14. Propose From Gilang

3.5K 396 12
                                    

Jakarta, 19 April 2017.

Yuri mengirimkan screenshoot percakapan antara dirinya dan Irza melalui direct message instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuri mengirimkan screenshoot percakapan antara dirinya dan Irza melalui direct message instagram. Ku baca isinya mengenai Irza yang meminta kontakku kepada Yuri. Jika dulu kami hanya mengandalkan komunikasi melalui sms dan telepon namun sekarang komunikasi bisa dijalin melalui media sosial.

Sebelumnya, aku tidak mengetahui apa akun media sosial milik Irza. Setahuku Yuri juga tidak saling mem-follow dengan Irza. Mungkin saja Irza mencari Yuri dan terjadi percakapan itu. Entahlah, aku rasa tidak perlu bertanya detail .

Dan ending dari percakapan mereka dengan Yuri yang kalah dan memberikan nomor ponselku. Harusnya Yuri tak perlu melakukan ini.  Duh, rasanya menyebalkan sekali mengetahuinya.

Renjana :
Kenapa lo kasih?

Yuri Zulbakri :
Hehe sengaja Ren, biar selesai semuanya. Biar lo move on cuy 🤗


Aku memang belum cerita ke Yuri, kalau Aku dan Irza sempat bertemu di Rumah Sakit. Untuk apalagi Irza menghubungiku. Katanya tidak akan  memaksa untuk diberi maaf, seharusnya sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan.

"Kemarin gue lihat lo Ren, di Grand Indonesia sama Abang nya Yuri ya," kata Kak Riesa memecah pikiranku.

"Oh iya, kok nggak nyapa atu panggil gitu dong?" tanyaku.

"Agak jauh soalnya, males ngejarnya," jelasnya.

"Gilang yang sering jemput?" tanya Eyangti.

"Iya Eyangti," jawabku.

"Oalah, nah gitu keluar cari suasana baru, cari teman," ujar Eyangti.

Mas Gilang memang beberapa kali sering datang menjempuku. Hari ini juga kami berencana untuk makan bersama. Di pagi ini aku sudah bersiap selayaknya orang pergi bekerja karena Mas Gilang mengajakku ikut ke kantornya. Kantor start up di daerah Gatot Subroto.

Setibanya Mas Gilang kami pun langsung memecah jalanan ibukota. Hmm, jadi begini rasanya para pejuang ibukota di pagi hari. Macet tak bisa terhindarkan. Kulihat beberapa Trasjakarta yang melintas selalu terisi penuh. Belum lagi yang berjuang untuk sampai ke kantor dengan ojek online.

Tiba di kantornya Mas Gilang, kesan yang kulihat begitu membuatku kagum. Kantor ini di design sangat kekinian mengikuti design kantor start up kebanyakan. Tidak banyak ruangan, jika dihitung sebenarnya karyawan nya juga tidak banyak. Mereka bekerja dalam satu ruangan besar tanpa sekat dan kubikel. Tetapi disediakan meja panjang yang siapa saja bisa menduduki. Banyak sofa juga disediakan disini. Ada area gaming untuk distraction para karyawannya. Vending Machine dan disudut ruangan yang kutebak adalah pantry. Namun salah menurut Mas Gilang itu mini cafe. Iya, memang lebih eye catching daripada disebut pantry. Karena disana bahkan menyediakam ice cream machine dan coffee machine.

Reminiscent (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang