9

1.1K 94 9
                                    

Aku ingat sudah berapa banyak waktu yang aku habiskan denganmu tapi aku tidak ingat kapan tepatnya perasaan ini muncul kepermukaan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Ale Sama Shasa balik lagi nih!
Ada yang nungguin gak yaaa 🤔🤔🤔

.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat membaca.
Sebelum baca bisa kali vote dan kasih komennya 🙈🙈🙈

Sesorean ini aku memikirkan bagaimana caranya menghindari ajakan Iqbaal yang katanya akan menjemputku jam 7 malam nanti. Aku tidak tahu tujuannya kemana, ia hanya bilang akan menjemputnya malam ini jam 7. Berbagai macam cara dengan alasan yang masuk akal telah aku pikirkan. Tapi Nihil! Aku tidak tahu caranya. Karena aku tahu Iqbaal bukan orang yang gampang menyerah jika keinginannya belum terpenuhi, dan aku orang yang tidak bisa menolak ajakan Iqbaal. Entah bagaimana aku selalu luluh dengan bujukkannya.

Menjelang jam 7 aku meringkuk dibawah selimut tebal di atas ranjangku mencoba berpura-pura lupa dengan kejadian sepulang sekolah tadi.

Tok tok tok..
Terdengar suara ketukan pintu dibalik kamarnya, sontak Shasa langsung menajamkan pendengarannya, berharap itu bukan Iqbaal atau lebih bagus dia lupa akan janjinya untuk menjemputku.

"Sha, ada Ibaay tuh dibawah. Beritahu mama Ida. Shasa menarik nafas dalam-dalam merutuki kedatangan Iqbaal malam ini yang biasanya ia rindukan. Sampai kemudian suara mama terdengar lagi.

Tok tok tok..
"Sha, kamu di dalam kan?" tanya mama Ida lagi. "itu ada Ibaay di depan katanya udah janji sama kamu mau pergi." Jelas mama Ida. Karena lagi-lagi Shasa tidak merespon akhirnya mama Ida masuk ke kamar Shasa yang ternyata tidak dikunci. Mendengar pintu kamarnya perlahan terbuka Shasa buru-buru menutup matanya berpura-pura tertidur.

"Eh, nih anak diajak ngomong ternyata tidur." Gumam mama Ida.
Mama Ida berjalan menghampiri Shasa mengusap kepalanya lembut mencoba membangunkannya.

"Sha, tumben jam segini udah tidur. Ada Ibaay tuh di bawah nungguin kamu." ucap mama Ida yang kembali mengelus kepala Shasa. "katanya kalian udah ada janji mau pergi keluar." Tambah mama Ida.
"Sha.. Shasa." Paggil mama Ida.

"eugh." Lenguh Shasa yang dibuat seperti bangun tidur beneran.

"Kenapa ma?" tanya Shasa polos.

"Itu Ibaay nungguin kamu dari tadi katanya mau pergi?" tanya mama Ida.

"Ma kayaknya Shasa gak enak badan deh Shasa mau istirahat aja ya?" ucap Shasa.

"Kamu sakit Sha?" tanya mama Ida sambil memegang kening Shasa lalu memegang keningnya sendiri untuk mengecek suhu tubuhnya. Karena memang sedari pulang sekolah Shasa tidak keluar kamar. "Kamu gak demam Sha." Ucap mama Ida.

"Eh.. I-iya cuma kepala Shasa pusing ma." Ucap Shasa dengan lemas yang dibuat- buat.

"Yauda kalau gitu, kamu istirahat aja." Perintah mama Ida. "mama turun ke bawah dulu ya kasihan Ibaay nunggu di bawah sendirian, sekalian kasih tahu kalau kamu sakit. Nanti mama balik lagi bawain kamu makanan." Jelasnya.

"Iya ma." Jawab Shasa dengan senyumnya yang dipaksakan.

Aku betul-betul bisa bernafas lega sekarang karena bisa telepas dari Iqbaal, yaa.. walau hanya malam ini.

......

"Baay." Panggil mama ida yang masih berjalan di atas tangga. Merasa namanya dipanggil Iqbaal menoleh ke arah sumber suara dan mendapati mama Ida disana. "Kayaknya Shasa gak bisa pergi deh, katanya lagi gak enak badan." Jelas mama Ida.

Monarch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang