20

1.2K 123 11
                                    

Setiap mau update pasti ada kendala kuota abislah draftnya tiba-tiba ilang terus jadi gak mood buat update huftt

Jadi update kali ini dengan segala keterbatasan yang ada, semoga kalian masih bisa dapetin feel nya yaaa

Kalau nemu typo boleh bantu di tandai ya biar bisa diperbaiki, terimakasih sudah menunggu cerita ini ❤

Kalau nemu typo boleh bantu di tandai ya biar bisa diperbaiki, terimakasih sudah menunggu cerita ini ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ulang tahun Teh Ody tinggal dua hari lagi. Aku dan Iqbaal dengan di bantu oleh Bunda, Ayah, Mama, Epi dan temannya Kagi menyiapkan kejutan kecil untuk teh Ody.

Aku juga bingung kenapa Kagi mau mambantu mungkin karena tidak enak karena sudah tinggal dirumahku.

Oh iya aku jadi lebih sering memanggil namanya Kagi, Ini bukan panggilan spesial hanya supaya lebih singkat saja memanggilnya.

Dia baik tapi hanya di waktu-waktu tertentu karena seringnya menyebalkan, kadang-kadang bersikap dingin dan cuek tapi satu waktu berubah manis dan hangat.

Pernah sekali waktu ketika pelajaran olah raga aku kelupaan membawa baju olah ragaku padahal malam sebelumnya sudah aku siapkan tapi aku benar-benar kelupaan sehingga meninggalkan bajuku tergeletak di sofa kamar. Lalu aku menelpon Ka Epi untuk mengantarkan bajuku ke sekolah dan untungnya dia mau membatuku.

Tapi saat aku menunggu di depan gerbang sekolah yang datang malah temannya “Kagi” dia datang dengan wajah yang tidak bersahabat.

“Lain kali jangan lupa lagi, nyusahin orang!” Ucapnya sambil menyerahkan tote bag warna pink kesukaanku.

“Ya maaf namanya juga lupa.” Jawabku. “Epi mana?” Tanyaku mencari tau, karena aku kan meminta tolongnya sama Epi bukan sama orang ini.

“Sibuk.” Jawabnya singkat dengan wajah datarnya.

“Oh yauda, makasih ya udah anterin baju gue.” Ucapku tulus. Walau bagaimanapun aku harus tetap berterima kasih bukan, jika mendapat bantuan dari orang lain.

Tapi yang ku dapat bukan ucapan sama-sama selayaknya orang yang mendengar kata terima kasih, dia berlalu begitu saja dengan deruan suara mesin motor sportnya yang lumayan mengganggu gendang telingaku.

Aku mendengus kesal karena perlakuannya. “Dasar bunglon!” Umpatku dalam hati sambil menghentakkan kakiku akibat rasa kesel.

Siapa juga yang minta bantuan dia, lagian yg gue tlp juga Epi bukan tuh orang. Itu salah satu bentuk kekesalanku untuk Kagi, dan masih banyak lagi sikap menyebalkannya yang malas aku bahas sekarang.

Tapi kalian tau dia bisa juga bersikap manis jadi ceritanya saat pulang sekolah aku dijemput olehnya padahal aku sama sekali tidak meminta untuk dijemput dan saat itu aku sedang tidak bersama Iqbaal karena dia juga ada keperluan untuk mengantar Iren pulang.

Semenjak Iqbaal bersama Iren aku jadi lebih sering berangkat dan pulang sekolah bersama kawan-kawanku karena Yori selalu bawa mobil sendiri dan dia tidak keberatan untuk mengantar dan menjemputku karena rumah kami pun searah jadi tidak terlalu merepotkan, atau sesekali di antar oleh Ka Epi.

Jadi hari itu tiba-tiba saja Kagi sudah berada di depan gerbang sekolahku, duduk di atas motor sportnya dengan penampilan yang membuat siswi di sekolahku tak berhenti menatapnya, ia memakai setelan kaos yang dibalut jaket kulit hitam dan celana jeans dengan warna senada.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monarch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang