Jakarta, 7 Januari 2018.
Minggu sore jalanan di Jakarta tidak terlalu padat kendaraan. Tidak rushing seperti weekday. Sehabis pulang dari rumah orang tua Irza sekarang kami pun sedang dalam perjalanan pulang kembali ke apartemen. Jalan yang kami pilih melewati sekolah dimana dulu kami bertemu.
"Kita lewat sekolah ya Ren."
Mobil pun bergerak menuju arah ke sekolah kami saat itu. Meski hanya melewati bagian depan saja, kuperhatikan tak banyak perubahan disana.
"Dulu kamu nunggu bus disini ya," katanya tertawa sambil menunjuk halte bus beberapa meter dari pintu gerbang sekolah.
"Iya disini, sampai ada tukang ojek lewat ngajak pulang bareng."
"Enak aja tukang ojek."
"Berarti kamu masih ingat ya?" tanyanya.
Tak menjawab pertanyaannya, aku memang masih mengingatnya. Aku memang tidak menjadi alumni sekolah itu, begitu juga dengan Abangku. Pada akhirnya kami berdua tidak ada yang mendapat ijazah dari sekolah itu.
Hanya Irza dan Yuri yang tercatat menjadi alumni disana. Tetapi kuakui walaupun hanya sebentar menjadi siswi disana, hal yang kulalui disana menjadi berarti untukku dan tersimpan menjadi kenangan yang indah. Waktu terakhir antara aku dan Abang banyak dihabiskan disana."Tapi, sekarang udah nggak ada bus umum kan? Naik transjakarta ya penggantinya?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Iya, nggak ada. Nggak seru ya berarti anak sekarang nggak ada yang modus antar pulang," kekeh Irza.
Aku tergelak mendengarnya. "Masih bisalah modus jalan bareng pulang sekolah ke mall bisa."
"Oh masih sama ya caranya," katanya terkekeh.
"Dulu banyak yang dijemput pakai mobil, tapi nggak sampai bikin macet jalan di depan sekolah. Kalo sekarang lewat sini saat jam pulang sekolah jadi macet Ren," jelas Irza.
"Wah keren banget ya sekolah kamu, tambah hits ya."
"Iya dong, alumni nya aja keren-keren gibi coba." Irza menjadi jumawa.
"Kalau di Bandung dulu, ada yang ajak kamu pulang bareng nggak Ren?" tanyanya.
"Ada."
"Siapa?"
"Mamang Angkot," candaku.
"Ayok atuh neng pulang naik angkot mamang," biasanya ngajaknya gitu.
Irza terbahak mendengar ucapanku.
"Nggak ada teman yang ajak aku Za. aku pulang sendiri. Aku nggak terlalu bersosialiasasi dulu. Temanku kan sedikit."
"Aku juga ngerasa lebih mandiri dulu," dalam hati ku ucap entah mandiri atau merasa sendiri.
"Kamu pernah reuni SMA Za?" tanyaku.
"Nggak pernah, kalau kumpul beberapa orang untuk futsal bareng pernah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reminiscent (COMPLETE)
ChickLitApa ada yang lebih sesak dari kehilangan? Renjana Jusuf seorang novelis kisah cinta yang beberapa dari karyanya menjadi Best Seller. Karena memiliki kenangan masa lalu yang pahit untuk dilupakan, Ia tertarik menuliskan kisah dan kenangan hidupnya un...