Hutan Misterius /3

2.5K 398 33
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

KEHENINGAN total menyapu lapangan, seolah dunia membeku. Semua orang tertegun, seluruh pandangan terpaku ke sisi hutan yang menghadap ekor pesawat, tepat di depanku.

"Nayra ..." Shafa mendekat dengan ragu-ragu kemudian menarik lenganku. Tangannya gemetar.

Aku masih terdiam di tempat, memandang jauh ke dalam hutan. Sepertinya asal suara itu cukup jauh. Meski begitu, suara yang membuat bulu kuduk merinding tersebut berhasil membuatku membuang jauh-jauh niatan untuk masuk ke dalam sana. Ya, setidaknya untuk saat ini.

Sang pilot yang berdiri paling dekat dengan pesawat akhirnya memecah kebisuan. "Semuanya, masuk ke kabin, sekarang!" Ia mengibas-ngibaskan tangan, memberi isyarat keras agar yang di luar bersegera masuk.

Di dalam pesawat, kegemparan kembali mendera. Semua orang didera panik, ribut tentang suara misterius tersebut. Sebagian besar orang berasumsi kalau pemilik suara  itu adalah hewan buas yang tinggal di tengah hutan, namun aku tidak berani menerka jenis hewan apa yang menimbulkan suara semengerikan itu.

"Menurutmu itu apa?" Dev bertanya, membuyarkan lamunanku.

Aku menggeleng. "Entahlah, menurutmu?"

Ia berpikir sejenak sebelum mengedikkan bahu. "Mungkin sejenis monster kanibal penghuni hutan," jawabnya ringan. Reaksinya biasa saja, sangat biasa hingga membuat semua hal ini terasa makin tak biasa.

Aku tersenyum miring. Ayolah ... memangnya usianya berapa, sih, percaya pada dongeng semacam itu, ledekku dalam hati.

Bicara tentang usia, aku baru kepikiran; memangnya usia anak ini berapa, ya? Otakku terlalu sibuk memikirkan semua peristiwa aneh yang terjadi sejak awal hingga aku tak pernah berniat untuk menanyakannya.

"Ngomong-ngomong umurmu berapa?" tanyaku, berusaha bersikap santai. Kuharap pertanyaanku tidak menyinggungnya.

"19 tahun."

"Oh, sungguh?" Wajah Dev kelihatan lebih muda dari itu. Suaranya juga lebih halus dibanding pemuda sewajarnya. Jika bukan karena tinggi semampai dan pembawaannya yang kalem, aku pasti beranggapan dia berbohong dan menyimpulkan usianya sekitar 16-17 tahun.

Aku menoleh ke depan, memperhatikan si pilot dan ko-pilot yang tengah memberi arahan tentang apa saja yang perlu kami lakukan agar dapat bertahan untuk beberapa waktu ke depan. Sebagian besar arahannya berisi tentang cara menghemat makanan dalam kondisi sulit seperti ini, dimana persediaan makanan sangat sedikit dibanding jumlah orang yang ada.

Rainbow Mist ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang