37🌹Loving

1.2K 169 28
                                    

"Nah, selesai!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, selesai!"

Yerim berseru semringah kala dirinya berhasil menyelesaikan satu set sarapan lengkap untuk Jaehyun. Setangkup roti lapis berisi daging, selada, keju, dan telur mata sapi. Ditambah semangkuk buah persik dan segelas susu kedelai.

Perempuan itu tampak begitu bersemangat untuk membuat suasana rumah kembali bersinar dan menyenangkan. Walaupun memang hari ini baru seminggu setelah kematian ayah mertuanya, tapi hidup juga terus berjalan. Tidak bisa terus menerus sedih, 'kan? Ayah mertua juga pasti tidak senang melihatnya, pikir Yerim.

Dirinya agak tidak menyangka jika Jaehyun bersikeras untuk kembali ke rumaah mereka berdua bukan rumah orang tuanya. Karena yah ... mungkin Jaehyun masih ingin berkabung sambil mengingat kenangan bersama ayahnya di rumah mereka. Ternyata pemikiran Yerim salah.

"Sudah ada Kak Soojung dan Kak Jongin di sana. Bunda juga pasti tidak apa-apa bersama Kak Soojung. Kita kembali ke rumah kita saja," ucap Jaehyun hari itu.

Dengan sebuah nampan di tangannya, Yerim melangkah ke arah kamar. Menemukan Jaehyun sudah bangun dan baru saja membuka jendela kamar.

"Good morning!" sapa Yerim dengan senyuman lebar, membuat Jaehyun yang menoleh ke arahnya ikut tersenyum. Walaupun bukan senyum paling lebar dan paling tulus yang pernah laki-laki itu tunjukkan. Tak apalah toh suaminya sedang dalam suasana berduka, pikir Yerim.

"Hei, good morning, Sayang," sahut Jaehyun kemudian menghampiri sang istri yang baru saja meletakkan nampan di atas meja kerjaㅡyang akhirnya bersih dari tumpukan kertas karena Jaehyun cuti mengajar.

Dikecupnya kening sang istri, membuat perempuan itu tersenyum senang dan merasakan lengan Jaehyun melingkar di pinggangnya. Yerim mendongak menatap sang suami dan memeluknya.

"Adek bikin sarapan buat kakak," pamer Yerim dengan senyuman lebar membuat deretan giginya terpampang jelas. Laki-laki itu terkekeh kemudian mengusap kepala Yerim.

"Padahal baru aja kakak mau keluar," ucap Jaehyun. "'Kan bisa makan di meja makan nanti," lanjutnya membuat Yerim terkekeh.

"Hum, ya nggak apa-apa. Di sini juga rasanya sama aja, sama-sama bareng kakak." Jaehyun mendengkus geli mendengar gombalan Yerim yang terlewat gemas menurutnya. Dicubitnya pipi tembam itu dengan gemas.

"Iya, Sayang. Oke-oke," pungkas Jaehyun menurut. Laki-laki itu beranjak untuk mengangkat nampan itu dari meja kerja ke meja kecil tepat di depan sofa.

"Sarapan bareng 'kan? Yuk," ajak Jaehyun diikuti anggukan semringah dari Yerim yang mengekor di belakang laki-laki itu untuk beranjak ke sofa.

"Banyak banget, nih. Bangun jam berapa tadi istriku untuk siapkan makanan sebanyak ini?" kekeh Jaehyun memandangi deretan makanan di atas nampan. Membuat Yerim yang duduk di sebelahnya tampak tersipu.

Sudah berbulan-bulam menjadi istri dan mendengar semua gombalan Jaehyun, bisa-bisa Yerim masih tersipu. Heran.

"Um, jam ... enam atau tujuh ya tadi," jawab Yerim seraya menerawang ke arah jam dinding. Sementara Jaehyun terkekeh dan menyuap sepotong buah persik ke dalam mulutnya.

"Istriku sekarang makin keren, ya," puji Jaehyun dengan pipi penuh dengan buah yang ia kunyah. Yerim terkekeh sambil memandangu lekat sang suami.

