Menangislah jika itu membuat mu tenang, itulah kata-kata yang selalu dia dengar. Tapi setiap tangisnya tidak bisa membuatnya tenang. Dia hanya bisa menatap tubuh gadis yang tertidur lelap dengan alat-alat yang menempel pada tubuhnya.
" Seharusnya lo gak lakuin ini Des " guman gadis itu menangis sambil menatap tubuh gadis di depannya itu.
" Gue sumber masalah bagi lo, gue sumber masalah bagi semua orang. Ijinin gue buat pamit untuk terakhir kalinya Des " kata gadis itu senantiasa mengeluarkan air matanya.
" Jangan halangin gue, bahagia ya lo sama Arga. Setelah gue pergi tolong jangan salahin siapa pun akan kepergian gue. Ini jalan hidup gue " bisik gadis itu mengelus lengan Dessy pelan sebelum dia memilih keluar dan pergi.
Lara, gadis itu melangkah ke area sekolah. Jam menunjukan pukul 10 pagi, artinya jam istirahat dan dia datang dengan pakaian biasa membuat anak-anak menatapnya aneh.
" Tu orang kesambet apa sih "
" Gak tau malu "
" Biarinlah, daripada gue ditikam pakek pisau "
" Ahahaha pembunuh "
" Jangan lupakan dia juga pelacur "
" MENJIJIKAN "
" ANAK HARAM "
Begitulah bisikan setiap anak yang berada di koridor, tapi dia seakan menulikan telinganya. Satu tujuannya adalah lantai lima di sekolahnya, bahkan beberapa kali Randi memanggilnya dia abaikan.
Lara menaiki tangga demi tangga untuk mencapai lantai lima. Dia menutup pintu dan menguncinya. Dia hanya ingin melepas beban hidupnya saat ini.
" WOYY, ADA YANG MAU BUNUH DIRI "
" SI LARA MAU BUNUH DIRI "
" JANGAN GILA DEH LO "
" KALO LO SALAH YA JANGAN GINI CARANYA, TURUN GAK. KASIAN DARAH LO YANG MENJIJIKAN ITU MENGOTORI SEKOLAH "
" AHH PALING JUGA GERTAKAN BIAR KITA GAK BULLY MANUSIA BIADAB KEK DIA "
Teriakan demi teriakan dia dengar membuat hatinya teriris, rendah sekali derajatnya di depan mereka.
" STOP!!"
Teriak Lara melengking membuat semuanya terdiam, Lara hanya bisa menangis memegang rambutnya layaknya orang frustasi.
" Kalian bilang gue manusia biadab? Terus kalian apa? Gue juga manusia, gue punya hati " tangis Lara histeris.
" LARA TURUN " teriak Arga dan Randi secara bersamaan.
" Kalian selalu nuduh gue seakan-akan gue emang manusia paling rendahan. Tanpa kalian sadari kalian lebih rendahan dari gue, kalian manusia berhati es. Kalian gak pernah ingin tahu apa yang orang lain rasakan " kata Lara menatap semua orang yang hanya diam menatapnya.
" Kalian selalu lempar umpatan kasar bahkan terlalu vulgar untuk gue. Gue juga gak pingin kek gini, gue juga gak pingin kena penyakit kayak gini. Asal kalian tahu, gue juga gak bunuh Dessy, dia sahabat gue " kata Lara kembali menangis sesengguk.
" Kalian gak tau siapa yang bunuh Dessy, tapi setidaknya kalian tau siapa yang bunuh gue " kata Lara tersenyum ketir.
" LA, JANGAN " teriak Arga yang sudah ada di belakangnya dengan wajah piasnya.
Tapi terlambat, Lara melompat terlebih dahulu sebelum Arga dapat menarik tangan gadis itu.
Waktu seakan berhenti, tubuh gadis itu tergeletak di tanah dengan darah yang bersimpangan. Arga hanya menunduk kaku melihat tubuh gadis itu dibawah sana.
" GAK!! LARA " teriaknya histeris.
" Ini karena lo, brengsek " kata Randi memukul Arga kuat-kuat.
Sedangkan dibawah sana, Sandra sudah pingsan sehabis menangis menyesali perbuatannya. Kisma hanya diam tersenyum kemenangan, dia tidak menyangka jika Lara akan mengakhiri hidupnya sendiri.
Plakk....
Satu tamparan keras mendarat di pipi Kisma, pelakunya adalah Dessy. Dia menatap Kisma dengan air mata yang sudah jatuh dan sorot mata kebencian.
" Lo!" pekik Kisma kaget.
" Apa? Berhasil kan lo buat Lara kayak gini, asalkan kalian tahu yang nusuk gue itu Kisma bukan Lara " kata Dessy menangis sesengguk.
Plakk.....
Itu bukan tamparan Dessy melainkan Sila yang menamparkan dengan sangat keras sehingga sudut bibir Kisma robek. Retno menatap Kisma dengan sorot mata marah sekaligus kecewa.
" APA? MAMA MAU BELA SI ANAK HARAM ITU JUGA " teriak Kisma menahan amarah.
" Siapa kau bilang anak haram? Dia adik kandung kamu Kisma. Dia darah daging Mama " kata Sila menangis menatap tubuh di depannya itu.
Tapi dia tidak diijinkan mendekat, petugas rumah sakit juga sudah membawa tubuh Lara menjauh. Sebelum darah gadis itu membuat semua orang tertular.
" Maksud Mama apa?" tanya Kisma membeku.
" Kamu tidak pernah mendengarkan penjelasan kami asal kau tahu Lara adalah adik kandung kamu sedangkan Vei adalah orang yang mau meminjakan rahimnya untuk adik kamu " kata Sila tidak kuasa menahan lagi hingga tubuhnya ambruk begitu saja.
Kisma tidak bisa berkata apa-apa, sekarang dia adalah pembunuh adik kandungnya sendiri. Dia yang pembunuh, seharusnya dia tahu jika Lara adiknya. Seharusnya dia menjaga Lara, seharusnya dia mendukung Lara di saat gadis itu berada di titik terlemah. Seharusnya.
Aldo datang bersama Vei dengan rasa luka yang sama.
*
*
*Voment guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA [COMPLETE] ✔
Teen FictionFollow dulu guys :) Jika dia bisa memilih, lebih baik dia tidak dilahirkan kembali. jika dia bisa memilih, dia akan mengakhiri hidupnya sendiri. hidup kadang selucu itu, jika roda berputar. Kenapa hidupnya tidak berputar juga? Kenapa dia selalu yan...