Moskow, Dini Hari
Aku menurunkan kaca mobil, mengedikkan alis pada seorang dokter muda berambut perak yang baru keluar dari rumah sakit pada dini hari.
"Butuh tumpangan, Pak Dokter?" aku meledek.
Denzel mendengus sebal, lalu alih-alih menumpang denganku, dia lebih memilih berjalan kaki. Dokter bedah terkenal itu baru merusak mobilnya--untuk kesekian kali.
Aku menyetir lambat-lambat mengikutinya. "Baiklah, baiklah, aku memberimu tumpangan, kau traktir aku makan malam."
"Deal." Denzel langsung mengiyakan.
Kantor kedutaan dengan rumah sakit tempat Denzel bekerja cukup dekat, jadi kami sering berpapasan. Apalagi karena kami tinggal di gedung apartemen yang sama.
Ya, di usia dua puluh lima tahun, aku berhasil menjadi duta besar Indonesia untuk Rusia. Sudah terhitung satu tahun aku menetap di negeri ini.
Denzel meniti karir sebagai dokter spesialis bedah. Dia mengambil kuliah di Swiss dan juga baru satu tahun ini kembali ke Rusia.
Meski menghabiskan tiga tahun di penjara, aku berhasil menamatkan pendidikan tinggi tepat pada waktunya. Kok bisa? Tentu saja, karena aku jenius.
"Woah, kau tidak akan percaya ini!" Aku menunjukkan layar ponselku pada Denzel, histeris sambil menyetir.
Shafa akan menikah dengan Daniel?! Aku harus datang dan mengetawai mereka.
"Oh, selamat untuk mereka." Seperti biasa, reaksi Denzel membosankan.
Kurasa Shafa bakal pindah ke Selandia Baru. Atau bisa jadi pula Daniel yang pindah ke Turki.
Ketika dua orang itu sudah akan menikah, Namju yang sekarang sudah berusia 28 tahun masih gentayangan kesana-kemari. Maksudku, dia menikmati masa lajangnya untuk berkeliling dunia. Yah, tidak masalah, sih. Toh, mantan kopilot itu masih tampan dan selalu menjadi idola.
Dylan jadi bagian dari angkatan udara AS. Tobio juga bekerja di angkatan udara, tapi bukan sebagai tentara, melainkan kepala mekanik.
Selain bekerja sebagai duta di Rusia, aku juga penulis yang cukup terkenal. Tetapi, orang-orang di Indonesia hanya tahu nama penaku.
Aku mengabadikan perjalananku menemukan Rainbow Mist di dalam sebuah novel fiksi. Biarlah dunia tidak mengenal kami, tapi dapat mengetahui petualangan kami meski hanya menganggapnya sebagai cerita rekaan penulis. Tulisan tersebut kuistimewakan untuk Dev, rekan-rekan lain yang gugur di perjalanan, juga rekan-rekanku yang berhasil sampai di ujung perjalanan. Kenangan yang tidak akan pernah hilang, baik suka maupun dukanya, selalu menetap di sudut teraman hatiku.
Aku, Nayra Nabila, menutup jurnal petualanganku.
Kamis, 30 September 2021
Rainbow Mist Resmi TAMAT>>>
Teruntuk pembaca setia Rainbow Mist, terimakasih sudah mengikuti jurnal petualangan Nayra dkk. Setelah beberapa kali hiatus, mentok-mentok, dan perjuangan membagi waktu untuk menulis di tengah kesibukan, akhirnya Rainbow Mist resmi tamat.(curhat) Sebenarnya bulan ini Rainbow Mist berencana hiatus lagi sebelum tamat karena kesibukan rl author yang kadang nggak bisa ditolerir. Sampe pada puncaknya author berniat leave dari wattpad.
Tapi karena support yang terus berdatangan dari Pembaca Setia Rainbow Mist, baik yang suka ngasih aku support lewat komentar-komentar yang sejujurnya sangat membantu mengembalikan semangatku--bahkan ada yg sampe nge-dm, kemudian juga readers yang senang memberikan vote, termasuk juga para pembaca yang hanya menyimak hingga akhir, aku terpacu untuk membombardir 4 bab dalam sehari :" (yang mana hampir kuanggap mustahil) dan akhirnya Rainbow Mist benar-benar resmi tamat ... Tepat pada waktunya.
Lastly, aku mau ngasih tau kalo Rainbow Mist ikut berpartisipasi dalam Wattys2021. Mohon doa terbaiknya sehingga Rainbow Mist dapat berada di antara jejeran karya-karya hebat lainnya 😊🙏
Ok, that's All,,
Semoga petualangan Nayra dkk dapat berkesan di hatimu ✨Big Love, Curious_03 🖤🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Mist ✔️
خيال علميApa artinya kebahagiaan jika rumah--tempat hati berlabuh--tak lagi dapat digapai? Tragedi terdamparnya pesawat yang Nayra tumpangi senja itu adalah pengawal petaka. Niat menghadiri olimpiade berubah menjadi ajang bertahan hidup. Hutan trop...