"Yang pertama banget itu, masak."
"Sehabis itu cuci, jemur, lipat pakaian."
"Cuci piring sampai nggak ada minyak yang nempel."
"Hmm, apa lagi ya."
Yerim memainkan pulpen ke dagunya sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Prinsip Kim Yerim sebelum berperang yaitu, menyiapkan amunisi dan mengenali lawan. Perang? Yap benar. Yerim akan berperang untuk menaklukkan semua pekerjaan rumah.
Ia akan membuktikan kalau, Kim Yerim bisa menjadi seorang istri yang keren. Tidak kalah dengan istri-istri yang sering ia lihat di drama. Terlihat elegan dan pintar dalam segala hal. Yerim ingin sekali menjadi seperti itu.
"Lagi apa, Dek?" Suara Jaehyun mengejutkannya. Membuat Yerim mendelik kearah Jaehyun yang baru saja keluar dari kamar mandi terkekeh.
"Matanya hampir keluar itu, Sayang." Jaehyun terkekeh sambil naik keatas tempat tidur dan beringsut masuk ke dalam selimut. Ia memeluk pinggang Yerim setelahnya.
"Lagi apa?" tanya Jaehyun lagi.
"Pertanyaannya kayak orang basa-basi banget ih. Basi banget," canda Yerim diikuti kekehan dari Jaehyun.
"Oke oke Kakak ralat. Nulis apa?" kekeh Jaehyun sambil melirik kearah notebook bersampul ungu di pangkuan Yerim.
Yerim terkekeh, "I made my to do list."
"To do list?" Jaehyun mengerutkan dahinya sambil mendongakkan wajahnya menatap Yerim yang menyahutinya dengan dehaman.
"Adek 'kan mau perang, jadi harus catat musuh-musuhnya dulu. Terus adek pelajarin lewat internet. Nah sehabis itu dipraktekin deh," jelas Yerim dengan senyuman lebar di wajahnya. Jaehyun tertawa pelan sambil mengeratkan pelukannya.
"Gemas sekali, Istriku. Makin sayang." Jaehyun tersenyum kemudian mengendus pelan pinggang sang istri.
"Kak geli ihh!" pekik Yerim. Membuat Jaehyun sedikit menjauhkan wajahnya dari pinggang sang istri.
"Besok kakak udah ngajar lagi. Kamu di rumah sendirian, ada rencana apa besok?" tanya Jaehyun sesaat setelah merubah posisinya untuk menyandarkan kepalanya di paha Yerim. Sang istri berdeham pelan.
"Tadinya adek mau main sama kak Wendy. Tapi katanya lagi di Jeju, ngidam." Yerim sedikit memajukan bibirnya.
"Ngidam?" Jaehyun menaikkan alisnya. Yerim mengangguk menyahuti pertanyaan Jaehyun.
"Adek senang, sih. Akhirnya kak Wendy hamil. Kak Taeil juga udah usaha segala macem 'kan. Penantian lima tahun akhirnya dapat momongan juga," ujar Yerim kemudian tersenyum. Jaehyun mengangguk setuju kemudian kembali memeluk pinggang Yerim dan mengusapnya lembut.
"Kalau begitu, kakak mau nambahin to do list kamu juga," ucap Jaehyun kemudian merebut pulpen dari tangan Yerim dan menuliskan sesuatu di notebook milik Yerim. Sementara Yerim memperhatikan Jaehyun sambil mengerutkan dahi.
"Hamil dan punya anak sama Kak Jaehyun," baca Yerim yang membuat Jaehyun terkekeh.
"Ih tapi adek ...," ucap Yerim, "adek belum siap." Ia berucap pelan. Jaehyun terdiam.
"Kak," panggil Yerim sambil memperhatikan raut wajah sang suami. "Bukan apa-apa. Tapi aku belum siap buat ngurusnya. Ilmu adek masih cetek banget."
Jaehyun terkekeh pelan kemudian merapatkan selimutnya, "Iya, Sayang. Nggak perlu buru-buru. Nanti ya kalau kamu sudah siap." Jaehyun tersenyum.
"Hum." Yerim mengangguk sambil mengusap kepala Jaehyun.
"Jadi besok rencananya mau apa? Mau kakak antar dulu kemana gitu, sebelum kakak ke kampus?" Yerim menggeleng pelan.
"Adek mau dirumah aja. Mau cobain menu masakan yang adek dapet dari internet hehe," jawab Yerim sumringah. Jaehyun mengangguk.
"Oke. Kalau gitu, ayo tidur. Mau peluk," pinta Jaehyun sambil menatap Yerim lekat. Yerim terkekeh pelan.
"Iya iya. Dasar bayi besar," ujar Yerim sambil meletakkan notebok dan pulpennya di atas meja nakas. Ia beringsut ke dalam selimut dan menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Jaehyun. Kebiasaan setiap tidur.
Siapa yang menyangka kalau laki-laki bernama Jung Jaehyun ini selalu merengek untuk memeluk istrinya saat akan tidur. Luarnya saja yang terlihat karismatik, tapi dalamnya seperti bayi.
"Dek," panggil Jaehyun di sela kegiatan cuddling mereka. Yerim berdeham.
"Waktu itu kakak pernah dikasih pesan sama Pak Kyuhyun," ujar Jaehyun sambil mengusap punggung sang istri.
"Pesan? Pesan apa? Pesan berantai?" canda Yerim. Jaehyun terkekeh.
"Bukan. Tapi katanya gini, 'Punya istri itu lebih baik jago di ranjang, daripada jago di dapur'," lontar Jaehyun.
"Dih mesum nih!" tuduh Yerim.
"Belum selesai, dek. Nah setelah itu dia bilang, 'Karena kalau tidak jago di dapur, kita bisa makan di luar. Tapi kalau tidak jago di ranjang, ya masa kita tidur di luar?'. Gitu katanya," kekeh Jaehyun dengan senyuman yang membuat Yerim bergidik ngeri.
"Pasti ini orang mikir yang nggak-nggak deh," batin Yerim.
"Iya terus, Kak? Pasti ada maksud tersembunyi 'kan ngomong begini?" selidik Yerim. Sebuah senyuman membuat lesung pipi Jaehyun semakin terlihat.
"Hm ya gitu, deh. Masa harus kakak bilang secara gamblang, sih? Nanti kamu malu," bisik Jaehyun.
"Oh ada yang bangun?"
"Dek, pesan dari Pak Kyuhyun kayaknya ada benarnya lho. Nanti kita jadi sering makan di luar, nah baru deh sampai rumah adek yang beraksi melawan kejahatan."
- Jung Jaehyun
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
Fanfiction"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...