12. Timezone

165 16 2
                                    

" Berbahagialah, jangan terpuruk sama masalah yang lo miliki. Masih banyak orang yang sayang sama lo, jangan menyerah untuk hidup "

~ ARGA ~

Dessy dan Lara duduk di bangku perpustakaan, seperti biasa Lara akan belajar dan Dessy tertidur di tumpukan buku yang dia cari. Sebenarnya Dessy hanya mencari alasan saja agar tetap di samping Lara, karena pembullyan gadis itu sudah sangat agresif. Jadi Dessy harus ektra menjaga Lara.

" Lara " panggil Arga yang tiba-tiba sudah duduk di samping Lara dengan senyum lembutnya itu.

" Apa?" tanya Lara yang masih fokus pada bacaan di depannya itu.

" Tatap gue dulu, Ihh " kata Arga ngambek, Lara langsung menatap Arga yang memayunkan bibirnya. Lara jadi gemas sendiri.

" Ntar pulang sekolah ke timezone yuk " ajak Arga semangat sekali, Lara terdiam berfikir mungkin akan asik juga mumpung dia akan pulang jam 6 sore seperti biasa.

" Lo juga ikut ya " kata Arga mengajak Dessy, gadis itu hanya diam melongo. Semenjak Arga datang Dessy hanya diam menatap ketampanan cowok itu, sungguh pahatan tuhan yang paling sempurna.

" Skuylah, yuk La jangan di tunda-tunda " kata Dessy bersemangat, Lara hanya mengangguk sebagai jawabannya.

" Okey, ntar pulang sekolah gue tunggu di parkiran. Gue juga ngajak teman-teman gue " kata Arga membuat Dessy semakin semangat, siapa sih yang gak kenal sama Arga dan genknya.

Yang isinya anak famous semua, udah ganteng, tajir, baik, cool, plus-plus deh pokoknya dimata kaum hawa. Tapi Lara sama sekali tidak mau tahu akan hal itu, seakan-akan memang tidak ada cowok yang lebih sempurna dari Randi.

" Ya udah gue duluan ya " kata Arga pergi meninggalkan kedua gadis yang memiliki ekspresi berbeda itu.

" La, lo gak niat pacaran sama Arga?" tanya Dessy membuat kening Lara mengkerut kebingungan, apa temannya ini cemburu?

" Enggak, kenapa?" tanya Lara untuk memastikan.

" Aelahh La, padahal lo sama Arga tuh cocok banget. Pacaran napa, kalo sama Arga gue setuju kali ini " kata Dessy dengan semangat menggebunya, Lara hanya bisa menghela nafasnya berat.

" Des, gue gak mau buka hati untuk siapa pun. Begitu sebaliknya, gue gak mau kasih harapan ke siapa pun " kata Lara menatap keluar jendela dengan pandangan mata kosong.

" Jangan nyerah dulu, La. Lo berhak bahagia " kata Dessy menyenderkan kepalanya di bahu Lara.

" Gue gak bisa, memang gue berhak bahagia. Tapi gue gak boleh egois Des, hidup gue gak bakal lama. Gue gak mau orang yang suka sama gue, menderita karena kepergiam gue " kata Lara menghela nafasnya kembali, memang sangat berat rasanya.

" Jangan ngomong kayak gitu, lo pasti bisa bertahan hidup " kata Dessy menyemangati Lara, tapi itu sungguh sia-sia. Karena dia juga tau apa yang akan terjadi dengan sahabatnya itu.

*
*
*

Sepulang sekolah Dessy dengan semangat menggebu-gebu menarik tangan Lara menuju parkiran sekolah. Lara hanya bisa tersenyum melihat tingkah sahabatnya satu ini.

" Datang juga kalian " kata Arga tersenyum kegirangan.

" Ya udah, Lara sama gue. Dessy bisa milih sama siapa aja " kata Arga menggandeng tangan Lara agar naik ke motornya.

Sedangkan Dessy masih menatap tiga cowok di depannya itu dengan ekpresi yang berbeda-beda. Sepertinya dia harus memilih dengan benar, agar tidak menyesal PDKT di atas motor nanti.

" Gue sama lo aja, deh " kata Dessy menunjuk Dimas yang masih asik berkutat pada ponselnya.

" Woy Mas, lu gandeng tuh Dessy " kata Eden memukul bahu Dimas agar cowok itu fokus, Dimas yang merasa terganggu langsung mendecih tidak suka.

" Apa sih? Bentar lagi rank gue udah naik nih, ganggu aja lo seblak " kata Dimas ternyata tidak menyimak situasi dari tadi.

" Gak jadi ah, gue sama lo aja " kata Dessy kesal sembari naik ke atas motor Surya, karena kesal diabaikan oleh Dimas.

Dimas yang baru sadar langsung menatap Dessy dan Surya secara bergantin. " Loh kok lo gak milih gue aja, ntar nyesel lo nolak orang ganteng " kata Dimas menggoda, Eden menepuk keningnya sendiri.

" Serah lo dah, bangsat " kata Dessy mengabaikan Dimas membuat cowok itu semakin gencar menggodanya.

" Ini mau jalan apa enggak sih? Arga sama Lara udah jalan duluan noh " kata Eden segera naik ke atas motor Dimas, mereka yang sudah tertinggal langsung mencari keberadaan Arga dan Lara.

Sepertinya mereka ketinggalan jauh, sedangkan Arga dan Lara malah asik mengeksplor makanan kaki lima. Karena Arga melihat mata Lara yang sudah ngiler sekali dengan cilok di pinggir jalan.

" Pedes gak?" tanya Arga yang di balas anggukan oleh Lara.

" Makasih ya, Ar " kata Lara sambil menerima cilok yang di sodorkan oleh Arga.

" Santuy aja, pokoknya lo kalo sama gue bakal gendut seketika " kata Arga tertawa renyah, Lara hanya mengangguk saja.

" Ar, itu apa?" tanya Lara sambil menunjuk ke arah pedagang kebab, mungkin seukuran gadis kudet seperti Lara tidak tahu makanan seperti itu.

" Lo mau?" tanya Arga menatap Lara yang terlihat ragu-ragu untuk meminta, Arga jadi gemas sendirikan.

Tanpa persetujuan dari Lara, cowok itu langsung memesan untuknya. Dia juga tau Lara pasti penasaran dengan rasa makanan itu, sembari itu Arga juga membelikan Lara minuman.

" Udah habis? Nih minum dulu " kata Arga menyodorkan minumannya setelah cilok di tangan gadis itu habis.

" Hmm... makasih " kata Lara menerimanya dengan baik, setelah kebab selesai Arga memberikannya lagi pada Lara.

" Nih makan lagi " kata Arga membuat mata Lara berbinar-binar, dari baunya terasa sangat enak.

" Hmm.... enak, makasih ya Ar " kata Lara tersenyum senang, Arga malah ikut tersenyum dan mengelus puncak kepala gadis itu.

" Jangan bilang makasih terus, gue gak suka " bisik Arga di telinga Lara membuat bulu kuduk gadis itu merinding.

Pada akhirnya Lara hanya bisa mengangguk sebagai jawabannya.

*
*
*

VOMENT GUYS:)

JANGAN JADI SILENT READERS

CUMA MINTA BINTANG KOK, GAK MINTA UANG 😉😂

LARA [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang