" Gue mohon, jangan kasih tau ini ke siapa pun. Terutama Lara "
~ DESSY ~
Seorang gadis dengan rambut sebahunya berjalan ke arah restoran yang menjadi tujuannya. Dia Dessy, gadis itu menggerutu sepanjang perjalanan. Karena tadi dia ada masalah dengan mobilnya jadi dia ketinggalan acara. Dia ingin saja tidak datang, tapi ayahnya akan mengancam tidak akan membelikannya album k-pop lagi.
Dessy melangkah ke arah meja yang sudah ada ibunya dan ayahnya. Dia juga belum menemukan laki-laki yang akan menjadi jodohnya itu.
" Ini putri saya, namanya Dessy " kata Papanya dengan senyum ramah menyuruh Dessy untuk memperkenalkan diri.
" Malam Om, Tante, nama aku Dessy " kata Dessy sok ramah, padahal dia malas sekali. Kedua pasangan orang tua ini menurutnya sangat kudet, masih saja ada acara perjodohan layaknya siti nurbaya.
" Duhh.... kamu cantik banget ya, gak sia-sia kita milih kamu buat putra kita. Ohh ya, panggil aja Mama Laras dan ini Papa Anton " kata Laras tersenyum senang, dia menuntun Dessy agar duduk di sampingnya.
" Anak Mama belum datang, jadi tunggu dulu ya. Kayaknya dia terlambat " kata Laras menatap Dessy yang sedari tadi celingak-celinguk, bisa Laras simpulkan jika gadis itu sedang mencari putranya.
" Eh iya Tan.... Eh Mama " kata Dessy canggung, memanggil mama kepada wanita di sampingnya ini sangat canggung baginya.
Dessy hanya menundukan kepalanya merasa bosan dengan percakapan orang-orang paruh baya di sekelilingnya ini. Dia merutuki cowok yang akan menjadi jodohnya itu, tidak punya rasa disiplin.
" Maaf aku terlambat " suara bariton menginstruksi mereka semua menatap ke arah cowok dengan pakaian kasualnya itu.
" LO?!" teriak Dessy dan Arga secara bersamaan, mereka membulatkan kedua bola mata mereka terkejut.
" Wahh kalian udah saling kenal ya?" kata Laras bersorak senang, sedangkan yang lain juga mengangguk mengiyakan.
" Kita teman satu sekolah " kata Dessy terdiam.
" Bagus dong, jadi kalian bisa tambah akrab kalo sering ketemu " kata Mama Dessy, gadis itu hanya mengangguk lemah.
" Ma, bisa aku ajak Dessy keluar sebentar " kata Arga yang di balas anggukan setuju oleh semuanya.
Arga segera menarik tangan Dessy untuk mengikutinya. Dessy hanya diam, pikirannya melayang entah kemana. Hanya satu nama yang dia ingat sekarang. Lara.
" Kita harus batalin ini " kata Dessy menghentakan tangan Arga membuat langkah keduanya terhenti.
Sekarang mereka ada di area parkir restoran, kepala Dessy seakan mau pecah mendengar informasi seperti ini. Dia tidak boleh bertunangan dengan Arga, tidak boleh.
" Gue gak bisa batalin ini " kata Arga sontak membuat Dessy mengerang kesal, apa maksud laki-laki di depannya ini?
" Kenapa? Lo jangan main-main sama perasaan sahabat gue, jelas lo tau kalo Lara butuh lo disisinya " kata Dessy penuh penekanan.
" Gue tahu, bahkan gue ingin tetap di sampingnya. Tapi gue gak bisa batalin ini semua, kalo gue bisa udah dari awal gue tolak " kata Arga terdengar frustasi, Dessy juga begitu.
" Kenapa? Kenapa lo gak bisa batalin semuanya, kasian Lara " kata Dessy menundukan kepalanya menahan isak tangisnya.
" Bokap gue sakit jantung, kalo gue ngebantah perintahnya, gue gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Gue gak mau kehilangan bokap gue Des, tolong ngertiin posisi gue " kata Arga lirih, dia juga sama seperti Dessy ingin menangis. Tapi dia tidak bisa mengeluarkan air matanya.
" Terus kita harus apa? Kasih tau Lara kalo kita bakal tunangan, itu sama aja jadi luka baru di kehidupan Lara " kata Dessy memukul dada bidang Arga lemah.
" Jangan kasih tau dia, gue mohon " kata Arga menggenggam tangan Dessy.
" Gue gak tau, gue gak bisa khianatin sahabat gue sendiri " kata Dessy semakin terisak, Arga memeluk gadis itu upaya untuk menenangkannya walau dia tahu itu tidak akan membuat gadis di dekapannya tenang.
" Nanti gue pikirin lagi, untuk saat ini jangan kasih tau Lara dulu. Gue gak mau dia sakit hati karena gue " kata Arga mengelus puncak kepala Dessy.
" Tapi Arga, lo sayangkan sama Lara?" tanya Dessy menatap manik mata Arga.
" Gue sayang banget sama dia, tapi ada bokap gue yang lebih gue sayang daripada dia. Gue gak mau egois, Des " kata Arga menatap langit hitam yang di penuhi bintang.
Mereka sama-sama diam dan duduk di pinggir kolam, tepatnya di depan area restoran. Mereka hanya diam dengan pemikiran masing-masing, Dessy beberapa kali mendengar telepon dari ponselnya. Tapi dia abaikan.
" Ponsel lo " kata Arga.
" Paling nyokap gue " kata Dessy kembali melamun.
" Lihat dulu, siapa tau penting " kata Arga memberitahu.
Dessy menghembuskan nafasnya berat, dia menatap nama Lara tertera disana. Pasti gadis itu mengkhwatirkannya, tapi dia tidak sanggup berbicara kepada Lara.
" Angkat " kata Arga dingin.
" Halo " jawab Dessy gugup.
" Lo kemana aja sih? Gue khawatir tau sama lo, lo gak apa-apa kan?" Tanya Lara di seberang sana, Dessy semakin kelu menjawab pertanyaan Lara
" Des, lo beneran gak apa-apa kan? Jangan bilang jodoh lo udah tua ya " kata Lara lagi.
" Enak aja lo, jodoh gue masih muda kalik. Kalo tua mana mau gue dijodohin sama aki-aki " balas Dessy spontan, inilah sifatnya selalu menjawab secara ceplas-ceplos.
" Ya udah, acara pensi kan udah deket tuh. Besok kita beli baju yuk " ajak Lara untuk pertama kalinya, bahkan Dessy tertegun mendengarnya. Lalu wajahnya hanya bisa mengukir senyum.
Ternyata sahabatnya ini sudah merasakan kebahagiaan, walau bukan karena dia lagi. Tapi setidaknya ada sumber kebahagiaan lain di dalam diri Lara.
*
*
*Voment guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA [COMPLETE] ✔
Teen FictionFollow dulu guys :) Jika dia bisa memilih, lebih baik dia tidak dilahirkan kembali. jika dia bisa memilih, dia akan mengakhiri hidupnya sendiri. hidup kadang selucu itu, jika roda berputar. Kenapa hidupnya tidak berputar juga? Kenapa dia selalu yan...