Gue bangun tidur pukul 06.30 WIB. Astagaa setengah jam lagi Kak Faro pergi. Gue nggk ada waktu lagi. Jarak bandara sama rumah gue lumayan jauh juga.
Gue langsung masuk ke kamar mandi buat cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu gue ambil cardigan dan langsung turun ke bawah. Bodoamat penampilan gue kayak gini.
"Maaa Paaa Sasa pergi dulu." Teriak gue sambil lari ke arah pintu rumah.
Gue langsung tancap gas menuju bandara bahkan mobil pun nggk gue panasin dulu.
Gue sampai di bandara pukul 7 pas. Yaa Allah apa pesawat dia udah terbang? Apa Gue telat?
Gue milih duduk di bangku ruang tunggu. Gue belum kuat buat nyetir pulang. Hancur banget gue rasanya. Gue nggk bakal ketemu dia lagi selama 6 tahun kedepan.
"Jangan nangis Saa." Kayak nya gue kenal suara ini.
Gue langsung angkat wajah gue. Dan ternyata itu Kak Faro. Ternyata dia belum berangkat. Gue nggk mau sia sia in kesempatan. Gue langsung meluk dia. Nggk peduli di sana ada papi sama adek nya dia.
"Kaak jangan tinggalin Sasaa." Gue nggk peduli baju dia basah karena air mata gue.
"Udaah udaah kamu kenapa cengeng sihh. Tambah jelek looh kalau nangis. Aku tebak pasti kamu baru bangun yaa." Dia berusaha untuk hibur gue.
"Kamu batalin ajaa yaa. Kamu disini aja." Gue berusaha cegah dia.
"Nggk bisa sayaang. Aku harus tetap berangkat. Aku pasti kembali demi kamu." Jawab dia.
Kayak nya gue emang nggk bisa nahan dia pergi.
"Kamu jangan khawatir. Disini banyak kok yang jagain kamu selama aku pergi. Raka akan sekolah di tempat kamu. Dan teman teman aku yang lain juga bakal jagain kamu. Kamu jangan sungkan minta tolong mereka. Dan aku bakal jagain kamu dari jauh" Kata dia.
"Maaf selama disana nantik aku nggk hubungin kamu. Tapi aku bakal mantau semuanya kok. Jadi jangan pikir aku menghilang dari kehidupan kamu. Aku selalu ada untuk kamu." Lanjut dia lagi.
Gue cuman bisa ngangguk dan ngangguk.
"Kamu kenapa belum berangkat? Katanya jam 7." Tanya gue.
"Sebenarnya sih jadwal penerbangan nya jam 07.30. Aku bilang jam 7 supaya kamu nggk telat." Jawab dia.
Kemudian dia meluk gue lagi.
"Jaga diri disini yaa. Jaga hati kamu buat aku. Waktu aku balik nanti aku bakal lamar kamu." Bisik dia di telinga gue.
"Iyaa Kak. Kamu juga yaa. Tepatin janji kamu untuk balik lagi kesini" Jawab gue.
Tak lama terdengar pemberitahuan kalau pesawat menuju Amerika akan segera berangkat.
"Aku pergi duluu yaaa." Pamit diaa.
"Pii Faro pergi yaaa." Pamit dia ke Papi.
"Kay, abang pergi dulu. Jagain papi dan jaga diri kamu baik baik." Pamit dia ke Kayla.
"Kaa, gue pergi dulu. Gue titip papi, kayla, sama Sasa sama lo. Jagain mereka." Pamit dia ke Raka.
"Pasti bg." Raka membalas pelukan Kak Faro.
Setelah itu Kak Faro pergi ninggalin kita. Sukses terus Kak. Cepat balik buat nepatin janji kamu ke aku. Aku selalu nunggu kamu disini.
~~~~~~~~~
Sampai di rumah gue liat ada mobil nya bg Nathan. Tumben dia pulang. Padahal baru seminggu yang lalu dia balik. Kayak nya ada hal penting nihh.
"Assalamualaikum." Gue masuk rumah dan langsung jalan menuju meja makan.
"Walaikumsalam." Jawab mereka semua.
"Dari mana lo dek? Trus mata lo kenapa? Abis nangis loo?” Bg Nathan introgasi gue. Bg Nathan emang langsung emosi kalau liat gue nangis.
" Dari bandara bg." Jawab gue lesu.
"Alfaro udah berangkat? Kamu nggk telat kan tadi?” Tanya mama lembut.
Yaa gue udah cerita semuanya ke Mama. Dan kata mama gue harus sabar dan jalani ajaa.
"Udah maa. Hampir aja tadi Naesa telat." Jawab gue.
"Emang Faro kemana?" Tanya mbak Sarah.
"Kuliah di Amerika sampai 6 tahun kedepan." Mama menjelaskan semuanya.
"Udah laah. Kamu harus semangat dong jangan lemah gini. Kan Faro janji bakal kembali lagi buat kamu." Mbak Sarah nyemangatin gue sambil ngelus ngelus rambut gue.
"Iyaaa mbak."
"Yaudah sekarang kamu Sarapan abis itu mandi. Ada hal penting yang mau abang kamu bicarain." Suruh Mama.
~~~~~
Setelah mandi gue turun lagi ke bawah. Ternyata semuanya udah pada ngumpul di ruang keluarga.
"Ada apa bg?" Tanya gue.
"Begini Saa. Jadi kemarin itu teman SMA abang lagi butuh uang. Jadi dia itu punya Cafe. Dia minta abang untuk beli Cafe nya dia. Karena dia dulu juga pernah bantuin abang jadi abang beli deh Cafe nya. Dan yang jadi masalah nya Cafe itu berada di sekitar sini sedangkan abang tinggal di luar kota. Jadi abang nggk bisa urus Cafe itu." Jelas Bg Nathan.
"Trus hubungan nya sama Sasa?" Tanya gue.
"Abang mau kamu kasih Cafe itu ke kamu. Itung-itung hadiah ulang tahun Dari abang. Kamu handle Cafe nya. Itung itung tambahan jajan kamu." Jelas Bg Nathan.
"Tapi kan aku masih sekolah bg. Masih kelas 10 juga. Nantik kalau aku nggk bisa gimana?" Tanya gue.
"Umur nggk menjamin kesuksesan seseorang. Banyak kok pengusaha diluar sana yang berhasil di usia muda nya." Nasehat Papa.
"Iyaaa lagian nih Yaa. Kamu ini anak muda. Kamu paham dong kan konsep tempat nongkrong yang di inginkan milenial zaman sekarang." Lanjut Mbak Sarah.
"Itung-itung ngisi waktu kamu sambil nunggu Faro Saa." Lanjut mama.
"Jadi gimana? Kalau kamu nggk mau abang jual lagi aja Cafe nya." Kata Bg Nathan.
"Iyaa iyaaa aku mau." Jawab gue.
"Baguss. Nanti siang kita kesana yaa." Kata Bg Nathan.
Benar juga kata mama. Untuk ngisi hari-hari gue selama nggk ada Kak faro. Dan juga hitung-hitung belajar untuk masa depan. Siapa tau ini awal yang baik buat gue.
Kalau masalah pelanggan maahh gue bisa minta teman teman gue dan teman teman Kak Faro pindah tongkrongan ke Cafe gue. Gue tinggal ubah konsepnya ajaa ke konsep milenial.
Gimanaa??
Semangat yaa Sasa jalani hari nya tanpa Faro
Jangan lupa vote yaa teman teman online kuu❤

KAMU SEDANG MEMBACA
SA FA ✔ (END)
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! . . . . . . . "Saa." - Alfaro Dirgantara. "Iyaa Kak?" - Naesa Ardiana Putri. "Aku sayang sama kamu Saa. Dan aku yakin kamu seseorang yang dikirim untuk aku. Boleh nggk aku ada di hati kamu?" - Alfaro Dirgantar...