Chapter 27

1.1K 31 5
                                    

1 tahun kemudian...

Riuh kegirangan serta pekikan murid kelas 12 ACG School kini terdengar. Tidak urung tepuk tangan dan pelukan hangat kini dipertontonkan di aula luas ACG School. Aku berdiri tidak jauh dari mereka semua yang mempertunjukkan air mata bahagia, serta pelukan itu. Kedua ujung bibirku masih tertarik ke atas karena hasil yang kudapatkan. Ujian Nasional satu minggu lalu, membuahkan hasil yang memuaskan hatiku. Memberikan kebahagian itu.

Dari arah kerumunan, aku melihat Gavan dengan kertas lembar di tangannya, berjalan menghampiriku. Dengan senyum manisnya yang tertera di wajah tampannya, juga kilatan mata yang menyorotkan kebahagiaan.

"Kal, gimana hasilnya? Ah, iya, gue lupa. Lo, 'kan pinter. Yakali nem lo jelek. Gak mungkin banget ya, 'kan?"

Gavan terkekeh.Aku tersenyum malu. "Gak juga, biasa aja. Lo terlalu berlebihan. Alhamdulillah, nem gue memuaskan. Lo sendiri?"

Gavan membalikkan kertas hasil Ujian Nasional tersebut ke arahku, memperlihatkan angka yang tertera di sana. Aku tersenyum. "Wih, bagus ya! Gue kira, lo bodoh hahaha. But, gue bercanda doang, oke." Aku berusaha melucu, yah, walaupun tidak sejago Gavan. Biarlah.

Gavan mencebikkan bibirnya. Astaga, lucu! Oh, astaga lagi, aku ini... Oke, otakku sudah terkontaminasi. "Sok lucu!" Dan dua kata itulah yang malah kuucapkan. Jika jujur, tidak ada kata 'sok' yang keluar. Tapi; lucu banget! Oke, oke, cukup.

"Gue lucu? Ah, makasih."

Aku memutar kedua bola mata. "Gak. Pede sumpah."

"Ah, tau kok, gue emang ganteng."

"Pede tetep pede."

"Iya, gak usah gitu kali, Kal. Gue emang ganteng. Gue udah tau."

Aku mendengus. "Terserah."

"Yeh, jangan marah." Gavan menjawil pipiku, tapi aku berusaha menghindar.

"Siapa yang marah, sih? Jelas."

"Itu. Marah, 'kan lo. Yeee, pake ngelak segala."

"Gak. Siapa yang ngelak?"

"Lo."

"Deh, gue gak marah, Begs,"

Gavan menyipitkan kedua matanya tiba-tiba. Kenapa lagi nih anak. "Eh Kalista, apa itu begs...,"

Aku memutar kedua bola mataku. "Maunya?"

"Maunya, Gavan ganteng, Kalista cantik." Wowowo, jantungku... Jangan-jangan-jangan. Apa saat ini pipiku merona? Bilang tidak, kumohon. Astaga, aku malu!

"Deh, blushing haha." Aku memukul lengan Gavan dan berusaha menundukkan kepalaku sedalam mungkin. Gavan terbahak. Dan itu menyebalkan!

"Stop atau gue cubit?"

"Bisa nyubit?"

"Bisa!"

"Yakin?"

"Iya!"

"Serius?"

"Iya!"

"Really? Beribu-ribu really?"

"Iya, ish! Nyebelin lo!"

Aku berniat untuk meninggalkan manusia menyebalkan ini, sebelum tangannya mencekal lenganku. "Jangan ngambek, elah. Bercandaaaa."

"Y."

"Y doang?"

"Hm."

"Yah marah."

Me Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang