" Gue rasa ada yang salah sama diri gue?"
~ Lara ~
Seperti biasa Lara akan terbangun dengan rasa mual yang selalu setia menemani. Entah karena apa dia tidak tau, dia ingin memeriksakan dirinya ke dokter, tapi sekedar punya uang saja dia tidak punya. Dia mengambil ponselnya dan melihat nama Randi tertera disana, seperti biasa akan mengucapkan selamat pagi seperti orang pacaran pada umumnya.
Tapi nomer tidak di kenal membuatnya mengkerutkan keningnya, karena setau dirinya tidak ada yang kepo dengan nomer ponselnya.
+62...........
Pagi cantik, salam kenal dari orang ganteng
Jangan lupa semangat belajarLARA
Siapa sih?Lara mengedikan bahunya dan menaruh ponselnya itu ke dalam tas, takut terlambat ke sekolah dia segera melangkah ke dapur dan mengambil beberapa roti yang ada. Ibunya belum pulang dari semalam, entah kemana dia tidak tau.
" Berangkat bareng?" tanya Randi yang tiba-tiba sudah ada di depan rumahnya.
" Kok lo bisa disini?" tanya Lara menghampiri Randi, jelas dia kebingungan. Sedari dulu Lara tidak pernah memberi tau alamat rumahnya kepada Randi.
" Gak usah di pikirkan, hmm..... tapi kita harus jalan sampai keluar kompleks sini. Gue gak bisa bawa motor kesini, jalannya kecil banget " kata Randi menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.
Memang keadaan rumah Lara yang kumuh, karena dia bukan kalangan orang kaya. Jadi dia hanya bisa tinggal di rumah yang yaahh seperti itulah. Lingkungannya juga sedikit kotor dan kumuh.
" Gak apa-apa, lagian lo ngapain kesini juga " kata Lara berjalan mengikuti Randi.
" Sekali-kali jemput pacar, lagian lo tuh privasi terus sama gue. Gue kan pacar lo, btw rumah lo kosong ya, nyokap lo mana?" tanya Randi penasaran, karena semua orang sudah tau Lara hanya hidup bersama ibunya jadi mereka akan bertanya ibunya kemana.
" Gak tau " balas Lara acuh tak acuh.
" Bener ya ibu lo kerja malam?" tanya Randi dengan nada menyelidik, Lara menatap Randi datar.
" Jangan kepo sama urusan gue " kata Lara jengkel mendengar pertanyaan Randi yang menurutnya sama saja seperti yang lain. Merendahkan dirinya.
" Ckckc... Kenapa sih La, lo itu tiap hari sembunyiin semuanya dari gue " kata Randi sedikit kesal dengan Lara, karena hampir setahun pacaran Randi sama sekali tidak tau bagimana kehidupan Lara.
" Lo gak perlu campurin urusan gue Randi " kata Lara datar, dia sudah muak jika orang-orang mencampuri urusannya.
Ya dia tau Randi pacarnya, tapi tetap saja dia belum berhak.
" Ya sudah, maafin gue " kata Randi menyerah, dia tetap tidak akan mengetahui Lara sedalam mungkin. Gadis itu sangat sulit dia jangkau, walau sudah dia miliki.
Lara hanya mengangguk sebagai jawabannya.
*
*
*" Des " panggil Lara ragu-ragu.
Dessy mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan menatap Lara. Karena jarang sekali gadis itu memanggilnya terlebih dahulu, sekarang mereka sedang berada di perpustakaan jadi Lara rasa dia ingin mengatakan ini pada Dessy.
" Kenapa my baby honey bunny?" kata Dessy membuat Lara bergidik jijik.
" Gue serius Des " kata Lara yang dibalas kekehan geli oleh Dessy.
" Iya kenapa? Lo ada masalah?" tanya Dessy menatap Lara intens.
" Gue rasa ada yang salah sama diri gue " kata Lara memikirkan harus berbicara darimana, dia bingung harus cerita kemana selain Dessy yang selalu mendengarnya.
" Kenapa? Salah kenapa? Lo sakit?" tanya Dessy dengan raut wajah khawatir.
" May be, belakangan ini gue sering ngerasa lemas, mual, bahkan lo liat kan gue gak nafsu makan. Berat badan gue turun terus " kata Lara meluapkan segalanya yang dia rasakan.
" Lo hamil La?" tanya Dessy dengan gamblang.
" Astaga Des,,,,, bahkan sekedar tidur sama lawan jenis aja gue gak pernah " kata Lara mengumpat kasar, Dessy tertawa ringan. Jelas dia tahu siapa Lara.
" Bercanda, lo gak periksa ke dokter?" tanya Dessy menatap Lara serius.
" Gak,,,, uang aja gue gak punya. Makanya gue minta tolong ke elo, cariin gue kerja " kata Lara dengan tatapan memelasnya itu, Dessy melayangkan tangannya berucap ' NO '.
" Sepulang sekolah lo ikut gue " kata Dessy dengan mata tegas seakan tidak bisa dibantah.
" Kemana?" tanya Lara tidak mengerti.
" Ke rumah sakitlah, masak gue ngajak lo ke kuburan. Gue langsung aja tanam lo disana " kata Dessy jengkel.
" Jangan bercanda dong Des, gue seriusan. Lo gak perlu bayarin gue segala " kata Lara tidak enakan, inilah Lara selalu menolak pemberian orang.
" Gimana kalo gue jadiin utang aja. Lo bisa bayar, pas lo punya uang, gimana?" tanya Dessy membuat Lara berfikir, lalu gadis itu mengangguk mengiyakan.
" Gitu dong, sekali-kali urus diri lo. Makin lama, lo emang kayak ikan teri sih, krempeng " kata Dessy tertawa ringan takut jika di tegur pegawai perpustakaan.
" Gak asik lo " kata Lara memutar bola matanya malas.
" La, kok gue ngerasa makin hari Randi deket sama Kisma yaa " kata Dessy tiba-tiba, Lara mengernyitkan keningnya heran.
Karena setaunya Randi tidak pernah dekat dengan gadis lainnya kecuali dia dan Dessy.
" Tau darimana?" tanya Lara sedikit terbesit rasa cemburu di hatinya mendengar hal itu.
" Kemarin pas pulang sekolah, gue lihat Randi bonceng si Kisma " kata Dessy menatap Lara yang terdiam, mungkin perkataannya itu membuat hati sahabatnya sakit.
" La, gue gak maksud apa. Coba deh lo tanya Randi biar lebih jelas " kata Dessy menepuk bahu Lara agar gadis itu tersadar dari lamunannya.
Lara hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
*
*
*Voment guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA [COMPLETE] ✔
Teen FictionFollow dulu guys :) Jika dia bisa memilih, lebih baik dia tidak dilahirkan kembali. jika dia bisa memilih, dia akan mengakhiri hidupnya sendiri. hidup kadang selucu itu, jika roda berputar. Kenapa hidupnya tidak berputar juga? Kenapa dia selalu yan...