First time! Dan semoga suka ..
selamat membaca kerecehan yang adaJalanan cukup ramai sore ini. Aku dan Iqbaal masih di atas motor menyusuri setiap jalanan kota Bandung. Aku semakin mengencangkan pelukanku pada Iqbaal karena udara di sini yang cukup dingin kalau menjelang malam, ditambah sebelumnya habis hujan deras yang membuat udara semakin dingin menerpa kulitku. Aku cukup lumayan sering melakukan ini memeluk Iqbaal dari belakang setiap berboncengan dengannya. Badannya tegap dan cukup atletis karena ia memang rajin berolahraga. Iqbaal selalu menjadi tempat Aku untuk bersandar rasanya ia bisa menyalurkan kehangatan sekaligus kenyamanan untukku.
Aku sangat menyukai bagaimana cara Shasa memelukku rasanya sangat hangat dan nyaman dan itu membuatku merasa seperti orang yang sangat Ia butuhkan. Aku menyukai bagaimana Ia bersikap terhadapku, Aku menyukai bagaimana caranya tersenyum, Aku menyukai tingkah konyolnya, Aku menyukai apapun semua yang ada pada diri Vanessha kecuali ketika ia terpuruk, bersedih dan kecewa. Aku seperti merasakan hal yang sama dengan apa yang Shasa rasakan. Aku ingin terus berada disampingnya itupun jika semesta mengizinkan. Maafkan aku Sha.
Motorku kini sudah memasuki komplek perumahan yang cukup mewah di Kota Bandung dan berhenti tepat disebuah rumah bertingkat berwarna putih. Aku membunyikan klakson tanda meminta tolong penjaga rumah untuk membukakan pagar rumah Shasa. Selang beberapa detik pagar tersebut sudah terbuka lebar dan mempersilahkan aku masuk.
Aku menghentikan motorku di garasi rumah Shasa. Sudah hampir 10 menit berlalu semenjak motor ini diam tapi Shasa masih memelukku dengan erat sepertinya Shasa tertidur dipunggungku. Aku mengelus tangannya yang melingkar di pinggangku mencoba membangunkannya sehalus mungkin.
“eugh..” lenguh Shasa yang mulai tersadar. Ia langsung melepaskan pelukkannya dari Iqbaal.
“Kita udah sampe ya Baal?” tanya Shasa polos
“Iya Sha. Lo mau turun atau mau lanjut meluk gue?” tanya Iqbaal sedikit menggoda Shasa.
“Turunlah.” Jawab Shasa ketus
“Yha, peluk lagi deh. Enak jadi anget.” Jawab Iqbaal polos.
“Yeu MODUS lo!” jawab Shasa sambil memukul bahu Iqbaal.
Iqbaal tersenyum melihat tingkah Shasa yang sudah kembali seperti sebelumnya. Shasa yang menyenangkan Shasa yang ceria.Akhirnya Shasa dan Iqbaal turun dari motor, Iqbaal berjalan mendahului Shasa. Tiba-tiba Shasa menarik tangan Iqbaal.
“Soal..- kejadian tadi jangan bilang siapa-siapa ya terutama nyokap gue. Gue gak mau buat mereka semua khawatir. Ucap Shasa sendu. Iqbaal tersenyum melihatnya.
“Iya lo tenang aja semuanya aman ditangan Iqbaal Diafakhri Ramadhan” jawabnya dengan semangat.
“Tapiiii ...”
“Tapi apa?” tanya Shasa.
“Ada syaratnya.” Jawab Iqbaal.
“Apaan? Pake syarat segala si!” protes Shasa.
“Pertama lo gak boleh ngelakuin hal kayak tadi lagii yang bisa membahayakan diri lo sendiri, kedua kemanapun lo pergi harus sama gue, ketiga.. apapun yang terjadi lo harus cerita sama gue dan yang keempat luka lo harus gue obatin dulu. Deal?” jelas Iqbaal pada Shasa.
“Ck.. iya, bawel lo!” jawab Shasa ketus.Iqbaal mengacungkan jari kelingkingnya meminta Shasa untuk berjanji. Akhirnya Shasa mengikuti kemauan Iqbaal, karena kalau tidak dia akan merengek seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Teen Fiction🏅 #1 idr (22 juli 2020) 🏅 #3 vp (22 juli 2020) "Heran deh mama tuh sama kalian berdua. Kalau deketan kerjaannya berantem mulu. Tapi kalau lagi jauhan mulai deh ngerengek rengek bilang kangen," "Dih aku gak gitu ma!." Jawab Iqbaal dan Shasa berbar...