16 ; 𝑺𝒐𝒓𝒓𝒚 [𝑹𝑶𝑺É 𝑷𝑶𝑽]

416 51 1
                                    

Haisshh...

Bodohnya diriku!
Aku bahkan lupa dengan janji makan siangku dengan Jaehyun.

Apa dia akan marah denganku??
Haishh.. kenapa kau sangat bodoh, Roseanne Park!

Dengan sedikit berlari kini aku menyusuri lorong menuju ruanganku.

"Nona Park!"

Pandanganku seketika tertuju pada asal suara itu, terlihat Mark yang kini berjalan menghampiriku.

"Noona, kenapa kau tidak menemui hyung tadi? Bahkan ponselmu tidak aktif"tanya Mark.

"Jinjja? Aku tidak.."
Ucapanku terhenti saat memandangi layar ponselku yang kini dipenuhi dengan missed call dari Jaehyun dan Mark.

Aku lupa menyalakan nada deringku, great job, Rosie.

"Dia bahkan sampai tidak makan karena menunggumu, noona.."

Seketika mataku terbelalak menatap Mark tidak percaya.

"N.nde??"

"Aku rasa kau sebaiknya menemui dia dulu.."sarannya sebelum menepuk pundakku dan meninggalkanku yang terpaku.

Dia tidak makan hanya untuk menungguku?

Gosh, Jay..

:::::

Kuangkat tanganku mengetuk pintu ruangan direktur sembari tanganku yang lain membawa sekantong plastik yang berisi makanan yang sengaja kubawa untuknya.

Kulihat dirinya yang kini berdiri didekat jendela sembari memandangi perkotaan dari sana.

"Tuan Jung.."

Tidak ada jawaban darinya. Aku yakin dia pasti marah.

Kuhela nafasku berat sembari berjalan menghampirinya.

"Saya dengar dari tuan Lee anda belum makan, jadi saya membelikan anda makanan. Jwisonghabnida saya tidak datang tadi.."

"Na gwenchana, kau tidak perlu melakukannya.."

Kutatap punggungnya nanar, jujur aku merasa bersalah saat ini.

"Tapi saya juga tidak ingin anda sakit, setidaknya makanlah sedikit.."

"Hm..ghamsahabnida, Nona Park. Anda boleh keluar sekarang"

You are really in the big trouble right now.

:::::

Hari semakin larut, dan kini sudah tepat pukul 9 malam sekarang.

Aku bisa melihat lampu ruangan direktu yang masih menyala. Jaehyun tidak pulang?

Ini sudah melewati batas pulang kerja tapi Jaehyun tidak beranjak.

Apa dia masih marah denganku?

Semenjak tadi siang, ia bahkan tidak berbicara padaku kecuali soal pekerjaan.

Kulangkahkan kakiku memasuki ruangannya sembari membawa senampan yang berisi sebuah kudapan dan secangkir hot chocolate yang sengaja kusiapkan untuknya sebelum menyuguhkannya diatas mejanya.

"Kau tidak pulang?"tanyaku padanya yang kini masih berkutat dengan berkas-berkas ditangannya.

"Pulanglah duluan kalau kau mau"ucapnya ketus tanpa memandangku.

"Jay, kau masih marah denganku?"

Tidak ada jawaban darinya. jelas dia masih marah denganku.

Kuhela nafasku berat sembari menatapnya yang kini dihadapanku.

"Please stop act like this. You wanna angry with me, just angry with me"ucapku padanya yang masih tidak dihiraukan olehnya.

"Jay, look at me"

Seketika dia meletakkan berkasnya itu dan menatapku dingin. Aku benar-benar tidak kuat jika dia bersikap mendiamiku seperti ini.

"What?"

"I'm sorry,okay? I didn't mean to do that for you.."

"Oh you didn't? I saw you with Ko Junhoe at the Café while I was wait for you"ucapnya yang membuatku seketika terdiam.

Dia melihatnya?

"I'm really dissapointed in you"

Kupejamkan mataku sembari menghela nafas berat, sungguh aku merasa bersalah sekarang.

"I'm very sorry.."

Kulihat dirinya yang menghela nafas berat dan berjalan menghampiriku yang kini tertunduk tak berani melihat wajahnya.

"It's okay, just forget it. You can go home now.."ucapnya pelan.

"No, I wont leave you.."

"Chaeng.."

"Jay, it's already night and you are even still busy with your works. How can I leave you just like that.."

Lagi-lagi ia terdiam dan menatapku nanar, diriku tertegun saat ia menarik lenganku dan membuatku terjatuh didalam dekapannya. aku hanya bisa terdiam terkejut masih berusaha mencerna apa yang terjadi, aku terlalu kaget.

"J.Jay.."

"just for a second..let me hug you just for a second..."

aku bisa merasakan dekapannya yang mengerat. tanganku pun terangkat membalas pelukannya sembari menyembunyikan wajahku didadanya yang bidang sangat nyaman bagiku untuk menjadi sebuah tempat untuk sandaran.

"mianhae.."

:::::

kini mobil Jaehyun berhenti tepat didepan gedung apartmentku usai berhasil membujuknya untuk pulang, "pulanglah, ini sudah sangat larut.."ucapnya.

aku tersenyum dan mengangguk. "kau juga, segeralah pulang.."ucapku, ia hanya membalasku dengan senyuman dan anggukan.

tanganku terangkat mengusap pipinya itu membuatnya kini diam gugup, aku bisa melihat dari matanya kalau ia gugup. kumajukan wajahku memberi sebuah kecupan dibibirnya sebentar. entah mengapa aku sangat menginginkannya saat ini.

"call me when you arrived.."bisikku yang ia sambut dengan senyuman sebelum kembali mengecup bibirku sebentar.

"okay.."


(𝗽.𝘀) 𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗳𝗼𝗿𝗴𝗲𝘁 𝘁𝗼 𝘃𝗼𝗺𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗲𝘃𝗲𝗿𝘆𝟭-!
-𝗧𝗼 𝗕𝗲 𝗖𝗼𝗻𝘁𝗶𝗻𝘂𝗲

My Most Beautiful Karma : Me And HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang