32

894 110 18
                                    

Hallo..
Udah siap belum baca part ini?
Ada seseorang yang akan kembali, salah satu kunci untuk mengakhiri cerita. Happy or sad?

Malam itu tidak banyak yang kami bicarakan malah berakhir dengan saling diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu tidak banyak yang kami bicarakan malah berakhir dengan saling diam. Rasanya semua pertanyaan tentangnya selama dia pergi -- hilang begitu saja dan berganti dengan perasaan canggung.

Rasanya dulu aku tidak pernah secanggung ini jika berhadapan dengan Iqbaal, tapi kenapa kali ini berbeda? bahkan aku belum sempat menanyakan bagaimana kabarnya sekarang.

Aku hanya membalas sapaan yang disambut dengan senyum kakunya.

"Kok bisa disini?" Tanyaku setelah beberapa menit hanya terdiam dan saling membuang pandangan.

"Kenapa? gak boleh ya?" Dia malah membalas dengan pertanyaan lagi, padahal maksudku kan bukan begitu.

"Eh. Bukan. Maksdunya -- sejak kapan? -- disini?" Jelasku dengan terbata.

"Tengah malam sampai Jakarta. Terus lanjut -- subuh baru nyampe Bandung."

Aku hanya mengangguk mendengar jawabannya.

"Ehm, mau pulang?" Tanyanya setelah kami sama-sama terdiam lagi.

"Eh, iya."

"Ayok." Dia mengenggam tanganku lalu menariknya agar aku ikut berjalan.

Aku sampai tidak fokus dengan langkahku sendiri, mataku malah tertuju pada genggaman tangan yang terasa hangat dikulitku dan seketika membuat bibirku tertarik sehingga membentuk senyuman diwajahku.

Langkahnya tiba-tiba saja berhenti membuat kakiku ikut terhenti secara mendadak dan berakhir dengan dahiku yang membentur pundaknya.

"Aaawwh"

"Eh, sorry. Gu-gue gak sengaja."

Dia memegang dahiku yang membentur pundaknya menggunakan tangannya yang masih menggenggam tanganku, mengelusnya halus disana sambil sesekali meniupnya padahal sakitnya juga tidak seberapa.

"Gue gpp kok." Ucapku, sehingga membuat gerakan tangannya terhenti.

"Btw kita gak lagi mau nyebrang kan?" Tanyaku sambil melirik tangannya yang masih menggenggam tanganku.

"Eh. Oh, I-iya. Sorry." lalu tangannya berpindah untuk mengusap tengkuknya sambil mengalihkan pandangannya dariku.

"Lo biasa naik apa kalau pulang?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Biasanya gue balik bareng Kagi atau di jemput sama Ka Epi."

"Ohh.." entahlah tapi aku bisa melihat ada perubahan yang kurang menyenangkan dari raut wajahnya.

"terus mereka berdua kemana?" Tanyanya lagi.

"Kagi udah balik duluan dia ada urusan soalnya. Sebenernya gue udah minta tolong Ka Epi buat jemput, tapi tiba-tiba lo narik tangan gue." Jelasku ke Iqbaal.

Monarch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang