" Gue pingin terus kayak gini "
~ ARGA ~
Arga melangkahkan kakinya dengan gontai, dia sungguh mengantuk. Kemarin dia tidak bisa tidur karena memikirkan keadaan gadis yang selalu memenuhi pikirannya saat ini. Bahkan sudah hampir seminggu gadis itu tidak sekolah.
Rindu?
Jelas dia rindu, menatap wajah sayu dan mata hazel milik gadis itu.
" Arga "
Oke mungkin efek rindunya terlalu berat sehingga dia mendengar suara gadis itu memanggilnya.
" Arga "
Ahh Arga jadi ingin memeluk gadis itu jika dia melihatnya, tapi dia hanya bisa mendengar suaranya.
" ARGA " teriakan itu membuat Arga tersentak.
Lara, gadis itu ada di depannya dengan wajah di tekuk karena kesal. Tanpa aba-aba Arga memeluk gadis itu hingga tubuh ringkih gadis itu sedikit oleng jika Arga tidak menopangnya.
" Lo kenapa?" tanya Lara kebingungan.
" Gue kangen tau sama elo, udah hampir seminggu lo gak sekolah " kata Arga menatap wajah Lara yang masih saja sayu, bahkan mata hazel itu kian meredup.
Penampilan gadis itu sangat berbeda, dulu rambut panjangnya selalu terurai dengan indah. Dan sekarang rambutnya sangat pendek layaknya laki-laki, dia merasa bersalah karena tidak menyelamatkan gadis itu dari Kisma.
" La, mau bolos gak?" tanya Arga menggaruk leher bagian belakangnya yang tida gatal, Lara mengangguk semangat sebagai jawabannya.
" Ya udah yuk, keburu di cegat satpam sekolah " kata Arga tertawa senang, dia menarik tangan gadis itu agar mengikutinya.
Lara hanya tersenyum menatap punggung cowok di depannya itu.
Maaf, gue gak tau tindakan gue ini bakal nyakitin lo atau enggak
A
rga mengajak Lara ke gang sempit di samping sekolah. Lara juga tidak tau akan dibawa kemana, dia hanya mengikuti kemana Arga melangkah. Mereka berhenti di sebuah warung yang sama sekali Lara tidak tahu, ternyata di gang sesempit itu ada sebuah warung yang lumayan ramai siswa yang membolos.
" Ayo masuk, gak usah takut anak-anak sini baik-baik, kalo mereka berani macam-macam sama lo, gue pastiin mereka gak hiduo besok " kata Arga menarik tangan Lara masuk.
" Wiss tumben lu ngajak cewek " kata salah satu cowok di sana, Lara hanya menunduk malu. Sepertinya dia adalah gadis yang pertama bagi Arga, atau tidak. Tapi entahlah ada rasa bahagia jika dia bisa dekat dengan Arga.
" Bacot " kata Arga menatap tajam temannya itu.
" Wahh nden Arga udah pintar ngajak anak orang bolos ternyata " kata Eden sambil memakan bakwan di tangannya.
" Sewot lo " kata Arga menuntun Lara untuk duduk di samping Surya setidaknya cowok itu lebih kalem dari teman-temannya yang lain.
" La, gue saranin lo jangan deket-deket Arga. Karena lu bakal risih sama dia, dia tuh kalo dah suka cewek bucinnya level dewa " kata Dimas kembali mengompor-ngompori.
" Jangan jadi kompor " kata Surya kasihan melihat Lara yang ketakutan setengah mati.
" Emang Arga pernah bucin ke cewek ya?" tanya Lara memberanikan diri bertanya, sontak semua orang disana terpaku dengan suara indah Lara.
" Eng..enggak pernah sih, tapi kan siapa tau " kata Dimas menggaruk kepalanya yang tidak gatal, aneh juga jika Lara berbicara kepadanya.
" Jangan dengerin omongan setan, hukumnya dosa dua kali lipat " kata Arga memberi Lara teh hangat manis dan beberapa gorengan. Lara hanya menerimanya dengan senang hati, karena segala pemberian Arga sangat istimewa baginya.
" Dihh gak nyadar diri, lo sendiri noh yang setan. Lagian mana ada setan ganteng macam gue " kata Dimas menyisir jambulnya dengan PD.
" Kacang lupa kulitnya " kata Eden melempar kulit kuaci yang baru saja dia emut.
" Dih Eden, mulut lu bau jigong. Sekarang lo meracuni sel-sel kulit gue pakek zat jigong dalam mulut lu. Iyuhhh gue sumpahin lo pacaran sama kuyang " kata Dimas mengelap wajahnya dengan jijik, Eden tertawa mendengarnya.
" Apa kutang? Wahh gue suka maling kutang tetangga gue tuh " kata Eden mulutnya sama sekali tidak bisa di filter.
" Ngomong yang aneh-aneh lagi gue bogem lo satu-satu " kata Arga menatap kedua sahabatnya yang gak jelas itu.
" Dan lu Sur, jangan ngerokok dulu " kata Arga mengambil rokok di mulut Surya dengan kasar dan membuangnya begitu saja ke tanah.
" Lah? Rokok gue, lo tau gak sih itu mahal pakek banget. Lo si enak holkay tinggal minta uang ke bonyok lo, nah gue mati-matian minta uang buat beli rokok " kata Surya mulai cerewet tidak jelas.
" Sama aja, bonyok lo gak ngasih karena lo pakek buat beli barang haram " kata Eden sok bijak, Surya mencebikan bibirnya kesal.
" Tumben lo larang-larang kita, biasanya juga bodo amat " kata Surya memutar bola matanya malas.
" Demi kebaikan mental dan fisik Lara, dengan pikiran lo yang kotor mental Lara bakal rusak dan kalo lo ngerokok fisik Lara bakal keganggu " kata Arga panjang lebar.
Lara, Eden, Surya dan Dimas hanya bisa menganga mendengar penuturan Arga yang kelewat posesif? Mungki. Padahal mereka kan belum ada status yang jelas.
" Arga, gak apa-apa kali kalo Surya ngerokok. Apalagi candaan Eden sama Dimas kocak juga " kata Lara memegang tangan Arga agar cowok itu tidak melarang teman-temannya lagi.
" Gak boleh pokoknya, kalo gak ada lo baru gue kasih. Mau dia ngomong sampe berak-beraknya gue juga gak peduli " kata Arga tegas.
" ARGA " teriak Surya, Dimas, dan Eden bersamaan.
" Apa?" tanya Arga heran.
" Jangan ngomong kotor di depan Lara " kata mereka serempak lagi, Arga hanya melongo mendengarnya.
Persekian detik dia langsung terkekeh geli.
*
*
*Voment guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA [COMPLETE] ✔
Teen FictionFollow dulu guys :) Jika dia bisa memilih, lebih baik dia tidak dilahirkan kembali. jika dia bisa memilih, dia akan mengakhiri hidupnya sendiri. hidup kadang selucu itu, jika roda berputar. Kenapa hidupnya tidak berputar juga? Kenapa dia selalu yan...