20. Anak Haram

177 14 0
                                    

" Gue gak ngerti lagi deh sama lo, gak punya malu sama sekali tau gak. Kaca di rumah lo terbuat dari apa? Sampai-sampai lo gak bisa ngaca dengan jelas "

~ KISMA ~

Kisma melangkahkan kakinya di koridor menuju kantin, pandangnya tak lepas dari Lara dan Dessy yang asik memakan makanan mereka. Kisma mendecih sinis melihat gadis itu, entah kenapa dia ingin rasanya membalaskan dendamnya kepada gadis itu.

Tapi pikiran dan hatinya selalu bertentangan, ada rasa kasihan di hatinya. Seakan-akan ingin melindungi gadis itu, tapi pikirannya menolak itu semua. Biar bagaimana pun Lara dan Vei tetap orang yang telah menghancurkan hubungannya dengan keluarganya.

" Sandra!!" panggil Kisma saat melihat Sandra yang sedang melangkah ke kantin dengan kedua teman-temannya.

" Gimana? Lo udah jalanin semuanya?" tanya Kisma menatap Sandra dengan tajam, gadis itu hanya mengangguk sebagai jawabannya.

" Bagus, dua hari lagi Pensi di sekolah udah mulai. Jadi lo harus bawa gadis itu ke gudang yang udah gue tentuin. Awas aja lo berusaha kabur dari tugas lo " ancam Kisma dan berlalu pergi.

Sandra menghela nafasnya lega, berada di dekat Kisma membuat pasokan oksigennya habis. Gadis itu terlalu berbahaya baginya.

Tak lupa dia mengambil kertas yang tadi Kisma selipkan di saku bajunya.

Buat dia kapok!!
Hina dia sebagai pelacur dan jangan lupakan dia juga anak haram
Ibunya dan dia sudah menghancurkan rumah tangga seseorang

Sandra tersenyum membaca surat yang diberikan Kisma. Ternyata kehidupan Lara memang sangat menyedihkan.

*
*

Lara memasuki kelasnya bersama Dessy, langkahnya seketika berhenti ketika melihat papan tulis yang terpampang tulisan besar ' LARA ANAK HARAM, PELACUR, RENDAHAN, MATI AJA LO'. Lara menutup mulutnya terkejut.

" Bahkan seluruh papan tulis di seluruh kelas sudah isi tulisan itu " kata Tito sang ketua kelas nampak terkejut.

" Siapa pelakunya? Cepat ngaku!!" kata Dessy menatap satu-persatu murid dengan tatapan marahnya itu.

" Udah Des " kata Lara sambil mencekal tangan gadis itu.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan keras dan Arga muncul dengan wajah marahnya menghapus semua tulisan di papan tulis. Lara terdiam melihat respon Arga yang terlihat sangat marah, bahkan Arga mengabaikan Lara dan berlari ke kelas lainnya.

Lara mengejar Arga tidak mau terjadi sesuatu dengan Arga.

" Ar, udah berhenti " kata Lara mencekal tangan Arga.

" Gue belum hapus tulisan itu di tiga kelas " kata Arga dengan kasar menepis tangan Lara dan kembali memasuki satu persatu kelas.

" Arga, lo kenapa jadi gini sih?" kata Lara membentak Arga, dia tidak suka dengan sifat kasar Arga yang satu ini.

" Gue lakuin ini demi lo, La. Gue gak mau ada orang yang nyakitin lo. Kalo perlu gue hajar itu orang sekarang. Gak mandang dia cewek atau cowok sekarang " kata Arga mengepalkan tanganya kuat-kuat.

" Ar, stop peduli sama gue " kata Lara dengan nafas memburu, sakit di dadanya kembali terasa.

" Maksud lo apa?" tanya Arga tidak mengerti dengan ucapan Lara.

" Gue mau lo stop peduli sama gue, gue bisa atasin masalah gue sendiri " kata Lara memegang dadanya yang mulai berdetak dengan kencang.

" Oke, kalo itu mau lo " kata Arga pergi meninggalkan Lara.

Gadis itu segera berlari menuju toilet sekolah, dia kembali memuntahkan darah. Dia harus segera membersihkan itu sebelum ada yang terkena darahnya. Dia mengusap wajahnya gusar, perkataannya pada Arga terlalu kasar.

Pasti Arga akan menjauhinya sekarang.

" Wihh pelacur kecil gue ada disini " kata Kisma yang tiba-tiba datang bersama antek-anteknya, Lara kembali mematung dan traumanya kembali muncul.

" gue gak ngerti lagi deh sama lo, gak punya malu sama sekali tau gak. Kaca di rumah li terbuat dari apa? Sampai-sampai lo gak bisa ngaca dengan jelas " kata Kisma menjambak rambut Lara membuat gadis itu merintih kesakitan.

" Salah gue apa lagi, Kis?" tanya Lara menangis karena tarikan pada rambutnya semakin kencang.

" Masih nanya? Ya tuhan, ada ya cewek bermuka tebal kayak lo. Ibu lo pelakor, jadi lo tuh cuma anak haram " kata Kisma menyuruh teman-temannya untuk mencoret-coret wajah Lara dengan lipstik merah menyala yang mereka bawa.

Lara merusaha meronta, tapi percuma dia hanya sendiri dan mereka berlima. " Gue jijik sama lo, udah disentuh berapa hanyak cowok lo " kata Kisma meludahi wajah Lara.

" Kisma, ini gak seperti yang lo kira " kata Lara menangis keras.

" Cuihhh..... jangan sebut nama gue dengan mulut kotor lo itu. Bisa gak sih lo mati aja Lara, gue muak banget lihat wajah lo " kata Kisma mengambil gunting dari temannya itu.

" Kisma, plis jangan sakitin gue " kata Lara memohon.

" Gak ada kata maaf buat lo, kalian berdua pegang dia " kata Kisma yang langsung di turuti perintahnya.

Kedua tangan Lara di pegang dengan erat oleh kedua teman Kisma. Sedangkan Kisma mulai menggunting rok yang dipakai Lara hingga pendek sekali. Bahkan jika Lara menunduk celana dalam gadis itu akan terlihat.

" Kayak gini baru benaran kayak pelacur " kata Kisma tertawa senang. " Eh kelupaan " kata Kisma mengambil rambut Lara secara kasar dan memotong rambut gadis itu hingga sangat pendek.

" Baguskan hasil karya gue " kata Kisma tertawa sangat kencang.

Keempat teman Kisma segera melepaskan Lara dan tersenyum puas melihat Lara yang sudah berantakan.

*
*
*

Voment guys :)

LARA [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang