Prolog

7K 635 43
                                    

Ketika rasa kemanusiaan yang hakikatnya berlawanan dengan insting bertahan hidup kian diuji, saat itulah pribadi asli seseorang akan menampakkan diri.

-----

Sungguh aneh. Rumah justru terasa dekat ketika aku sedang jauh. Seseorang terasa begitu "ada" ketika dia telah tiada. Cinta baru timbul setelah kebencian yang mendalam. Perjalanan hidup-mati di bumi yang sejahtera tapi sekarat benar-benar menempa diriku menjadi sosok yang baru—entah itu lebih baik atau lebih buruk. Aku yang takut bergaul dipaksa dua puluh empat jam dikelilingi orang-orang dengan berbagai macam sifat. Aku yang seringkali merasa hebat dibuat tak berdaya bagai debu. Aku yang dulunya jarang menunjukkan perasaan menjadi yang paling emosional.

Demi pulang ke pangkuan Bibi, ke rumahku yang hangat, aku harus bertahan hidup meski langkahku terseok-seok. Aku akan pulang meski kata mereka mustahil. Kuseberangi samudera yang dihuni monster mengerikan. Kuarungi benua dimana manusia menjadi makhluk langka. Kupimpin regu menaklukkan monster ganas. Kukira setelah melalui semua itu, masalahku selesai. Nyatanya, hidupku sebelumnya, saat itu, dan setelahnya, jauh lebih rumit daripada sekedar "menemukan jalan pulang."

Aku adalah masalah itu sendiri. 

.

.

.

"Tuhan, aku hanya ingin 'pulang'." -Nayra

Rainbow Mist ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang