PART 30

599 22 4
                                    


3 hari sudah Mama dan Papa pergi ninggalin gue. Gue nggk punya semangat untuk menjalani hari.Yang gue lakuin hanya rebahan sambil mandangin foto Mama dan Papa.

"Maa Paa Sasaa kangen."

~~~~~~~

Alfaro langsung menuju rumah Naesa setelah mendapat telfon dari Nathan.

"Gimana bg?" Tanya Faro.

"Udah semua orang bujuk dia untuk makan. Dia cuman diam aja. Dia belum makan dari pagi. Dan kemaren dia juga makan sedikit aja. Gue khawatir sama kesehatan nya dia." Kata Nathan.

"Biar gue coba Bg." Jawab Faro.

Alfaro masuk ke kamar Naesa. Terlihat dia sedang tiduran sambil memandangi foto. Tatapan nya kosong. Wajahnya nya pucat.

Alfaro berjalan mendekati Naesa.

~~~~~~~

"Saaa." Gue dengar suara Kak Faro.

Dia duduk di tepi kasur gue. Kemudian dia ngelus rambut gue.

"Makan Yaa." Bujuk dia.

Dari tadi semua orang maksa gue makan dan gue cuman diam aja. Gue lagi nggk pengen makan.

Gue berputar arah membelakangi dia.

"Ayoo lah Saa. Kamu jangan nyiksa diri kamu. Papa Mama pasti sedih lihat kamu kayak gini."

"Kamu makan yaa."

"Aku suapin yaa."

"Atau kamu mau makan di luar sambil liat senja? Di luar indah banget loh Saa."

"Kamu nggk kasihan sama akuu? Aku dari kantor langsung kesini looh demi kamu."

Kak Faro terus berusaha bujuk gue untuk makan. Walaupun dari tadi dia ngomong sendiri karena gue diam aja.

Gue bangun dari kasur. Kak Faro langsung senyum ke gue.

"Kamu pakai jaket yaa. Di luar lagi dingin." Kata dia.

Setelah itu dia ajak gue duduk di balkon kamar. Dan dia suapin gue makan.
Sebenarnya gue nggk pengen makan. Tapi karena gue kasihan sama dia yang udah rela nyamperin gue kesini. Padahal dia pasti lagi capek banget karena sekarang hari pertama dia masuk kantor sebagai CEO Dirgantara Group.

"Aku nggk larang kamu untuk sedih. Tapi jangan berlebihan."

"Kalau kamu kayak gini. Berarti kamu nyiksa diri kamu sendiri Saa."

"Kamu harus menerima semuanya. Kamu harus ikhlas yaa."

Nasehat dia sambil mengelus kepala gue.
Gue memeluk lengan dia. Ternyata benar udara di luar dingin.

Gue pengen menjawab kata-kata Kak Faro. Tapi entah kenapa bibir gue nggk bisa untuk berbicara.

"Aku harap kamu cepat membaik yaa. Jadi Naesa yang bahagia." Kata dia.

Gue cuman ngangguk ajaa. Gue bakal coba mengikhlaskan Mama dan Papa. Dan kembali lagi jadi Naesa yang dulu.

