sebagai guru teladan dan menginspirasi dari kementerian pendidikan. Aku bangga memiliki saudara perempuan seperti kamu" ucap Vyno dengan mata berkaca-kaca.
Kedua tangannya menarik bahu Ryana dan memeluknya dengan erat. Kebahagiaan yang memuncak berganti derai air mata yang berjatuhan lewat pelupuk matanya. Rasa bangga terhadap Ryana membuatnya menangis.
Selama ini Ryana sudah menjadi guru untuknya dan untuk Allvaro. selain menjadi pengganti seorang Ibu, Ryana juga berhasil menjadi seorang guru untuk mereka berdua.
Kini Ryana akan mendapatkan penghargaan sebagai seorang guru teladan dan inspiratif. Suatu hadiah dan pencapaian yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya sebelumnya.
"Kak Ryana kakak memang sangat pantas menerima penghargaan ini, aku juga bangga mendapat seorang guru seperti kakak" lirih Alvaro menangis tersedu-sedu.
Ryana memeluknya dan ikut berderai air mata. Ia masih tidak percaya bahwa apa yang telah ia lakukan selama ini untuk anak-anak desa tempat ia di besarkan bisa menerima penghargaan yang sangat luar biasa menurutnya.
Atas kegigihannya dalam memberi ilmu dan pengetahuan kepada anak-anak desa, mengundang rasa haru dari Kementerian Pendidikan. Karenanya, Staryana menjadi guru yang dinilai menginspirasi di Indonesia. Ia mendapat penghargaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL ALIVE
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Kisah 3 anak kecil yang melanjutkan hidup tanpa orangtua di dalam Hutan Belantara. "Vyno anak mama yang kuat, tolong jaga Ryana dan Allvaro sebaik mungkin sebagai lelaki yang bertanggung jawab ya" ucapnya sambil mengelu...