22

1.3K 118 19
                                    

Hai 👋

Nungguin gak?

Nggak ya?

Yauda gpp.

Semenjak acara ualang tahun Teh Ody aku jadi sering liat Mama murung dikamar, beberapa kali juga aku sempat memergoki Mama sedang menangis sambil memeluk sebuah pigura, yang aku sendiri gak tau foto siapa yang ada dipigura itu.

Sudah sempat tanya, tapi Mama selalu mengalihkan pembicaraan lalu meyakinkanku bahwa tidak ada yang terjadi dan ia baik-baik saja.

Aku tidak bisa memaksa Mama untuk bercerita tentang perasaannya yang menurutku terlihat tidak baik-baik saja saat itu.

Yang bisa aku lakukan hanya menghiburnya membuatnya tertawa hingga ia bisa melupakan kesedihannya sejenak. 

Waktu terus berjalan, hari berganti hari dan bulan berganti bulan.

Semenjak kenaikan kelasku 6 bulan lalu sekarang aku dan teman-temanku sedang disibukkan oleh persiapan Ujian Kelulusan dengan mengikuti bimble yang diadakan setelah kegiatan sepulang sekolah.

Tidak lama lagi akan ada beberapa try out yang harus kami ikuti, aku jadi sering mengabiskan waktu untuk belajar bersama dengan teman-temanku.

Terkadang kami menginap di salah satu  rumah entah di rumah Yori, Zulfa, Adis atau dirumah ku.

Kami akan membahas soal-soal yang kurang dimengerti, saling membantu dan berbagi. Aku beruntung sekali mempunyai sahabat seperti mereka.

Biasanya kami akan menginap di hari jumat malam dengan membawa beberapa buku yang akan dipelajari bersama dan malam ini kami akan menginap di rumah Adis.

Setelah Shalat maghrib aku pamit ke Mama untuk pergi ke rumah Adis Mama juga sudah tau tujuanku ke rumah Adis untuk apa, jadi Mama tidak melarangku.

Aku berangkat dengan di antar oleh Kagi, yah walaupun dia sudah tidak tinggal disini tapi masih sering main dan sesekali juga menginap.

Kagi menyewa salah satu apartment di Bandung katanya dia akan lebih lama tinggal disini jadi gak enak rasanya kalau terus numpang.

Bahkan Kagi juga berencana membuka usha kedai kopi, dia memang selalu tertarik dengan kopi, dia pencinta kopi dan gila kopi.

Sambil menyusun rencana membuka kedai kopi di Bandung dia juga masih harus mengikuti beberapa mata kuliah yang tinggal sedikit, setelah itu menyusun skripsi untuk menyelesaikan pendidikannya.

Semua orang bilang aku dan Kagi cocok jadi sepasang kekasih. Aku akui Kagi memang sangat baik dia bukan tipe orang yang banyak bicara tapi dia selalu menjadi pendengar yang baik dan ajaibnya dia akan selalu ada untukku terutama disaat aku merasa membutuhkan teman untuk bercerita.

Kagi memang bukan orang yang aku inginkan tapi disaat yang tepat dia selalu menjadi orang yang aku butuhkan, yah walau lebih seringnya membuatku kesal tapi akan selalu ada perilakunya yang membuatku nyaman.

Monarch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang