Pulang dari rumah Iren aku langsung beristirahat di kamarku. Melepas lelah setelah seharian ini beraktifitas di luar rumah.
Setelah mendengar cerita dari Iren tentang bagaimana kehidupannya selama 4 tahun terakhir lebih dengan keadaan hati yang hancur karena harus merelakan kedua orang tuanya berpisah.
Tapi ia masih tetap berusaha tegar, berusaha tetap menjadi anak yang baik meski tanpa kasih sayang. Menjadi mandiri diusianya yang masih sangat muda waktu itu.
Dan kejadian kemarin cukup membuat Iren terguncang. Kehadiran ayahnya yang begitu tiba-tiba seketika menumbuhkan amarah dalam dirinya.
Tapi dia juga mengakui dia senang bisa melihat ayahnya lagi, senang karena ada harapan yang mungkin bisa dia gantungkan lagi setelah sekian lama tidak pernah bertemu.
Dari Iren aku jadi banyak belajar tentang bagaimana caranya bersyukur dengan apa yang kita miliki dan aku jadi merasa beruntung lahir dari keluarga yang utuh, keluarga yang selalu menjadi suport system dalam hidupku. Bahkan aku tidak bisa membayangkan kalau aku menjadi Iren, mungkin aku tidak akan sekuat dia.
Tapi sekarang aku yakin Iren akan menjadi lebih kuat melewati hari-harinya, karena ia tidak sendiri lagi sudah ada seorang laki-laki yang mau menemaninya, mendengar keluh kesahnya, berada disisinya saat ini.
Aku bisa lihat dari sorot matanya betapa Iren terlihat bahagia karena ada Iqbaal dihidupnya, begitupun sebaliknya.
***
Setelah selesai makan malam bersama. Aku, Papa, Mama dan Epi selalu menyempatkan waktu untuk sekedar bercerita tetang apa saja yang telah kami lewati.
Ini bukan pembicaraan serius dimana aku harus duduk dengan tegang dan menjabarkan semua yang aku lewati kepada kedua orang tuaku. Bukan seperti itu. Bahkan lebih menyenangkan dari itu sesekali bahkan kami bisa tertawa bersama mendengar cerita masing-masing.
Berhubung Epi baru pulang dari tugas magangnya jadilah Epi yang lebih banyak bercerita disini.
Betapa sulitnya menjalani tugas-tugas yang diberikan selama magang di jakarta, tapi juga menyenangkan karena bisa mempelajari hal baru, bertemu dengan orang-orang baru, mencoba menyelesaikan masalah sendiri, mandiri karena jauh dari orang tua, belajar disiplin dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Papa bilang apa yang Epi lewati sangat bagus untuk membentuk kepribadiannya dan membentuk mentalnya menjadi lebih kuat. Karena tidak ada pelajaran yang lebih berharga dari pelajaran hidup yang kita hadapi.
Dan perbincangan malam ini membuat aku kembali bersyukur berada di tengah-tengah keluarga yang selalu menjadi pendengar yang baik, yang tidak mudah menjudge orang lain tanpa kita tahu kehidupan apa yang telah mereka lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Teen Fiction🏅 #1 idr (22 juli 2020) 🏅 #3 vp (22 juli 2020) "Heran deh mama tuh sama kalian berdua. Kalau deketan kerjaannya berantem mulu. Tapi kalau lagi jauhan mulai deh ngerengek rengek bilang kangen," "Dih aku gak gitu ma!." Jawab Iqbaal dan Shasa berbar...