"Dek, kakak berangkat ya."
Jaehyun berseru setelah mengenakan sepatu pantofel hitamnya. Cuti pernikahannya selama dua bulan telah selesai, waktunya untuk kembali mengabdi pada negara demi masa depan penerus bangsa. Benar, 'kan? Dosen juga seorang guru yang mengajar mahasiswa. Jadi Jaehyun menyebutnya dengan tugas negara.
"Tunggu dulu!" seruan Yerim membuat Jaehyun menoleh dan menemukan Yerim berlari ke arahnya dengan sebuah tempat bekal di tangannya.
"Aku buatin bekal buat kakak makan siang nanti. Dimakan ya!" pesan Yerim sambil tersenyum lebar. Membuat sang suami tersenyum geli kemudian mendaratkan sebuah kecupan di keningnya.
"Iya, nanti kakak makan," ujar Jaehyun kemudian melirik jam tangannya, "Berangkat ya? Kalau nggak jalan sekarang kakak bisa telat absen."
"Hum!" Yerim berdeham seraya menganggukkan kepalanya, "Dadah hati-hati pak dosen."
Yerim tersenyum sesaat setelah melambaikan tangannya pada Jaehyun yang baru saja meninggalkan pekarangan rumah mereka dengan mobil.
"Oke. Waktunya kita perang!" seru Yerim kemudian mengangguk yakin. Ia meraih notebook kecilnya yang tergeletak di meja makan dan membuka catatannya.
"Bangun pagi, sukses!" Yerim menggoreskan pulpennya membuat tanda centang dengan ekspresi senang.
"Masak sarapan buat kak Jaehyun, sukses!"
"Sekarang ... Oke ayo kita masak!" Yerim berseru kemudian berlari kecil kearah dapur. Baru saja ia melangkahkan kakinya beberapa langkah, Yerim tiba-tiba teringat tentang sesuatu.
"Oh iya tapi masak apa. Kalau masak dari resep kemarin kayaknua aku ragu, deh," gumam Yerim sambil sedikit memajukan bibir bawahnya.
"Ah tanya mama ajadeh," usulnya kemudian melangkah ke ruang tengah dan menyiapkan notebook beserta pulpen.
"Mamaaa," sapa Yerim sesaat setelah nada sambung panggilannya berubah menjadi suara sang mama.
"Iya sayang. Ada apa? Gimana rumah barunya? Mama belum sempat kesana, Yerimie. Jaehyun mana? Kok sepi? Ngajar ya? Oiya kamu gimana? Udah jadi istri jangan bangun siang terus. Nanti yang ada Jaehyun cari istri baru." Yerim merotasikan matanya malas. Selalu seperti ini. Baru saja Yerim mengucapkan satu kata, mamanya sudah memborbardirnya dengan segala macam pertanyaan.
"Mama apasih yang terakhir itu. Jangan ngomong gitu dong," decak Yerim yang disahuti sebuah kekehan dari sang mama.
"Iya nggak kok nggak. Jadi gimana rumah barunya?" tanya sang mamaㅡ Irene.
"Lumayan gede buat berdua. Aku bisa main bola nih di ruang tengah," jawab Yerim asal. Irene mendecih.
"Kamu ini masih aja aneh-aneh. Padahal udah jadi istri orang," omel Irene.
"Kalau kata Kak Jaehyun nih, itu adalah salah satu caraku untuk berekspresi dan berkreasi. Jadi nggak dilarang, Ma," terang Yerim bangga.
"Tetep aja ya. Mama nggak mau nanti anak mama dibilang bocah. Emangnya mau kamu kalau denger ucapan 'Jaehyun nikah sama bocah'," sungut Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
Fanfiction"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...