Hai semua, semoga dengan baca ini bisa bantu killing time kalian ya saat quarantine time. Buat yang udah bosen dirumah aja sama aku juga hehe. Tapi Alhamdulillah ya masih bisa wfh. Happy reading semua :)
_______________________________________
Jakarta, 17 Maret 2017.Menulis bagian cerita dimana awan hitam itu muncul dihidupku, membuat malamku menjadi uring - uringan, gelisah dan tidak bisa mejamkan mata.
Pernah ku baca beberapa artikel jika ingin pergi tidur jangan pernah memikirkan hal berat. Aku tidak memikirkan hal berat, hanya saja mengingat hari itu ternyata masih punya efek dahsyat untukku.Dan aku baru mulai mengantuk saat adzan shubuh justru tinggal beberapa menit lagi. Setelah beribadah aku baru bisa tertidur dan terbangun mendekati tengah hari. Malu rasanya, karena bangun di tengah hari seperti ini. Bergegas orang yang pertama kucari ialah Eyangti. Kulihat Eyangti sedang menyiapkan makan siang kami di dapur.
"Maaf ya Eyang, Iren bangun siang," kataku pelan.
"Nggak apa dong, nggak masalah. Namanya juga anak muda. Eyangti ngerti kok," jawab Eyang.
Apa hubungannya anak muda dengan bangun di tengah hari, kataku dalam hati.
Alih alih memarahiku, Eyangti justru memberikan jawaban seperti itu. Dari aku kecil Eyangti ini tidak pernah ku ingat pernah memarahiku. Ini aku serius, tidak memuji dengan kebohongan. Saat masih kecil aku sering menginap bersama para sepupuku dan kami bangun siang memang Eyangti tidak pernah marah.
Pasti Eyang beralibi jika saat beliau masih kecil tidak banyak larangan dari Ibunya. Asal baik budi, sekolah yang rajin dan bagus akhlaknya sudah cukup. Makadari itu Eyangti tidak pernah melarang hal - hal kecil yang menurutnya tidak perlu dipermasalahkan.
Aku memeluk Eyangti, sangat rindu dengan kata-kata halusnya. Entahlah, bukan aku merasakan hal yang spesial berlebihan, namun entah kenapa dari kecil Eyanti memang sangat menyayangiku dan memanjakanku dari cucunya yang lain.
Jika aku ingin sesuatu seperti hal kecil misalnya, aku ingin minum jus buah dan jika buahnya sudah tersedia dirumah, Eyang sendiri yang langsung membuatkan padahal jika minta tolong asisten rumah tangga yang membuatkan pun bisa. Sejak dulu aku selalu dibelanjakan, dicukupkan kebutuhanku dan lainnya.
Dibadingkan dengan Mama, kami lebih sering girls time. Menghabiskan waktu berjam - jam di mall untuk berbelanja apa yang aku cari dahulu sering kami lakukan.
Terlebih hal yang sangat aku syukuri para sepupu perempuanku tidak ada yang iri dengan ini semua. Mereka seperti mengerti dan memaklumi. Ini seperti privilage yang aku miliki. Tetapi karena hal ini juga dahulu aku sering menjadi kambing hitam.
Pernah saat kecil, kami bermain di pekarangan rumah Eyang dan merusak tanaman karena terinjak-injak. Para sepupuku meng-kambinghitamkan aku yang menjadi tersangkanya. Ajaibnya karena seolah aku yang bersalah Eyang tidak marah sama sekali. Padahal kami tahu mungkin kalau bukan aku sasarannya pasti Eyang kesal karena tanamannya dirawat setiap hari telah rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reminiscent (COMPLETE)
ChickLitApa ada yang lebih sesak dari kehilangan? Renjana Jusuf seorang novelis kisah cinta yang beberapa dari karyanya menjadi Best Seller. Karena memiliki kenangan masa lalu yang pahit untuk dilupakan, Ia tertarik menuliskan kisah dan kenangan hidupnya un...