Bisa masuk SMA Alatas adalah sebuah kebahagiaan, bagaimana tidak sekolah swasta dikota bandung tersebut adalah sekolah favorit yang sangat bergengsi.
Tapi bagi nayra masuk ke SMA Alatas adalah sebuah keberuntungan juga sebuah kutukan, bertemu kakak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( neng khansaaa )
Selamat membaca cerita kakak kelas🌻
***
Sudah sejak pukul setengah sepuluh nayra ada disini, dirumah melviano. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul setengah duabelas, makanan sudah siap, hiasan juga sudah dipasang kini tinggal menunggu melviano pulang. Nayra disini jelas dibantu oleh meisya.
Tak lama dari itu pintu rumah terbuka, menampilkan seorang laki laki bertubuh tinggi tegap dan gagah, nayra memicingkan matanya, itu bukan melviano.
Tiba tiba ia merasa tangannya digenggam dengan sangat kuat, nayra melirik ke samping, meisya bergetar sepertinya sebentar lagi air matanya akan tumpah.
"siapa?" tanya nayra hati hati, kepada meisya.
"pp,,papa" jawab meisyaa terbata, air mata sudah lolos mengalir dari kedua mata indahnya.
"mei jangan nangis, ka nay tau meisya kuat kita samperin ya" ucap nayra memberi pengertian, nayra tau cerita tentang keluarga ini, melviano pernah menceritakannya dulu, dan nayra yakin kedatangan papa melviano ini bukan tanpa sebab.
"meisya" panggil laki laki yang merupakan ayah dari meisya dan melviano tersebut, laki laki yang menelantarkan anak-anaknya dan memilih pergi bersama wanita barunya itu.
Danis, ayah melviano dan meisya, berjalan menghampiri nayra dan meisya yang mematung ditempat karena melihat kehadirannya, danis kemari jelas bersama istri barunya.
"meisya" panggilnya lagi lembut, meisya kembali bergetar lalu ia bersembunyi dibalik punggung nayra.
Danis mengangguk "syasa ini papa, kamu rindu bukan?" tanyanya kepada meisya, yang masih bersembunyi dibalik punggung nayra, meisya menggeleng kuat air matanya masih terus mengalir.
"abang pu,,,,lang" melviano berteriak dari luar rumahnya, saat memasuki rumah emosinya memuncak, bagaimana tidak ia melihat orang yang telah menelantarkannya tanpa pertanggung jawaban dan tanpa kasih sayang, datang kemari.
"ada urusan apa anda kesini?" tanya melviano dingin, ia melihat nayra lalu melihat meisya yang bersembunyi dibalik punggung nayra tengah menangis.
"melviano" sapa danis, ia hendak memegang bahu putranya itu namun segera ditepis oleh melviano.
"tinggal jawab, apa susahnya?" tanya melviano dingin dan penuh penekanan.