PART 23

443 19 0
                                        

"Saa. Boleh ngomong bentar?” Rendy nyamperin gue.

"Mau ngomong apa?” Tanya gue.

"Tapi nggk disini. Ke taman belakang sekolah yaa." Ajak dia.

"Harus banget yaa? Nggk bisa disini aja?” Tanya gue.

Jujur gue nggk nyaman berdua sama dia aja.

"Nggk. Ada hal privasi." Jawab dia.

"Ohh yaudah deh." Gue ikutin kemauan dia.

"Mau ngomong apa lo?" Tanya gue saat sampai di taman belakang.

Gue nggk mau berlama lama disini. Tempat nya lumayan sepi juga.

"Okee gue langsung ajaa. Gue nggk suka basa basi."kata dia.

"Gue suka sama lo Saa. Lo mau nggk jadi pacar gue." Tanya dia.

Gue kaget dengar itu. Jujur gue udah feeling sihh kalau dia bakal ngomong hal kayak gini. Duhh gimana yaa gue nolak nya. Biar dia nggk sakit hati. Dan gue juga dengar dari orang-orang kalau dia itu tempramental. Gue takut di apa apain sama dia. Lagian disini sepi juga.

"Duuh gimana yaa Ren. Jujur gue selama ini anggap lo sebagai teman gue. Dan masalah perasaan,  saat ini gue lagi jaga hati gue buat seseorang Ren. Gue lagi nunggu dia. Jadi maaf Ren. Gue nggk bisa terima lo. Kita temenan aja yaa." Jawab gue dengan hati-hati.

Gue lihat ada perubahan di raut wajahnya dia.

"Dari pada lo nunggu yang nggk pasti mending lo sama gue Saa. Gue bakal turutin semua kemauan lo." Nada suara dia mulai meninggi.

"Sorry Ren. Tapi gue yakin seseorang yang gue tunggu itu pasti Ren. Gue pergi dulu yaa." Gue ingin beranjak pergi dari sana.

Tapi dia cegah gue. Dia megang pergelangan tangan gue kuat banget.

"Ren lepasin. Tangan gue sakit." Pinta gue.

"Nggk. Lo harus jadi pacar gue." Dia semakin kenceng megang tangan gue.

"Gue udah bilang Ren gue nggk bisa. Kita temenan ajaa." Jawab gue.

Gue nggk bisa lagi nahan tangis gue. Seumur hidup baru kali ini gue di kasarin. Bahkan Papa dan Bg Nathan aja nggk pernah giniin gue. Walaupun mereka marah. Apalagi Kak Faro. Dia selalu memperlakukan gue dengan lembut.

Kemudian dia megang dagu gue dengan kuat.

"Lo harus jadi milik gue." Kata dia.

"Ren lepasin gue. Nggk harus gini juga kalau lo suka sama gue. Lo bisa jadi teman gue. Sakit Ren. Lepasin gue." Mohon Gue.

Gue takut banget. Disini nggk ada orang karena bel masuk udah bunyi dari tadi.

Dia mendekatkan wajah nya ke arah gue. Semakin dekat. Ya allah dia mau apain gue. Siapapun tolongin gue.

"ANJIING LO!!!" Tiba-tiba ada yang mukul dia. Ternyata itu Raka.

Seketika tangan dia yang memegang gue terlepas. Gue langsung lari ke arah Araa sama Chika. Beruntung banget mereka datang. Kalau nggk gue nggk tau gue udah di apain sama si Rendy itu.

Ara langsung meluk gue.

"Loo nggk papa kan Saa? Lo nggk di apa apain kan sama dia?" Tanya Chika dan Araa .

"Gue takut." Lirih gue.

Gue melihat Raka menghajar dia. Dan dia nggk melawan sedikitpun.

"Kurang ajar lo. Berani berani nya lo kasarin cewek. Dimana otak lo. Dasar Banci." Marah Raka.

"Yaudah sekarang kita pulang yaa. Lo keparkiran sama Chika. Biar gue yang ambil tas lo." Suruh Araa.

~~~~~~~

Sekarang kita semua lagi di rumah gue. Raka juga ikut.

"Sekarang lo ceritain semuanya." Kata Raka.

Gue pun menceritakan semuanya dari awal sampai akhir.

"Kaa lo jangan kasih tau Kak Faro yaa." Kata gue.

"Telat Saa. Gue udah terlanjur kasih tau dia." Jawab Raka.

Gue sebenarnya nggk mau bikin Kak Faro khawatir. Tapi gimana lagi. Raka udah terlanjur kasih tau dia.

Tiba-tiba Handphone nya Raka bunyi.

"Hallo bg." Jawab dia.

Fix itu pasti dari Kak Faro.

"Iyaa. Udah gue kasih pelajaran dia."

"Naesa sekarang udah di rumah. Dia baik baik aja."

Setelah itu Raka ngasihin Handphone nya ke gue.

"Iyaa kaak?" Jawab gue.

"Kamu ngk papa kan?” Tanya Kak Faro.

" iyaa ngkk papa kok. Beruntung tadi Raka nolongin aku." Jawab gue.

"Kamu tenang ajaa. Aku udah urus semuanya." Kata dia.

"Makasi yaa kak. Sekarang kamu istirahat gih. Disana kan malam." Suruh gue.

~~~~~

"Gue nggk mau ketemu dia lagi. Gue harus gimana?" Tanya gue.

"Lo izin ajaa dulu. Lo tenangin diri lo. Kita semua bakal jagain lo kok." Kata Chika.

"Iyaaa Kaa."

~~~~~~

2 hari kemudian gue baru masuk sekolah. Gue masih takut sih sebenarnya. Tapi harus gimana lagi.

"Saa. Ada berita bagus." Tiba- tiba Ara nyamperin gue.

"Si Rendy di keluarin dari sekolah." Kata Araa.

"Lahh? Kok bisa? Karena masalah gue?" Tanya gue.

"Nggk. Dia mukulin Pak Hamid. Dan sekarang Pak Hamid di Rumah sakit." Jelas Araa.

"Atas dasar apa dia mukulin Pak Hamid?" Tanya gue.

"Nggk tau juga. Dan katanya sih sekarang dia dibawa sama nyokap nya ke luar negri untuk pengobatan. Dan katanya lagi. Dia itu tempramen karena orang tuanya pisah sejak dia masih kecil. Dan dia selalu nyaksiin bokap nya yang main tangan ke nyokap nya." Jelas Araa.

"Ngeri juga Yaa. Tapi Alhamdulillah deh. Gue jadi tenang sekarang." Jawab gue.

"Naah iyaa. Bener tuh." Kata Araa.






Gimana?
Jangan lupa vote yaa teman teman online kuu




SA FA  ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang