" MATI AJA LO ANAK HARAM!!!"
~ KISMA ~
Seperti janji Randi, cowok itu menjemput dirinya. Hari ini Lara tampak berbeda, gadis itu memakai Dress putih pendek sederhana tapi tetap terlihat elegan. Bahkan untuk pertama kalinya Randi tertegun melihat wajah Lara yang dihiasi make-up tipis.
" Kenapa? Aneh ya?" tanya Lara menundukan kepalanya.
" Enggak kok " kata Randi gelagapan.
" Seharusnya gue nolak tadi pas Mama mau dandanin kayak gini " kata Lara masih menundukan kepalanya.
Randi menaikan kepala Lara dengan tangannya memegang dagu gadis itu.
" Lo cantik, La. Cantik banget " kata Randi tulus, Lara tidak bisa menyembunyikan rasa malunya. Coba saja Arga yang mengatakan hal itu kepadanya malam ini, tapi itu mustahil. Sudah 2 minggu cowok itu menghindarinya.
" Ya udah, ayo jalan " kata Randi menuntun Lara ke arah mobilnya.
" Lo punya mobil baru ya " kata Lara tersenyum senang, " Baru nyadar lo " kata Randi dengan nada mengejek, Lara hanya tersenyum malu. Sepertinya dia tidak terlalu memperhatikan Randi selama ini.
Selama perjalanan tidak ada yang membuka percakapan, karena memang biasanya seperti itukan. Setelah sampai di parkiran sekolah, Randi membukakan pintu untuk Lara membuat gadis itu menunduk malu karena diperhatikan banyak orang.
" Jangan nunduk, wajah lo terlalu cantik kalo gak diliatin " kata Randi benar-benar membuat Lara memerah karena malu.
" Ekhmm..... Gue pingin ngomong sama lo " kata Arga yang tiba-tiba datang di hadapan mereka, Randi sudah memasang wajah super galaknya, tapi Arga tidak menghiraukan itu. Saat ini dia hanya terpaku pada gadis di depannya itu.
" La, gue pingin ngomong sama lo " kata Arga melembut, Lara mendongakkan kepalanya dan menatap Arga lekat.
" Mau ngomong apa?" tanya Lara.
" Gak disini, ikut gue " kata Arga menarik tangan Lara.
" Randi, gue pergi bentar " kata Lara sembari meninggalkan Randi, cowok itu hanya menghela nafas kasar. Sepertinya sangat sulit menjangkau Lara kembali saat gadis itu memiliki orang yang sangat istimewa saat ini.
A
rga membawa Lara ke rooftof sekolah, tiba-tiba cowok itu mendekap Lara di sudut tembok.
" Arga, apa yang lo lakukan?" kata Lara dengan debaran jantung yang tidak beraturan, dia sungguh merasa sangat gugup saat ini.
" I miss you so much " lirih Arga di sela-sela leher Lara membuat gadis itu bergidig.
" Ar, kita gak bisa kayak gini " kata Lara berusaha melepaskan pelukan Arga.
" Kenapa? Udah 2 minggu gue gak lihat lo, bayang-bayang wajah lo selalu menuhin pikiran gue. Selama itu gue urak-urakan, gue mau lo. Bukan yang lain " kata Arga menatap manik mata Lara yang sayu.
" Arga " lirih Lara.
Wajah Arga semakin dekat dengannya, bahkan dia merasakan deru nafas Arga di pipinya.
Cup....
Lara membulatkan matanya, saat benda kenyal itu menyentuh bibirnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam dan menikmati ciuman Arga. Makin lama Arga melumat bibirnya membuatnya kesulitan bernafas. Dia memukul bahu Arga.
" Ma..maaf " kata Arga dengan deru nafas yang sama dengannya.
" Jangan tinggalin gue, La " kata Arga memeluk Lara kembali.
" Arga, sekarang lo punya Dessy. Gue harap lo bisa lindungin dia " kata Lara menangis dalam diam, Arga tahu gadis itu menangis.
" Gue akan cari cara buat batalin perjodohan konyol itu " kata Arga membatah semua ucapan Lara.
" Jangan lakuin itu, gue akan sangat kecewa. Ar, hidup gue udah gak lama. Gue cuma mau lo dan Dessy bahagia, itu aja " kata Lara menundukan kepalanya.
Arga memegang dagu Lara dan kembali mencium gadis itu dalam. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, tapi yang dia inginkan hanya Lara saat ini dan seterusnya akan seperti itu.
*
*Dessy sedari tadi menggoda Lara, yah sebenarnya Dessy memergoki gadis itu sedang berciuman dengan Arga. Bukannya kesal tapi dia malah senang melihat itu, bahkan semakin gencar menggoda Lara yang sudah kesal setengah mati.
" Gue tadi tuh kayak ngeliat drama korea secara live tahu gak sih. Sumpah jiwa gue meronta-ronta " kata Dessy berteriak histeris, orang-orang yang lewat hanya menatap mereka aneh.
" Des, seharusnya lo kan marah tunangan lo nyium gue. Lo kok malah senang bukan kapalang kayak gini sih " kata Lara tidak habis pikir dengan kegeseran otak sahabatnya satu ini.
" Sampai kapan pun gue gak bakal ngakuin dia tunangan gue, karena bentar lagi semuanya udah ending " kata Dessy yang sama sekali Lara tidak mengerti.
" Udahlah, gue mau ke loker gue bentar " kata Lara pergi meninggalkan Dessy yang hanta senyum-senyum tidak jelas, tapi dia segera menyusul Lara.
Lara mengambil kunci lokernya sebelum sebuah tangan menariknya kencang. Lara membalikkan badannya dan melihat Sandra dengan wajah juteknya seperti biasa.
" Daripada lo kluyuran gak jelas kayak gini, mending lo bantuin kelas kita " kata Sandra sinis.
" Apa yang bisa gue bantu?" tanya Lara sudah capek menghadapi semua orang.
" Ambilin tuh bahan makanan di gudang, tadi anak-anak naruh disana. Di atas kardusnya udah ada nama kelas kita " kata Sandra memerintah, Lara hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Lara segera berlari ke arah gudang, karena waktu acara akan segera dimulai. Dessy yang melihat kepergian Lara merasa aneh dengan pembicaraan Lara dan Sandra. Gadis itu memilih menyusul Lara saja.
*
*
*VOMENT GUYS :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA [COMPLETE] ✔
Teen FictionFollow dulu guys :) Jika dia bisa memilih, lebih baik dia tidak dilahirkan kembali. jika dia bisa memilih, dia akan mengakhiri hidupnya sendiri. hidup kadang selucu itu, jika roda berputar. Kenapa hidupnya tidak berputar juga? Kenapa dia selalu yan...