Apa ada yang lebih sesak dari kehilangan?
Renjana Jusuf seorang novelis kisah cinta yang beberapa dari karyanya menjadi Best Seller. Karena memiliki kenangan masa lalu yang pahit untuk dilupakan, Ia tertarik menuliskan kisah dan kenangan hidupnya un...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mendengar kabar bahwa aku berada di Bandung dari Yuri, Mas Gilang menghubungiku mengatakan bahwa hari ini dia juga berada di Bandung daerah Lembang untuk menghadiri pernikahan teman kuliahnya. Lalu sekarang dia sudah duduk manis di teras rumahku sambil menikmati secangkir teh hijau yang kubuat.
"Tadinya gue mau ajak lo Ren kondangan, tapi gue kan bareng sama yang lain mereka juga nggak ada yang bawa pasangan, nggak jadi deh," katanya.
"By the way, kok mendadak pulang? Ada yang sakit?" tanyanya.
"Nggak ada Mas, gue ada perlu aja."
"Lo mau bilang tentang kita ya?"
Aku tertawa dia sangat percaya diri.
"Emang mau dibahas sekarang?"
"Lo udah ada jawaban?"
"Belum sih," jawabku.
"Ya nanti aja kalau udah yakin. Jangan dengerin Yuri minta cepet - cepet."
"Lagian Ren, kalau lo kenalin gue sekarang ya, Hari ini gue kurang ganteng."
Aku tergelak mendengar alasannya.
"Kenapa kok ngerasa kurang ganteng hari ini?"
"Gue kan berangkatnya abis shubuh tadi, seadanya aja. Apalagi pergi sama cowok - cowok yang ada diketawain gue kalau rapih-rapih dulu.
"Emang lo mau ganteng gimana lagi sih Mas?"
"Ya, kurang ganteng ajalah hari ini. Gue juga nggak pakai parfum andalan kurang wangi ini, siapa tahu kalo nyium gue yang wangi si tante langsung ok," selorohnya.
"Tapikan udah pakai batik, pas banget loh ini."
"Batik seragam ini Ren," ucapnya sambil tertawa.
Mas Gilang selalu punya cara untuk membuatku tertawa. Apa dia benar bisa menjadi orang yang tepat untukku? entahlah aku belum cukup yakin sampai sekarang.
Mendengar tawa kami, Mama pun keluar menyapa Mas Gilang.
"Kok diluar Ren, ajak masuk, di dalam aja ngobrolnya."
Mengikuti perintah Mama kini kami duduk di ruang tamu bertiga dengan Mama yang ikut serta.
"Kirain sama Yuri kamu, Lang," buka Mama.
"Nggak tante, tadi Gilang habis kondangan di daerah Lembang. Terus Gilang minta ketemu deh sama Iren."
"Oh gitu, kalau gitu sebelum pulang nanti makan disini aja dulu, Lang."
"Wah, tante pengertian banget. Bandung ke Jakarta kan macet ya tante kasihan kan perut Gilang."
Mama tertawa mendengar jawaban Mas Gilang. Kami banyak berbincang mengenai kegiatan Mas Gilang sekarang, lalu bernostalgia masa remaja kami. Dimana Mas Gilang sering sekali mengantar Yuri main kesini.
