28. Dessy & Arga

167 12 8
                                    

" Maafin gue, tapi gue gak bisa lepas Arga demi lo. Biarin gue egois sekali aja "

~ DESSY ~

Lara menghampiri Dessy yang asik memakan baksonya di kantin, semenjak jam pertama gadis itu mengabaikan Lara. Dia juga tidak tahu kenapa Dessy seperti itu, dia berusaha bertanya pada gadis itu, tapi tetap saja Dessy mengabaikannya.

" Des " panggil Lara duduk di sebelah Dessy, tapi gadis itu asik pada ponselnya.

" Gue salah apa sih sama lo Des, kenapa lo diemin gue kayak gini?" kata Lara menatap sendu, Dessy sudah tidak tahan lagi melihat Lara memasang wajah sendu.

Tapi mau bagaimana lagi, dia harus melakukannya agar Lara menjauhinya. Daripada gadis itu sakit hati karena perjodohan dirinya dan Arga.

" Gue gak apa-apa " balasnya singkat, Lara semakin yakin ada yang aneh pada Dessy.

Meja kantin tempat mereka dudukin tiba-tiba di krumuni banyak siswa siswi yang menatap ke arah Dessy dengan sorot mata penasaran. Bahkan Lara sampai pusing mendengar banyaknya pertanyaan yang mereka lontarkan.

" Wahh Des, gak nyangka gue lo bisa dijodohin sama si Arga "

" Bentar lagi bakal ada yang mau tunangan nih "

" Selamat ya "

" Gue nobatkan kalian sebagai raja dan ratu sekolah ini, wkwkwk "

" Gue fans berat kalian pokoknya "

Dessy membulatkan kedua bola matanya terkejut mendengar semuanya. Kenapa mereka bisa tahu? Apa gosip seperti ini memang mudah sekali menyebar ya?

" Udah!! Pergi sana, kepo banget sama urusan orang " kata Dessy galak, yang lain hanya cemberut lalu membubarkan diri.

" Des " panggil Lara dengan kepala menunduk, Dessy menjadi deg-degan dengan sikap Lara yang tiba-tiba aneh.

" Lo benaran sama Arga?" tanya Lara lembut, Dessy terdiam tidak tahu harus menjawab apa.

" Pliss Des, jangan jauhin gue karena gue deket sama Arga. Kita sahabatan kan Des " kata Lara memegang tangan Dessy.

" Maafin gue, tapi gue gak bisa lepas Arga demi lo. Biarin gue egois sekali ini aja " kata Dessy memalingkan wajahnya, dia sudah siap-siap menerima makian dari Lara.

" Des, gue gak ada nyuruh lo ngelepas Arga. Gue cuma pingin lo tetap jadi sahabat gue, kayak biasanya " kata Lara menatap Dessy pedih, dia tidak mau kehilangan sahabat. Biarkan saja dia kehilangan cintanya, tapi tidak dengan sahabatnya.

" La, gue gak cocok jadi sahabat lo. Gue udah rebut Arga dari lo " kata Dessy penuh penekanan.

" Lo gak rebut siapa-siapa Des, gue lebih bahagia kalo lo bisa dapatin Arga. Dengan itu gue bisa tenang, sahabat gue dan cinta gue saling menjaga satu sama lain. Itu udah buat gue bahagia banget " kata Lara tersenyum tulus, Dessy tidak mampu berkata-kata lagi.

" Jangan jauhin gue, jaga Arga buat gue. Karena gue gak akan selalu ada di hidup kalian. Kalian sangat berarti bagi gue " kata Lara lagi-lagi membuat Dessy bungkam.

" Gue udah jahat sama lo La, kenapa lo masih baik sama gue " kata Dessy menatap wajah Lara yang masih menatapnya sendu.

" Cuma lo teman gue, cuma lo satu-satunya orang yang mau temanan sama orang kayak gue. Cuma lo orang yang paham sifat gue, cuma lo Des, cuma lo " kata Lara semakin melirih.

Tiba-tiba tubuh Lara tumbang begitu saja, Dessy terkejut dan menatap tubuh Lara yang sudah tergeletak di lantai. Untung saja saat itu ada Randi yang sigap membawa Lara ke UKS.

*
*

Randi menggenggam tangan Lara dengan khawatir, dia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan gadis di hadapannya ini. Gadis ini tampak tidak bertenaga dengan wajah pucatnya itu, tapi wajahnya yang cantik tidak pernah pudar dari pandangannya.

" Eeughh.... "

" Lo udah bangun " kata Randi bergegas mengambil air di atas nakas dan memberikannya kepada Lara.

" Makasih, Dessy dimana?" tanya Lara menatap sekitar dan tidak menemukan Dessy di sekelilingnya.

" Tadi Dessy gue suruh balik ke kelas karena udah bel masuk. Gue gak tega lihat dia nangis kejer disini " kata Randi menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

" Hmm..... makasih lagi udah bawa gue kesini " kata Lara tersenyum tulus, setidaknya Randi tidak menganggapnya menjijikan lagi.

" Iya, lo kenapa? Udah minum obat?" tanya Randi menatap khawatir.

Lara terdiam cukup lama dan akhirnya mengangguk saja. Sejujurnya dia tidak minum obat apa pun, bahkan terapi saja tidak dia jalankan. Kenapa? Karena dia tidak mau, dia juga akan mati pada akhirnya. Mama dan Papanya sudah berusaha membujuk, tapi dia kekeuh tidak mau.

Orang tua kandungnya saja tidak memperdulikan dirinya, kenapa mereka sebagai orang tua angkat sangat kekeuh ingin dia sembuh.

" Kenapa melamun?" tanya Randi membuyarkan lamunan Lara.

" Enggak ada, kalo gitu gue ke kelas ya " kata Lara yang ingin bangun tapi di cegat oleh Randi.

" Enggak, lo butuh istirahat. Sekali-kali lo harus peduli sama diri lo sendiri La, jangan memaksakan diri " kata Randi kembali membaringkan Lara dan menarik selimut sampai batas dada gadis itu.

" Gue gak bisa tidur " kata Lara menatap Randi.

" Bisa, gue bakal nemenin lu " kata Randi mengelus puncak kepala Lara.

" Ran "

" Kenapa?"

" Enggak "

" La, besok acara Pensi lo mau ikut gue gak?" tanya Randi walau sudah yakin Lara akan menolaknya kali ini.

" Boleh?"

" Boleh banget dong " kata Randi bersemangat.

" Ya udah, gue ikut " kata Lara tersenyum.

" Besok gue jemput ya " kata Randi yang di balas anggukan oleh Lara. " Ya udah lo tidur gih, gue jagain sampai bangun " kata Randi yang senantiasa mengelus puncak kepala gadis itu hingga tertidur pulas.

*
*

Voment guys :)

LARA [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang