Chapter 43

1.9K 155 10
                                    

.
.
.
.
Melihatmu Dari Jauh
Written by Chinatsu-chan
.
.
.
.

Sakura terlihat sedang menggerakkan jari-jemarinya yang lihai dengan kuas yang berada di tangannya. Kanvas menjadi alas torehan warna dari kuasnya. Ia sedang melukis sesuatu. Sesekali ia melihat kearah jendela kamarnya. Namun, ekspresi datar yang ia tunjukkan.

Kriet!

Mata emeraldnya melirik kearah pintu dengan cepat dan sekilas saja. Ia kemudian membuka mulutnya sambil menggerakkan tangannya dengan lihai di atas kanvas itu.

" Ada apa Bu ? " ucapnya dengan nada dingin. Ia seperti sedang tak ingin bicara pada siapapun namun tidak dengan keluarganya. Mebuki berjalan meletakkan nampan yang berisi makan malam untuk putrinya. Sejak pulang, Sakura terlihat berbeda. Ia lebih pendiam seperti dulu. Bahkan lebih menyeramkan.

" Kau tidak turun kebawah jadi, Ibu membawakan makan malam untukmu." Sakura hanya bergumam untuk menimpali ucapan ibunya.

" Sakura, sejak kapan kau bisa melukis ? " tanya Mebuki sambil melihat lukisan yang sedang Sakura kerjakan. Sepertinya ini pertama kalinya ia melihat putrinya melukis. Sakura diam ia tetap fokus pada lukisannya.

" Saku-chan, jika kau ada masalah ceritalah pada ibu nak." Mebuki duduk di tepi ranjang Sakura.

" Tidak ada." jawabnya dengan nada yang begitu dingin.

" Begitu ya. Baiklah, sepertinya kau tidak ingin di ganggu. Ibu mau turun kebawah jika ada sesuatu yang kau butuhkan panggilah pelayan atau ibu nanti." titah Mebuki sambil beranjak pergi dari kamar Sakura. Setelah, Mebuki pergi Sakura terlihat menghela nafas panjang. Ia berhenti sejenak untuk melihat lukisannya.

Sakura memringkan kepalanya dan menyatukan kedua ibu jari dan kedua telunjuknya membentuk persegi, " Lumayan. Sepertinya aku mulai menyukai bidang seni. " kekehnya dengan geli. Ia melanjutkan melukis hingga selesai. Setelah selesai, perutnya berbunyi minta diisi. Sakura meraih nampan itu dan memakan makanan itu.

" Rasanya dingin tapi tidak apa-apa." ujarnya pada dirinya sendiri. Ia tetap memakannya sambil menatap lukisannya. Saat ia sudah selesai, ia berniat untuk turun ke bawah membawa nampan itu. Namun, ternyata pelayannya sudah ada di depan pintu kamarnya saat ia membukanya.

Sakura mengelus dadany saat ia terkejut melihat pelayannya, " Kau mengejutkanku."

" Maafkan saya." Pelayan itu membungkukkan badan untuk minta maaf pada Nonanya.

" Ada apa ? "

" Saya mau mengambil nampannya." Sakura melihat nampan yang ia bawa.

" Nyonya menyuruh saya." lanjutnya.

" Hm, baiklah. Ini." Sakura memberikan nampannya pada si pelayan. Setelah itu ia hendak berbalik jika saja pelayannya tidak menghentikannya.

"Ano..Nona Sakura." panggilnya. 

Sakura kembali berbalik menghadap pelayan, " Iya ? "

" Nona, anda baik-baik saja ? " Sakura mengernyitkan keningnya," Apa maksudmu ? "

" Nona, bukannya saya ikut campur. Namun, saya hanya ingin Nona jika anda punya masalah ceritakanlah pada Nyonya ataupun orang yang dapat Nona percaya."

" Jadi, maksudmu aku punya masalah begitu ? " ketusnya.

" Bukan seperti itu, Aku hanya menebak saja. Sejak pulang suasana hati dan wajah anda berbeda. Lebih dingin dan datar dari biasanya. Saya hanya ingin melihat anda yang tersenyum ceria dan bergembira itu saja." ungkapnya dengan malu-malu namun jujur. Sakura samar-samar terlihat melengkungkan bibirnya.

Melihatmu Dari Jauh 《END》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang