Chapter 39

1.9K 147 5
                                    

.
.
.
Melihatmu Dari Jauh
Written by Chinatsu-chan
.
.
.
.


Musim gugur sudah menyelimuti pusat kota dua Minggu yang lalu. Daun menguning di sepanjang jalan. Udara dingin mulai terasa bagi yang keluar rumah. Pagi ini kota di selimuti kabut dan hujan rintik-rintik. Tak ada kehangatan dari sang Surya. Namun, hangatnya dari mesin penghangat masih setia menghangatkan kamar perawatan atas nama Haruno Sakura. Dia baru saja di pindahkan. Tentu itu menjadi hal yang menggembirakan bagi keluarganya dan dirinya.

Cklek!

Tap.. Tap..

Pintu terbuka membuatnya terdiam tanpa melihat siapa yang datang ke ruang rawatnya. Ia masih setia memandang ke luar jendela itu.

" Sakura. " panggil sang ibu. Orang yang tadi masuk adalah Ibunya. Ibunya senantiasa menunggunya. Sakura masih tetap tak menoleh. Dia hanya menjawab dengan gumaman.

" Hm ? " Mebuki masuk sambil membawa parsel buah. Ia letakan parsel cantik itu di meja kecil dekat ranjang pasien. Lalu, ia menarik kursi dan duduk sambil menatap putrinya. Sejak sadar Sakura terus diam. Ia tak bicara apapun selain menanyakan apakah Rin sudah sadar. Mebuki menghela nafas.

" Sakura, ibu sudah menghubungi Sasuke." Kalimat itu sukses membuatnya terkejut dan menaikkan sebelah alisnya. Namun, ia masih tak menoleh.

" Ibu, apakah aku cantik untuk saat ini ? " tanyanya lirih membuat Mebuki berdiri dan berjalan ke arah dimana Sakura memandang. Lalu, ia menatap putrinya yang sedang menahan air matanya. Raut wajahnya Mebuki cemas. Ia tahu apa yang putrinya pikirkan saat ini. Luka diwajah putrinya yang tak berbalut apapun. Dokter bilang ia tak ingin memperburuk lukanya jika di perban. Jadi, untuk pemulihan wajahnya dokter hanya memberikan obat berupa salep yang berfungsi mengeringkan lukanya yang basah.

" Tentu saja kau cantik, anakku." Sakura masih diam dalam kekhawatirannya.

" Tapi ibu, jika seorang gadis punya bekas luka makan akan mengurangi kecantikannya." Mebuki langsung melepaskan pelukannya dan menatapnya dengan kaget.

" Siapa yang berkata seperti itu ? " Sakura hanya menundukkan kepalanya.

" Sakura, setiap gadis punya kecantikan dan pesonanyamasing-masing. Sekalipun ia punya bekas luka, Dimata orang tercinta dia begituistimewa. " nasihatnya. 

" Jika kau khawatir karena Sasuke akan kecewa karena luka diwajahmu lebih baik kau buang pikiran itu. Jika dia mencintaimu dengan tulus maka ia akan menerimamu dalam keadaan apapun. Jadi, berhentilah berpikiran negatif seperti itu. Jika masih tidak bisa, tanyakan langsung padanya." saran Mebuki. Sakura mendongakkan kepalanya dan melihat ibunya.

" Dan satu lagi, jika Sasuke menyakitimu ibu tak akan tinggal diam. Kau tahukan ibumu pemegang sabuk hitam di taekwondo ? " Sakura terkekeh kecil melihat raut wajah ibunya yang mencoba untuk menghiburnya.

" Tentu aku tahu. " balas Sakura dengan tertawa kecil. Mebuki tersenyum tipis akhirnya putrinya tertawa kecil didepannya.

" Ibu, terima kasih." ucap sakura sambil memeluk ibunya kembali. Kondisinya lebih baik dari sebelumnya.

" Permisi! " ujar seorang perawat yang membuat mereka harus melepaskan pelukannya. Perawat itu membawa sebuah nampan berisikan makanan untuk sarapan pasien. Lalu, perawat itu meletakkan nampan itu di meja dan membungkukkan badannya seraya pergi.

" Nah, saatnya sarapan." ucap Mebuki. Ia membawa nampan itu di depan Sakura.

" Terima kasih, ibu." Sakura pun melihatnya sebentar dan mulai memakannya.

Melihatmu Dari Jauh 《END》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang