sudah 3 jam kami berada didalam pesawat, pergi ke San Francisco memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan karena itu aku memang sengaja memesan First Class untuk kami berdua meskipun sempat berdebat kecil karena aku tidak memberitahunya dulu.
jujur, aku sengaja tidak memberitahunya karena aku tau kalau aku akan mendapat omelan kalau aku memberitahunya lebih dulu.
kini pandanganku tertuju pada dirinya yang duduk dihadapanku sembari menatapku sedari tadi, entah apa yang ada dipikirannya tapi aku bisa melihat jelas tatapannya terasa sangat sedih dan sayu.
"Chaeng.."
"hmm??"
kuhela nafasku dan menaruh laptop di meja sebelahku sebelum menatapnya sembari tersenyum tipis.
"neo gwenchana??"
yup, aku tau ia sedang memikirkan sesuatu. ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.
aku tau itu,
dia sangat tidak pandai berbohong.
"katakan padaku, apa yang mengganjal dipikiranmu.."ucapku pelan, ia terlihat bungkam sejenak berfikir sebelum menghela nafas dan menatap padaku.
"Jay.."
"hmm? waeyo?"
"I wanna ask you about something.."
aku mengangguk pelan menjawabnya, "katakanlah.."
"kenapa kau tidak pernah marah ataupun membenciku? maksudku, aku sudah menyakitimu dulu dan bahkan aku sempat membuatmu menangis hingga hancur..tapi kenapa kau tetap baik padaku?"tanyanya dengan nada yang sangat lirih yang membuatku mengerutkan dahiku.
dia masih memikirkannya?
aku pun terdiam dan berfikir sejenak, berusaha menyusun jawaban dibenakku
"ok. kenapa aku tidak pernah marah ataupun membencimu? untuk apa aku melakukan itu? ini bukan salahmu, Chaeng...jujur, aku yang merasa bersalah padamu. karenaku kau sering terluka dan disakiti. dan itu adalah alasan utama kenapa aku menjauhimu selain karena Junhoe menyuruhku meskipun dengan alasan yang sama. memang benar, aku sangat sakit saat harus menjauhimu, bahkan hancur saat tau kalau kau berpacaran dengan Junhoe...tapi ini semua bukan salahmu, Chaeng. aku yang memilih jalan ini"jelasku dengan pelan sembari menatapnya lembut berusaha membantunya menghilangkan kegundaannya.
"kenapa kau tidak bilang padaku? kau bahkan menyembunyikan perasaanmu saat itu?"
senyuman miris terukir dibibirku seketika "mianhae, aku terlalu pengecut saat itu.."
ia terdiam dan tetap menatapku dengan tatapan nanarnya, aku pun memajukan sedikit tubuhku sebelum meraih kedua tangannya dan mengusapnya lembut.
"look, kau tidak boleh merasa bersalah karena ini bukan kesalahanmu sama sekali, okay? setidaknya sekarang aku sudah kembali dan aku sudah berhasil menepati janjiku padamu. aku sungguh berterima kasih karena kau sudah mau menungguku"
"5 tahun bukanlah waktu yang sebentar dan aku tau betapa susahnya menunggu selama itu tanpa jawaban dan tau kapan akan berakhir. tapi sungguh aku berterima kasih karena kau sudah menungguku"ucapku padanya, ia hanya menunjukkan senyuman tipisnya sebelum kutarik dirinya duduk disebelahku dan bersandar dirangkulanku menenangkannya.
"lalu kenapa kau menerimaku menjadi sekretarismu? aku yakin banyak saingan yang lebih unggul ketimbang aku"
aku hanya tersenyum kecil dan menyandarkan daguku diatas kepalanya, "kuakui mereka lebih unggul dan berpengalaman. tapi kau juga memenuhi syarat untukku, dan lebih mengenalku sangat baik ketimbang mereka semua dan juga lebih cantik! mana bisa aku menyia-nyiakan kesempatanku untuk memiliki sekretaris pribadi secantikmu!"ucapku yang membuatnya terkekeh pelan hingga memukul dadaku dan membuat kami tertawa.
"Jay! suka sekali menggodaku!"
aku hanya tertawa mendengarkan protesannya hingga kembali keheningan menyelimuti kami berdua yang tengah sibuk dengan pikiran kami masing-masing, aku bisa melihat dirinya yang terlihat nyaman dirangkulanku.
"Jay"
"wae?"
ia pun mendudukkan dirinya dan menatapku lembut dan dalam,
"promise me, no more secret, okay?"
aku hanya tersenyum dan mengangguk padanya, "okay, no more secret. I promise.."ucapku yang disambut senyuman lembut padanya sebelum dirinya yang kembali bersandar dirangkulanku.
"jujur, aku terkejut dengan semua pengungkapanmu direkamanmu itu. itu benar-benar diluar pikiranku, dan bodohnya lagi aku tidak peka sama sekali."ucapnya sedikit bergumam.
"hey, sudahlah..jangan dipikirkan lagi, aku malu mendengarnya.."ucapku diselangi candaa yang lagi-lagi membuatnya terkekeh pelan.
"hey, kau bilang kau sudah putus dari Junhoe sejak lama bukan?"tanyaku yang ia jawab dengan anggukan.
"dan itu artinya kau masih single?" ia hanya mengangguk pelan menjawabku.
"kalau begitu, bolehkah aku menggunakan kesempatan ini?"
seketika ia mengerenyitkan dahinya dan menatapku bingung yang kini kubalas dengan senyuman lembut, mungkin ini adalah waktu yang benar untuk mengungkapkan perasaanku padanya.
"aku tidak memaksamu untuk menjadi milikku, tapi izinkan aku untuk tetap mencintaimu, melindungimu dan tetap menjagamu. Karena jujur, walaupun 5 tahun berlalu, perasaanku tidak pernah berubah padamu sedikitpun.."
kulihat seulas senyuman terukir dibibirnya, membentuk lengkungan indah yang selalu berhasil meluluhkanku diselingi oleh air mata yang mengalir dipipi putihnya bahagia. kepalanya mengangguk pelan sebelum dirinya kembali jatuh direngkuhanku.
"yes, Jay.."
(𝗽.𝘀) 𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗳𝗼𝗿𝗴𝗲𝘁 𝘁𝗼 𝘃𝗼𝗺𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗲𝘃𝗲𝗿𝘆𝟭-!
-𝗧𝗼 𝗕𝗲 𝗖𝗼𝗻𝘁𝗶𝗻𝘂𝗲
KAMU SEDANG MEMBACA
My Most Beautiful Karma : Me And Him
Fanfiction[ 𝗕𝗢𝗢𝗞 𝐈𝐈 ] 𝗝𝗮𝘆, 𝗞𝗮𝘂 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶. 𝗣𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗮𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗷𝗮𝗻𝗷𝗶𝗺𝘂 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗸𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝘂𝗶𝗸𝘂 𝘀𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝟱 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗸𝗮𝘂 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿𝗶𝗸𝘂 𝗸...