Setelah itu gue tertidur di bahunya Kak Faro.

~~~~~~

Alfaro turun ke bawah untuk bertemu Nathan. Karena ada yang ingin dia bicarakan.

"Gimana Roo?" Tanya Nathan.

"Udah Bg. Sekarang Sasa udah tidur." Jawab Faro.

"Makasi ya Roo." Kata Nathan.

"Iyaa sama sama." Jawab Faro.

"Ada yang ingin gue bicarakan sama lo Bg." Kata Faro.

"Tentang Apaa?” Tanya Nathan.

" Tentang Sasa." Jawab Faro.

"Dulu waktu gue mau berangkat ke Amerika. Gue janji sama Sasa kalau gue bakal lamar dia saat gue balik kesini. Dan rencananya gue bakal lamar dia waktu dia wisuda nanti. Tapi melihat keadaan sekarang dan mengingat amanat dari Om Ardi,  gue ingin melamar dan menikahi dia secepatnya. Gimana menurut lo Bg?" Tanya Alfaro.

"Sebenarnya gue dan Mbak Nayla juga lagi mikirin Sasa. Setelah ini kita bakal balik ke kegiatan masing-masing. Otomatis Sasa tinggal sendiri disini. Dan kita nggk yakin dia bisa sendiri. Kalau Sasa ikut kita gimana dengan kuliah nya dia bentar lagi wisuda. Jadi nggk mungkin bisa pindah." Kata Nathan.

"Sepertinya jalan yang baik itu yaa pendapat dari lo." Lanjut Nathan.

"Jadi Lo izinin gue untuk Nikah Sama Sasa Bg?" Tanya Faro semangat.

"Tunggu dulu." Potong Nathan.

"Lo beneran serius sama adek gue? Gue nggk mau lo nyakitin adek gue nanti nya." Tanya Nathan.

"Gue serius Bg. Gue sangat mencintai dia. Sesuai janji gue kepada Almarhum Om Ardi,  gue bakal selamanya mencintai dia seperti gue mencintai diri gue sendiri. Dan gue nggk akan nyakitin dia. Kalau gue nyakitin Naesa lo bisa bunuh gue Bg." Kata Faro.

"Okee gue pegang janji Lo. Kalau sampai lo nyakitin Naesa gue bakal bunuh Lo." Kata Nathan.

"Jadi gimana Bg? Lo ngasih gue izin kan?" Tanya Faro lagi.

"Gue pribadi,gue izinin lo untuk menikahi Naesa. Tapi gue harus bicarakan dengan yang lain dulu. Dan yang paling penting dengan Naesa." Jawab Nathan.

"Baik Bg." Jawab Faro.

~~~~~~~

2 minggu berlalu. Perlahan gue sudah bisa bangkit dari kesedihan ini.

Gue sadar nggk ada guna nya gue kayak gini. Mama dan Papa nggk akan pernah kembali lagi sama gue. Dan gue harus kembali bahagia supaya Mama dan Papa juga bahagia di atas sana.

Malam ini Kak Faro katanya mau ajak gue jalan.Gue nggk tau kemana. Tapi dia bilang gue harus dandan yang cantik karena akan ada hal spesial malam ini. Makin penasaran deh gue.

Dan ternyata dia bawa gue ke taman. Tempat pertama kali gue ngomong sama dia dan tempat dia minta nomor Wa gue dulu :v

Tapi kok tempat nya sepi yaa?

"Kok sepi yaa kak? Trus kenapa yaa tempat nya di hias pakai lampu- lampu gini" Tanya gue.

"Nggk tau juga. Tapi kamu suka nggk?" Tanya dia.

"Sukaa dong." Jawab gue.

Kemudian dia ajak gue duduk di bangku taman.

"Bagi Wa lo dong." Kata dia sambil nyerahin hp nya.

Gue paham maksud dia. Dan gue langsung mengambil hp tersebut.

"Nihh. Sekalian follow ig gue. Nanti gue follback okee." Kata gue dan balikin hp dia.

Setelah itu kita berdua ketawa.

"Masih ingat juga ternyata." Kata Kak Faro.

"Yaa masih lah." Jawab gue.

"Jadi tujuan kamu ajak aku kesini karena mau nostalgia?” Tanya gue.

" Yaa begitulah." Jawab dia.

Setelah itu kita kembali bercerita tentang masa masa SMA dulu. Tiba-tiba nada bicara Kak Faro berubah serius.

"Ekheem Saa." Panggil dia.

"Iyaa?" Tanya gue.

"Aku mau ngomong hal serius sama kamu." Kata dia.









Gimanaa??
Jangan lupa vote yaa teman- teman online kuu

SA FA  ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang