9 ; 𝑻𝒉𝒂𝒕 𝑵𝒆𝒄𝒌𝒍𝒂𝒄𝒆 [𝑱𝑨𝑬𝑯𝒀𝑼𝑵 𝑷𝑶𝑽]

635 75 1
                                        

kurenggangkan tubuhku yang terasa sangat kaku usai selesai berkutik dengan gunung kertas yang ada dihadapanku itu.

kuangkat lenganku, menatap jam tangan yang melilit di pergelangan tanganku.

19.50,

dan tugasku baru saja selesai, aku rasa aku bisa pulang sekarang.

kubereskan semua barang-barangku lalu mengambil jas hitamku tanpa memakainya sebelum melangkah keluar dari ruanganku. pandanganku tertuju pada ruangan Rose dihadapanku, terlihat yeoja yang masih sibuk berkutat dengan komputernya.

ia belum pulang?

kugerakkan kakiku menuju ruangannya dan memasukinya membuat pandangannya seketika tertuju padaku,

"oh, Tuan Jung.."

ia terlihat membangkitkan tubuhnya lalu membungkuk sebentar padaku, "kau belum pulang?"tanyaku.

"ah,sebentar lagi tugasku selesai..jadi mungkin saya bisa pulang setelah ini"jelasnya.

"anda sendiri, baru mau pulang kah?"

"ne, aku baru saja menyelesaikan tugasku"ucapku sembari mendudukkan diriku dikursi dihadapannya sembari menatapnya membuatnya menatapku bingung. "cepat selesaikan tugasmu, aku lelah.."

"n.nde??"

aku hanya tersenyum tipis menatapnya yang kini mengerenyitkan dahinya bingung, "kajja kita ke Café dulu, aku antar kau pulang setelah itu.."ucapku.

:::::

kini kami terduduk disalah satu bangku yang berada disebuah Café dan mulai mengobrol-ngobrol kecil sembari meneguk minuman dihadapan kami bersama beberapa jenis cake yang kami pesan.

"oh ya, Chaeng. minggu depan, aku harus menghadiri acara di San Francisco dan aku akan berada disana selama 2 hari"ucapku yang membuatnya mengerenyitkan dahinya. "abeoji baru memberitahuku tadi, dia memintaku untuk menggantikannya menghadiri acara itu"

"and I want you to come with me"

Ia terlihat terdiam sejenak berusaha mencerna sebelum menganggukkan kepalanya pelan, "ok. aku akan mencari tiket pesawat dan hotelnya.."

"actually, you don't have to. aku sudah memesan ticket pesawatnya dan aku rasa kita tidak perlu memesan kamar hotel. kita bisa tinggal di apartment lamaku.."ucapku sebelum menyeruput kopiku dan membuatnya terdiam berfikir.

aku rasa aku paham apa yang ada dibenaknya itu.

"tenang, apartmentku memiliki 2 kamar"

ia pun mengangguk, "ok"

aku tersenyum tipis sembari menatapinya yang kini sedang asyik berkutik dengan kue dihadapannya. seketika pandanganku tertuju pada sebuah liontin berbentuk gembok yang tergantung di sekitar lehernya.

itu kalungku,

kalung yang kuberikan padanya sebelum aku berangkat ke San Francisco 5 tahun yang lalu.

seketika aku bisa merasakan kehangatan yang bersemburat dari dadaku,

ia masih menyimpannya?

"kau masih memakainya??"tanyaku yang membuatnya menatapku bingung, "nde?". jemariku pun kuangkat menunjuk kalung itu membuat pandangannya bergerak menujuk arah telunjukku.

"ah, ne. aku selalu memakainya.."ucapnya pelan sembari tersenyum tipis dan menyentuhnya. "aku tidak pernah mau melepaskannya. kalung ini yang selalu membuatku ingat denganmu dan tetap teguh untuk menunggumu.."

God, aku tidak pernah habis fikir kalau dia akan melakukan hal ini.

tangannya terlihat bergerak melepas kalung itu dan menaruhnya diatas meja, "aku rasa sudah saatnya aku mengembalikan padamu"

"what? no. simpanlah, kau boleh memakainya. lagipula itu cocok untukmu.."ucapku sembari kembali menyodorkan padanya. "but, Jay.."

"hey.."ia pun terdiam saat aku menyela ucapannya, "take it, okay? I want you to keep it.."

seulas senyuman pun terukir dibibirnya. senyuman cantik yang selalu berhasil mengaduk-aduk perasaanku. sungguh, aku selalu terpaku dengan senyuman yang sangat cantik itu.

Chaeng, why do you always make me like this?

:::::

seperti biasa, diriku kembali berkutik dengan tumpukan kertasku ditemani oleh Mark yang kini terduduk disofa dihadapanku sembari bermain dengan rubik kesayangannya itu.

ini memang sedang jam istirahat, namun tumpukkan kertas ini memang selalu berhasil menyita waktu istirahatku.

"oh ya, hyung! aku ingin bertanya sesuatu padamu"ucapnya yang hanya ku jawab dengan dehaman tanpa mengalihkan pandanganku dari berkas-berkas yang ku pegang itu.

"kau terlihat akrab dan cepat sekali dekat dengan Rosie noona? tak biasanya kau nyaman dengan orang baru. kalian seperti sudah dekat dari lama"

seketika diriku serasa membeku dan menatapnya, kuhela nafasku berat sebentar "you right. actually, dia sahabatku saat SMA dulu.. sebelum pergi ke San Francisco"jelasku.

"ah! pantas saja.."ucapnya sambil mengangguk pelan, "wait. are you sure, you guys just a best friend?"

ok. I got a bad feeling for this.

"cause, the way you look at and talk to her is very different"ucap Mark lagi dengan tatapan penuh selidiki dan membuatku sedikit salah tingkah.

shit.

sampai saat Mark tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, "hey, I'm kidding hyung. why you look so nervous?"

"that's not funny, Mark"



(𝗽.𝘀) 𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗳𝗼𝗿𝗴𝗲𝘁 𝘁𝗼 𝘃𝗼𝗺𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗲𝘃𝗲𝗿𝘆𝟭-!
-𝗧𝗼 𝗕𝗲 𝗖𝗼𝗻𝘁𝗶𝗻𝘂𝗲

My Most Beautiful Karma : Me And HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang