8. Kejutan Konser

173 17 1
                                    

" Jadi ini rahasia lo? Gue gak nyangka, lo rendahan "

~ Randi ~

Lara memakai kaos yang diberikan oleh Randi, karena acara sekolah sudah akan dimulai jadi Lara segera berangkat. Memang jarak rumahnya dan sekolah tidak terlalu jauh, jadi dia bisa berjalan sampai disana. Tadi Randi kekeuh ingin menjemputnya, tapi Lara larang dengan alasan ibunya tidak suka ada laki-laki datang ke rumah.

" Duh La, lama banget sih lo. Gue kira lo gak bakal datang " kata Dessy menggandeng tangan Lara dengan senang.

" Kenapa gak gabung sama yang lain aja dulu?" kata Lara tidak enak, karena Dessy tidak pernah punya teman selain dirinya. Padahal banyak yang ingin berteman dengan Dessy.

" Malas, kesana yuk. Bentar lagi konsernya udah mau mulai " kata Dessy menarik tangan Lara menuju ke panggung.

Anak-anak sudah banyak yang duduk dan mencari posisi teraman. Sedangkan Randi menjadi pembawa acara di malam ini. Secara tidak sengaja Lara menatap Arga yang sedang duduk di seberangnya bersama teman-temannya.

Lara hanya bisa diam, tidak mungkin dia menyapa Arga disini. Cowok itu tampak senang bercanda ria dengan teman-temannya.

" Lo merhatiin Arga yaa " kata Dessy membuat Lara tersentak kaget.

" Hayoo ngaku, jangan khilaf loh. Lo udah punya Randi, meskipun gue ngerasa lo gak cocok sama Randi sih " kata Dessy berkomentar, memang sejak dari awal pacaran Dessy selalu berkomentar pedas tentang Randi.

" Apaan sih lo, ngaco deh " kata Lara menepuk pipi Dessy, gadis itu hanya cemberut kesal.

Acara sudah mulai, bahkan Lara akui acara sekolahnya sangat memuaskan. Tidak rugi dia menerima ajakan Randi, setidaknya dia harus merasakan ini selama sisa hidupnya.

" Mohon perhatian " kata Kisma yang tiba-tiba naik ke atas panggung.

Tubuh Lara menegang mengingat kejadian tadi siang di rumah sakit. Dia takut jika Kisma akan memberi tau semua orang tentang penyakitnya ini. Dessy yang melihat perubahan raut wajah Lara langsung menggenggam tangan gadis itu, mungkin Dessy mengira jika Lara masih trauma jika di bully oleh Kisma.

" Disini saya akan memberikan kalian tontonan yang sangat menarik. Jadi simak proyektor di belakang saya ini " kata Kisma dengan senyum lebarnya.

Alangkah kagetnya semua orang mendengar percakapan antara Kisma dan Lara di rumah sakit. Apalagi dengan macam-macam bukti yang Kisma dapatkan dari hasil potretnya tadi siang.

" APA-APAAN SIH LO, NENEK SIHIR " teriak Dessy yang sudah habis kesabarannya melawan Kisma, si nenek sihir.

" Apa? Gak terima temen lo KENA HIV? Upsss.... jangan-jangan lo juga ya, makanya masih mau temanan sama pelacur itu " kata Kisma membuat seluruh aula tertawa kencang, Lara memegang tangan Dessy meminta gadis itu untuk tidak membelanya.

" Jangan sembarangan ya lo kalo ngomong, Lara gak kayak gitu " kata Dessy dengan wajah memerah marah.

" Udahlah, pembelaan lo gak ngaruh. Yang jelas sudah terbukti dia tuh menjijikan, pasti setiap malam lo main sama om-om kan, makanya lo semenjijikan itu " kata Kisma tertawa kencang.

" Kisma, hentikan!! Maksud lo apa, Ah?" tanya Randi dengan marah, dia yakin itu hanya ide busuk Kisma saja untuk membuat Lara malu di depan umum.

" Tanyain aja tuh sama cewek lo, apa jangan-jangan lo udah ketularan lagi " kata Kisma semakin membuat emosi Randi di ubun-ubun.

" Kisma, plis ini murni salah gue. Temen-temen gue gak tau apa-apa, mereka gak ikut campur sama sekali " kata Lara pada akhirnya, dia tidak mau orang terdekatnya terkena masalah karenanya.

" See? Dia mengakuinya sendiri " kata Kisma menatap wajah Randi yang sudah mematung.

" jadi ini rahasia lo? Gue gak nyangka, ternyata lo rendahan, La " kata Randi menatap Lara benci dan dominan jijik, Lara meremas ujung bajunya menahan tangisnya.

" Gue gak kayak gitu, gue.... " tangis Lara pecah, dia tidak mampu berkata-kata lagi.

" Iuhhh dasar pelacur "

" Biasalah, buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Ibunya pelacur ya anaknya pelacur juga dong "

" Jijik gue lama-lama lihat mukanya "

" kasian banget Dessy harus temanan sama pelacur kayak dia "

" Masih untung Dessy mau temanan sama cewek murahan kayak gitu "

" Gue kasian sama Randi "

" Randi baik, pintar, ganteng. Kenapa harus sama cewek pelacur kayak LARA "

Lara mengepalkan tangannya, bisikan demi bisikan kian mendengung di telinganya. Itu bagaikan neraka baginya, dia tidak ingin hidupnya seperti ini.

" La, jangan nangis. Gue selalu ada di samping lo, La " kata Dessy memeluk tubuh Lara yang melemas.

" Alah dasar drama, gue tau lo itu cuma mau rasa simpati yang lain kan?? Mending gak usah drama deh, wajah lo terlanjur menjijikan bagi kita " kata Sandra, teman sekelas mereka. Mungkin Sandra juga salah satu orang yang membenci Lara.

" Salah gue apa sama kalian? Kenapa kalian jahat banget sama gue?" kata Lara menatap orang-orang di sekitarnya dengan tatapan terluka.

" Salah lo karena terlahir di dunia ini, mati aja lo sana. DASAR PELACUR " kata Kisma penuh penekanan pada kata terakhirnya, Lara berlari keluar tidak mampu membendung rasa sakit di dadanya.

" AAAAHHH...... GUE BUKAN PELACUR " teriak Lara dari atas gedung sekolah yang sepi.

Dia menangis sesengguk dalam gelap malam, nasibnya memang benar seperti roda terbalik, tidak dapat didirikan apalagi di putar. Jika tanpa Dessy dia memilih mati saja sekarang.

*
*
*

Voment guys :)

LARA [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang