toktok!
"PAKET! PERMISI!"
tebak siapa yang dateng.
anak-anak anjir pada dateng. malu sama tetangga sebelah gue. mereka berisik banget.
"loh loh, ada bapak jeno rupanya. lo semalem nginep disini?"
"iya. gausah lebay."
"sirik aja keong racun."
"michaa, sakit apa Ish? kok engga ngabarin gue sih?" kata jaemin.
"maag doang nana. ngabarin gimana, hp gue masih dikantor."
"kebiasaan! udah gue ingetin minum obat maag nya michak."
"iya echan, kan lupa kemaren."
"udah baikan cha? dimakan ya, bunda yang masak tadi pagi."
"udah baikan kok lucas. yampun repot-repot banget bunda."
"biara banyak makan katanya."
"bilangin makasih ya buat bunda."
"iya."
"besok-besok dimasakin apa ya sama bunda?"
"kasian yang engga punya bunda."
"haechan pekok! injun emang gada bunda."
"eh sorry injun, gue lupaa yaAllah."
"musuhan sih."
"capek temenan sama haechan."
"2in."
"3in."
"UDAHH."
semua pergi kantor kecuali jeno. alasan nya engga masuk akal. sial. muak gue.
"pak istri nya dipaksa makan ya. itu yang tadi malam aja masih utuh loh."
"semalem udah makan roti kok dok. gpp kan?"
"gpp sih, yang penting keisi lambung nya."
"oh iya dok, saya bukan istri nya cuma sekretaris aja."
"yaampun kami kira suami istri. kalian cocok banget soalnya. sekali lagi kami minta maaf ya."
"iya dok."
"kalau begitu kami permisi dulu ya."
"iya dok, terimakasih."
siang ini katanya bokap sama orangtua jeno mau mampir sini. soalnya hari ini gue udah boleh pulang sama dokter nya."
"aduh anak cantik papi bisa sakit juga toh. papi khawatir banget tau." kata papi sambil meluk gue.
"micha kan manusia juga papi."
"udah enakan badan nya?"
"udah kok pi, nanti sore udah boleh pulang."
"yampun micha ketemu kamu malah di rumah sakit. gimana keadaan kamu? maaf ya baru bisa jenguk hari ini."
"udah baik tante. gpp tante juga pasti sibuk kan."
"jeno, maaf ngerepotin kamu lagi. nanti bisa nganterin micha pulang engga ya?"
"papi sama mami mau kemana?"
"maaf banget ya sayang. mami harus nemenin papi keluar kota lagi."
"yaudah. micha sama jisung aja."
"jeno bisa kok tante."
"sama jeno aja kak, jisung belum tentu bisa nanti." kata papi.
"makasih ya jeno."
"iya tante."
sedih? sedikit. disaat gue sakit gini orangtua gue tetap sibuk sama pekerjaan nya. terus apa, nyuruh jeno. dia siapa?
"jeno hati-hati bawa mobil nya. jangan ngebut-ngebut."
"iya papah."
tadi hampir aja nelpon lucas buat minta jemput. gue bener-bener males banget sama jeno jeno jeno terus. dia marah tadi, jadi gue takut.
"maaf."
"buat?"
"udah bentak lo."
"udah biasa, santai."
mobil jeno berhenti di salah satu restoran ramen favorit gue.
"ngapain kesini?"
"makan."
"gue mau pulang."
"gue laper, lo juga."
setelah memesan beberapa menu makanan gue sama jeno kembali diam dengan pikiran masing-masing.
"hey, gue alergi telor kuning."
"gue punya nama."
"jeno."
"apa?"
"ish, ini engga mau telor nya."
"yaudah pinggirin dulu, ribet."
"kecampur nanti."
"yaudah sini, aaa." gue langsung nyuapin telor tadi ke jeno. agak akward sih.
selesai makan gue langsung dianter balik ke rumah. udah kali ini engga mampir-mampir lagi.
"dirumah sampai minggu depan. istirahat. jangan keluyuran."
"dua hari cukup."
"seminggu."
"ya."
"gue balik."
"makasih."
"iya cantik."
"APA JENO?!" keburu pergi orang nya.
setelah mobil Jeno pergi gue langsung masuk ke dalam rumah. wih lampu masih nyala, jisung belum tidur pasti.
"kakak! kangen banget ish."
"dih tumben, ini kakak bawain ramen. mau di panasin dulu engga?"
"udah nanti aja, jisung sendiri."
"tumben masih belajar jam segini."
"biasa ujian dadakan." udah pusing gue kalau disuruh baca materi punya jisung.
"yaudah belajar, kakak temenin."
"engga, lo istirahat. baru juga sembuh."
"cie perhatian."
"namanya juga sayang kakak."
"loff you."
"loff me too."
•~•~•
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEVIL BOY -lee jeno
Romancedisclaimers 16+ pernah gk sih mikir kalau jodoh kita besok adalah bos kita sendiri? enggak kn, gue pun juga seperti itu. kami berdua sudah ditakdirkan bersama walaupun banyak sekali cobaan yg diberikan, seriusan gk lebay. kami memiliki kepribadia...