" Gue benci sama diri gue sendiri, gue benci hidup gue, gue benci semua dalam hidup gue. Andai waktu bisa diulang, gue gak mau terlahir seperti ini "
~ LARA ~
" Kisma, lo mau apa?" tanya Sandra dengan lamat takut-takut, siapa pun jika berhadapan dengan Kisma akan tunduk.
Kisma itu gadis yang licik, melakukan segala cara agar mendapatkan keinginannya. Menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk meraih segalanya yang dia mau, manja? Iya.
" Gue cuma mau lo arahin semua anak buat bully si Lara " kata Kisma dengan bersidekap dada, Sandra mengernyit bingung.
" Buat dia gak betah sekolah disini, gue muak lihat wajah dia. Dia udah rebut Arga, dasar pelacur memuakan. Lo bisa rebut Randi dulu, tapi gak dengan Arga " kata Kisma berteriak sendiri layaknya orang gila.
" Apa yang lo rencanain?" tanya Sandra ketar-ketir, seberapa pun bencinya dia kepada Lara dia tidak akan segila Kisma.
" Bukan urusan lo, intinya sebelum acara Pensi sekolah minggu depan. Lo harus bawa Lara ke gudang ini, sendirian. Jangan sampai Lara bawa pawangnya si Dessy " kata Kisma memerintah, Sandra hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Sepertinya kehidupannya akan terancam terus jika berhadapan dengan Kisma.
*
*" Lara, lo dipanggil sama kepsek " kata Tito ketua kelasnya, seisi kelas langsung diam dan menatap Lara sinis.
" Gue?" tanya Lara kaget.
" Iya elo lah, siapa lagi yang namanya Lara di kelas ini " kata Tito sinis, Dessy yang melihat itu jadi naik darahkan.
" Biasa aja dong pak, ngegass banget jadi orang lo " kata Dessy menatap tajam Tito membuat nyali cowok itu menciut.
Sebenarnya banyak yang tidak berani dengan Dessy karena gadis itu kaya raya bahkan memiliki kekuasaan lebih dari orang tua Kisma. Bahkan gadis itu juga sangat handal dalam bela diri, jadi jangan remehkan Dessy.
" Udahlah Des, gue ke ruang kepsek dulu " kata Lara menghentikan perdebatan kedua orang di depannya itu.
" Gue ikut ya " kata Dessy yang di tolak mentah-mentah oleh Lara.
" Gak, lo diem aja. Jam pelajaran udah mau mulai, gue bisa sendiri kok Des " kata Lara yang langsung pergi meninggalkan Dessy yang ingin mengejarnya.
Lara segera melangkah ke ruang kepala sekolah, dia mengetuk pintu ruangan yang sering dia masuki. Biasanya dia masuk ke sini hanya masalah olimpiade atau beasiswanya kuliah di luar negeri.
Dia juga sudah diterima kuliah di Jepang, tapi entahlah dia masih bingung mau mengambil beasiswa itu apa enggak.
" Permisi, Buk " kata Lara dengan wajah datarnya menatap Buk Sekar, selaku kepala sekolahnya.
" Silahkan duduk Lara " kata Buk Sekar sambil mengambil beberapa kertas yang Lara tidak tahu, dia hanya diam memperhatikan Buk Sekar.
" Apa kamu sudah memikirkan untuk mengambil beasiswa ke Jepang itu?" tanya Buk Sekar membuatnya kebingungan saat ini.
" Saya masih bingung, Buk " balasnya jujur, dia bingung untuk mengambil Beasiswa itu. Bagaimana dia akan melawan penyakitnya sendiri di negeri sana.
" Saya tau kamu akan kebingungan Lara, sepertinya saya harus menyerahkan beasiswa ini ke siswa yang lain " kata Buk Sekar membuatnya melotot terkejut.
" Buk, saya ingin mengambil beasiswa itu " jawabnya spontan, Buk Sekar menggeleng lemah.
" Dengan kondisi kamu seperti ini? Saya tidak mau ambil pusing Lara. Jika orang-orang tau kamu terkena HIV apalagi kamu menggunakan nama sekolah ini, reputasi sekolah akan hancur Lara. Kamu harus mengerti itu " kata Buk Sekar dengan lemah, Lara menundukan kepalanya.
Karena penyakitnya ya? Apa semua yang dia inginkan akan terhalang oleh penyakit sialan ini. Dia muak, dadanya terasa sesak saat gurunya itu mengatakan hal tadi.
" Kalo begitu saya permisi " kata Lara pergi menjauh tanpa mendengar panggilan dari Buk Sekar yang beberapa kali memanggilnya.
Dia menulikan telinga, dia tidak mau mendengar apa pun lagi. Terlalu sakit jika di dengar terlalu lama, dia melangkahkan kakinya menuju lantai atas gedung sekolah. Tapi tubuhnya tiba-tiba ditabrak oleh seseorang membuat dia tersungkur.
" Wihh.... kenapa buru-buru banget nih " kata Kisma dengan wajah mengejeknya, Lara menatap gadis di depannya itu dengan wajah pucat pasi.
" Kenapa? Beasiswa lo udah di batalin? Syukur deh bokap gue gak salah ngasih beasiswa ke orang penyakitan kayak lo " kata Kisma membuat tubuh Lara menegang, jadi gadis ini yang membuat beasiswanya di batalkan.
" Kenapa? Mau marah? Huhh..... dasar gak punya malu, dikasi sekolah disini aja lo harus tetap bersyukur. Kalo bokap gue jijik sama lo, mungkin hari ini juga lo minggat dari sekolah ini " kata Kisma tajam.
" Kenapa lo sebenci itu sama gue?" tanya Lara gemetar, Kisma tertawa sumbang.
" Masih gak nyadar diri lo emang ya " kata Kisma menampar pipi Lara membuat gadis itu meringis.
Plakk......
" Pertama, itu buat lo. Karena lo udah rebut Randi dan Arga dari gue " kata Kisma sembari terus menampar pipi Lara.
Plakk.....
" Kedua, karena lo udah rebut semua prestasi di sekolah yang seharusnya jadi milik gue " katanya dengan tamparan yang kian mengeras.
Plakk.....
" Ketiga, karena lo udah buat perhatian bokap gue teralihkan. Karena lo pintar, dan karena lo menyedihkan " katanya semakin memerah karena marah.
Plakk.....
" Keempat, karena gue eneg lihat wajah lo. Wajah pelacur, gue kira ibu lo aja yang pelacur tapi anaknya juga pelacur. Rendahan sekali hidup kalian " kata Kisma dengan amarahnya itu.
Lara sudah lemas tidak berdaya, tapi dia masih ingin memdengar semua penjelasan dari Kisma. Jadi dia tidak boleh pingsan terlebih dahulu.
*
*
*Voment guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA [COMPLETE] ✔
Teen FictionFollow dulu guys :) Jika dia bisa memilih, lebih baik dia tidak dilahirkan kembali. jika dia bisa memilih, dia akan mengakhiri hidupnya sendiri. hidup kadang selucu itu, jika roda berputar. Kenapa hidupnya tidak berputar juga? Kenapa dia selalu yan...