Monarch

33

Double up nih! tapi tipis-tpis aja yaaa hehe ✌

"Jadi cincin ini--?" Aku memberi isyarat agar Iren mau menceritakan perihal cincin itu.

"Iya Sha akhirnya dia ngelamar gue. Gue seneng banget, gak nyangka ternyata dia bisa romantis juga." Ujarnya.

"Dia ngelamar lo dimana?"

"Di singapore, sebenernya gue kesini juga sekalian mau ketemu dia."

Lho berarti kejadian semalam itu bukan mimpi? Iqbaal benar-benar sudah pulang ke Indonesia? Ke Bandung? Tapi kenapa Bunda bilang Iqbaal masih di Melby? Astagaaa... ini yang mana yang benar?

"Oh ya? Dia udah pulang?" Tanyaku.

"Pulang? Siapa?" Iren malah balik bertanya.

"Iqbaal. Lo mau ketemu sama tunangan lo kan?" Balasku menjelaskan.

"Iqbaal?" Dia menjawab sambil menahan tawanya, tidak percaya dengan pertanyaanku.

"Why? Kok lo ketawa sih?"

Dia masih tertawa sambil menutup mulutnya. Membuatku heran dengan sikapnya, sepertinya tidak ada yang lucu dari pertanyaanku.

"Bentar-bentar, lo pikir orang yang kasih cincin ini Iqbaal?" Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Iren.

"Bukan Sha, gue sama Iqbaal bahkan udah selesai hampir 5 tahun lalu." Jawba Iren.

"Hampir 5 tahun?" Tanyaku dengan wajah terkejut, karena sungguh aku baru mengetahuinya sekarang.

"Iya, lo inget hari dimana lo kabur dari rumah? Gak lama setelah kejadian itu gue minta putus dari Iqbaal."

"Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Karena gue tau cintanya Iqbaal bukan buat gue -- tapi buat lo Sha. Sayangnya Iqbaal ke gue cuma sebagai sahabat.

Yah dulu gue sempat gak terima, tapi lama-lama gue sadar kalau perasaan cinta itu gak bisa dipaksain. Akhirnya gue coba buat ikhlasin dia, tapi gue tetep minta dia buat jadi sahabat gue. Karena gue mau perpisahan ini dengan cara yang baik-baik.

Gue tahu dia cinta banget sama lo Sha, dia bener-bener jagain lo waktu kaki lo sakit dan terpaksa harus pake tongkat, dia keliatan panik banget waktu lupa punya janji sama lo, gue bahkan liat dia hancur banget waktu tau lo kabur dari rumah, terus tiba-tiba sikap lo berubah dan jauhin dia.