"Iya, dong! Kim Yerim gitu loh," seru Yerim bangga. Membuat Jaehyun terkekeh kemudian mengusak kecil rambutnya.

"Terima kasih, ya," kata Jaehyun selepas mulutnya selesai mengunyah buah dan menelannya. Sepasang mata laki-laki itu menatap lekat sang istri yang kini memandanginya dengan mata mengerjap.

"Terima kasih karena terus berusaha ngehibur kakak. Harusnya kakak yang tidak boleh begini." Jaehyun tersenyum dengan tangannya yang terulur untuk mengusap kepala Yerim hingga perlahan turun untuk mengusap pipinya.

"Maaf karena membuat kamu khawatir. I feel better right now. That's cause you, my baby," ujar Jaehyun sambil tersenyum. Membuat Yerim yang memandanginya terdiam.

"Semakin ke sini, kamu semakin nunjukkin kalau kakak tidak salah buat ambil langkah cepat waktu itu. You're a good wife. Wonderful, pretty, smart, cool, and gorgeous wife. Kakak senang sekali," puji Jaehyun sebelum ia mendaratkan sebuah kecupan di kening Yerim.

"Terima kasih untuk tetap bertahan sama kakak. Terima kasih juga karena sudah membantu kakak buat tepati janji kakak sama ayah dan papa." Jaehyun tersenyum lebarㅡkali ini dengan senyuman tulus yang begitu Yerim suka.

Perempuan itu tampak kehabisan kata-kata dengan ucapan Jaehyun, membuatnya memilih untuk berhambur memeluk sang suami dengan erat.

"Hng, adek bingung mau jawab apa. Pokoknya aku sayang banget sama kakak," ujar Yerim sambil terus mengeratkan pelukannya pada pinggang Jaehyun. Laki-laki itu terkekeh sambil mengusap kepala Yerim.

"Ah, aku tahu mau jawab apa," celetuk Yerim di sela kegiatan peluk memeluknya. Membuat Jaehyun menaikan alis dan menatap Yerim penasaran.

"Aku nggak masalah sama itu. Karena tugas aku itu mencintai Kak Jaehyun, sampai kapan pun. Adek akan terus berusaha buat sayang sama kakak," ujar Yerim dengan senyuman lebar.

"Adek sayang banget sama kakak!" lanjutnya, membuat Jaehyun yang mendengarnya terkekeh geli.

"Gemasnya istri kakak," sahut Jaehyun sebelum menarik Yerim semakin dalam ke dekapannya dan menghujani pipi hingga leher sang istri dengan kecupan. Membuat perempuan itu tertawa geli.

"Kakak, geli!" protes Yerim di sela tawanya. Membuat Jaehyun tertawa kecil dan menampakkan sepasang lesung pipinya dalam.

"Kalau gitu mau punya anak sekarang, nggak?" celetuk Jaehyun, membuat Yerim refleks terdiam.

"Hah?" Yerim mengeong seperti sedang mengembuskan napas pada kerang agar kerang itu keluar dari cangkangnya.

"Um, anak. Mau laki-laki atau perempuan? Kita rencanakan dari sekarang," ucap Jaehyun sebelum mendekatkan wajah ke telinga Yerim. "Jadi kakak bisa atur posisinya gimana nanti," bisiknya kemudian, membuat Yerim bergidik ngeri mendengarnya.

Oke, Jung Jaehyun sudah kembali seperti biasa sepertinya.

"Terlepas dari segala macam tugas sebagai istri, hal utama yang harus dilakukan adalah selalu mencintai suaminya dalam keadaan apa pun 'kan?"- Kim Yerim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlepas dari segala macam tugas sebagai istri, hal utama yang harus dilakukan adalah selalu mencintai suaminya dalam keadaan apa pun 'kan?"
- Kim Yerim

"Terlepas dari segala macam tugas sebagai istri, hal utama yang harus dilakukan adalah selalu mencintai suaminya dalam keadaan apa pun 'kan?"- Kim Yerim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ps: udah siap buat end belum? hehe :)

GOOD WIFE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang